Ringkasan Berita:

• Shavina Febria (kelas 10) dari Smariduta mencatat debut impresif, membawa tim Runner Up DBL Madiun dan lolos ke East Java Championship.
• Langkah Smariduta terhenti di Championship setelah kalah telak 7-65 dari Sinlui pada 30 Oktober 2025.
• Shavina bangga atas pencapaian debut di level Jatim; tantangan terberat di Madiun adalah gaya bermain lawan yang agresif/kasar.
• Momen paling berkesan adalah kualitas waktu bersama tim (quality time) selama kompetisi.

SURYA.co.id - Bagi Shavina Febria Chintya Putri, pebasket putri dari SMAN 1 Kedungwaru Tulungagung (Smariduta), partisipasinya di Honda DBL with Kopi Good Day 2025 East Java Championship menjadi pengalaman berharga sekaligus pencapaian luar biasa.

Ajang yang digelar di DBL Arena Surabaya itu menjadi momen bersejarah bagi siswi kelas 10 ini untuk tampil di tingkat Jawa Timur.

Baca juga: Berambisi Tembus Final, SMAN 3 Blitar Siap Kalahkan SMA St Louis 1 Surabaya di Fantastic Four

Baru menapaki tahun pertama di SMA, Shavina langsung menorehkan debut impresif di Honda DBL with Kopi Good Day 2025 East Java-West (DBL Madiun).

Ia berperan penting dalam membawa putri Smariduta meraih gelar Runner Up dan memastikan tiket menuju DBL East Java Championship.

Sayangnya, langkah Smariduta harus terhenti lebih awal setelah kalah dari SMA St Louis 1 Surabaya (Sinlui) dengan skor 65-7 pada laga yang berlangsung Kamis, 30 Oktober 2025.

Meski begitu, Shavina tetap menganggap pencapaiannya sejauh ini sebagai hal yang membanggakan.

“Bisa sampai ke DBL Arena di Surabaya rasanya sudah senang banget,” ungkap Shavina dengan penuh rasa syukur.

Momen Istimewa

Menurut Shavina, bisa menembus DBL East Java Championship merupakan momen istimewa di tahun pertamanya di SMA.

Ia mengaku bangga karena capaian itu terjadi saat debutnya di level DBL, meski sudah menekuni basket sejak duduk di kelas 6 SD.

Pemain muda tersebut juga menilai bahwa tantangan terberat selama berlaga di DBL Madiun adalah menghadapi lawan dengan gaya bermain yang agresif.

Ia mengatakan bahwa sebagian besar lawannya menampilkan permainan keras sepanjang turnamen.

“Lumayan kaget sih, agak bingung juga. Soalnya mereka mainnya kasar banget, nggak kayak Sinlui hari ini,” ujar Shavina.

Selain menghadapi tekanan dari lawan, Shavina juga merasakan ketatnya persaingan antar tim di Madiun hingga Surabaya karena semua tim memiliki tekad kuat untuk menembus babak DBL East Java Championship.

Meski kalah dari Sinlui, Shavina tak ingin larut dalam kekecewaan.