Pertahanan Semesta Presiden Prabowo Subianto

Doktrin pertahanan yang diajukan oleh Presiden Prabowo tidak bergeser dari sistem pertahanan semesta.

Editor: irwan sy
Foto Istimewa PDI Perjuangan
Said Abdullah, Ketua DPP PDI Perjuangan. 

Tetapi yang kita perlukan menganalisis kembali, apakah sistem pertahanan, dan apakah jalan kita menuju Minimum Essential Force (MEF) sudah on the track?

Doktrin pertahanan yang diajukan oleh Presiden Prabowo tidak bergeser dari sistem pertahanan semesta.

Sistem pertahanan semesta dirumuskan oleh Jenderal AH Nasution, dalam Bukunya Pokok Pokok Gerilya.

Sifat dari sistem pertahanan semesta melibatkan seluruh rakyat dan sumber daya nasional dalam membangun pertahanan.

TNI dan Polri sebagai kekuatan pertahanan dan keamanan utama, yang di topang oleh partisipasi aktif rakyat terlatih dalam bela negara.

Doktrin ini masih sangat relevan, sebab dunia kini tidak hanya mengarah pada perang konvensional, tetapi juga ada perang politik, ekonomi, budaya dan cyber.

Dalam perang non konvensional, TNI dan Polri tentu ada keterbatasan.

Oleh sebab itu diperlukan dukungan rakyat terlatih, kaum profesional yang ahli di bidangnya masing masing, terintegrasi dengan kekuatan TNI dan Polri.

Walaupun medan perang mutakhir sudah multifront, tidak serta merta kekuatan pertahanan konvensional tidak diperlukan.

Karena itu, MEF TNI diperlukan sebagai alat konfirmasi, apakah TNI sudah mampu memenuhi kebutuhan pokok minimum pertahanan yang ideal?

Untuk memenuhi MEF TNI, dibutuhkan dukungan pengembangan organisasi, kemampuan industri militer, dukungan anggaran, dan profesionalitas prajurit.

Dari sisi organisasi, sejak Presiden Prabowo menjadi Menteri Pertahanan, beliau telah membentuk enam Komando Daerah Militer baru, 14 Komando Daerah Angkatan Laut, tiga Komando Daerah Angkatan Udara, satu Komando Operasi Udara, enam grup Komando Pasukan Khusus, 20 Brigade Teritorial Pembangunan, satu Brigade Infanteri Marinir, satu Resimen Korps Pasukan Gerak Cepat, 100 Batalion Teritorial.

Pembangunan lima Batalion Infanteri Marinir, dan lima batalion Komando Korps Pasukan Gerak Cepat.

Industri nasional yang menopang kebutuhan alat pertahanan (alutsista) juga berkembang.

Kita telah memiliki PT PAL yang mampu membuat kapal perang, kita memiliki PT Pindad yang memproduksi tank, senapan tempur, dan arteleri berat lainnya.

Sumber: Surya
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved