Polemik di PBNU

Duduk Perkara Gus Yahya Didesak Mundur dari Jabatan Ketua Umum PBNU, Ini 3 Alasan Pemicunya

Terungkap duduk perkara Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBN)U, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), didesak mundur. 

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase TribunJatim Yusron Naufal Putra/KOMPAS.com Adhyasta Dirgantara
(kiri ke kanan) Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) saat memberikan penjelasan seusai menggelar rapat dengan jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dari berbagai daerah di Indonesia yang dipusatkan di Hotel Novotel Samator Surabaya, Minggu (23/11/2025) dini hari. Gus Yahya jumpa pers di Hotel Bidakara, Jakarta, Minggu (28/7/2024). 
Ringkasan Berita:
  • Rapat Harian Syuriyah PBNU mendesak Ketua Umum Gus Yahya mundur dari jabatan dalam 3 hari.
  • Desakan itu didasari isu mengundang narasumber Zionisme Internasional dan indikasi pelanggaran tata kelola keuangan.
  • Gus Yahya menegaskan tidak akan mundur.
  • Sekjen PBNU, Gus Ipul, meminta seluruh pengurus dan warga NU tetap tenang, menyerahkan penyelesaian dinamika internal organisasi kepada jajaran Syuriyah yang dipimpin Rais Aam.

 

SURYA.CO.ID - Terungkap duduk perkara Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBN)U, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), didesak mundur. 

Isu desakan Gus Yahya mundur kali pertama muncul dari informasi risalah rapat harian Syuriyah PBNU, yang beredar ke masyarakat. 

Desakan itu didasari sejumlah poin yang akhirnya menjadi alasan desakan Gus Yahya mengundurkan diri. 

Pertama, rapat memandang bahwa diundangnya narasumber yang terkait dengan jaringan Zionisme Internasional dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU) sebagai narasumber kaderisasi tingkat tertinggi NU telah melanggar nilai dan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah An Nahdliyah serta bertentangan dengan Muqaddimah Qanun Asasi NU.

Kedua, rapat memandang bahwa pelaksanaan AKN NU dengan narasumber yang terkait dengan jaringan Zionisme Internasional di tengah praktik genosida dan kecaman dunia internasional terhadap Israel telah memenuhi ketentuan Pasal 8 huruf a Peraturan Perkumpulan NU Nomor 13 Tahun 2025 tentang Pemberhentian Fungsionaris, Pergantian Antar Waktu dan Pelimpahan Fungsi Jabatan, yang mengatur bahwa pemberhentian tidak dengan hormat dilakukan terhadap fungsionaris dikarenakan yang bersangkutan melakukan tindakan yang mencemarkan nama baik Perkumpulan.

Ketiga, rapat memandang bahwa tata kelola keuangan di lingkungan PBNU mengindikasikan pelanggaran terhadap hukum syara', ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, Pasal 97-99 Anggaran Rumah Tangga NU dan Peraturan Perkumpulan NU yang berlaku, serta berimplikasi yang membahayakan pada eksistensi Badan Hukum Perkumpulan NU.

Bahwa dengan mempertimbangkan poin 1, 2 dan 3 di atas, maka Rapat Harian Syuriyah memutuskan menyerahkan sepenuhnya pengambilan keputusan kepada Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam.

Musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam memutuskan KH Yahya Cholil Staquf harus mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum PBNU dalam waktu tiga hari terhitung sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU.

Jika dalam waktu tiga hari tidak mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum PBNU.

Risalah rapat harian syuriyah tersebut ditandatangani Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar.

Respons Gus Yahya

Baca juga: 4 Poin Respon Gus Yahya Soal Desakan Mundur Dari Ketua Umum PBNU, Tuntaskan Mandat 

Gus Yahya menegaskan, saat ini tak akan mundur dari jabatannya meskipun mendapat desakan dari Syuriah.

Secara ketentuan organisasi, Gus Yahya mengatakan hasil rapat harian Syuriah yang sebelumnya mendesak ia mundur, tak bisa jadi alasan.

Penegasan Gus Yahya tersebut disampaikan seusai ia menggelar rapat dengan jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) dari berbagai daerah di Indonesia yang dipusatkan di Hotel Novotel Samator Surabaya, Minggu (23/11/2025) dini hari.

Rapat ini diikuti puluhan perwakilan PWNU.

Dalam rapat tertutup itu, Gus Yahya mengatakan, sudah menjelaskan persoalan yang terjadi belakangan ini.

"Mereka saya persilakan untuk melakukan koordinasi di antara PWNU untuk membuat kesepakatan menyikapi apa yang sedang berlangsung ini. Mereka akan bekerja independen," kata Gus Yahya.

Tegas Tak Akan Mundur

Baca juga: BREAKING NEWS - Tegaskan Tak akan Mundur sebagai Ketua Umum PBNU, Gus Yahya: Teruskan Mandat

Gus Yahya menyatakan, hingga saat ini belum menerima dokumen fisik apapun secara resmi dari Syuriah termasuk hasil rapat beberapa waktu lalu yang meminta ia mundur sebagai ketua umum.

Meski demikian, salinan risalah rapat Syuriah yang beredar tersebut, dinilai tidak memenuhi standar resmi organisasi.

"Karena kalau dokumen resmi itu tanda tangannya digital sehingga bisa benar-benar dipertanggungjawabkan, kapan tanda tangannya oleh siapa dan seterusnya itu bisa dipertanggungjawabkan," ungkap Gus Yahya.

Dari alasan tersebut, Gus Yahya menegaskan tidak akan mundur dari jabatan sebagai ketua umum.

Menurutnya, karena ia terpilih dari forum Muktamar ke-34 di Lampung pada tahun 2021 lalu, sehingga harus menuntaskan satu periode kepemimpinan selama lima tahun.

"Saya sama sekali tidak terbesit pikiran untuk mundur. Saya mendapat mandat 5 tahun dan akan saya jalani selama 5 tahun, Insya Allah saya sanggup," tukasnya.

Selain menyoroti soal surat, dalam kesempatan ini Gus Yahya mengatakan secara AD/ART, rapat harian Syuriah tidak memiliki kewenangan untuk memberhentikan pengurus apalagi mencopot jabatan ketua umum.

"Jadi maka kalau kemudian rapat harian Syuriah ini menyatakan atau membuat satu implikasi untuk memberhentikan ketua umum, maka itu tidak sah," tandas Gus Yahya.

Lebih jauh, Gus Yahya merasa yakin gonjang-ganjing di internal ini, akan segera kelar.

"Insyaallah akan ditemukan jalan keluar yang baik untuk kemaslahatan bersama, untuk kemaslahatan umat, bangsa dan negara. Ini yang kita harapkan dan saya tidak akan berhenti untuk mengupayakan hal itu," ujarnya.

Sekjen PBNU Minta Pengurus Jaga Keteduhan

Terpisah, Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyerukan seluruh pengurus NU tetap tenang dan menjaga suasana tetap kondusif menyikapi dinamika yang sedang terjadi di internal organisasi tersebut.

Gus Ipul menegaskan, apa yang terjadi saat ini merupakan perkara organisasi biasa yang sedang ditangani oleh jajaran Syuriah PBNU sesuai mekanisme internal yang berlaku.

“Ini dinamika organisasi yang sedang berjalan."

"Saya minta semua pengurus dan warga NU tetap tenang, tidak terbawa arus berita yang menyesatkan, dan tidak memperbesar kesalahpahaman,” ujar Gus Ipul di Jakarta, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.

Dia meminta seluruh pengurus NU di berbagai tingkatan untuk tetap berkonsolidasi, menjaga ukhuwah, serta menahan diri dari langkah atau pernyataan yang dapat memperkeruh keadaan.

“Ikuti seluruh perkembangan hanya melalui informasi resmi yang disampaikan jajaran Syuriah PBNU. Jangan terpengaruh kabar yang tidak jelas sumbernya,” kata dia.

Menurut dia, seluruh proses organisasi saat ini berada di tangan pemilik otoritas tertinggi dalam struktur PBNU, yakni jajaran Syuriah PBNU yang dipimpin Rais Aam dan dua wakil Rais Aam.

“Kita serahkan sepenuhnya kepada Rais Aam dan para wakilnya. Insyaallah semua akan diselesaikan dengan baik, proporsional, dan sesuai adab organisasi,” ujarnya.

Gus Ipul juga mengajak seluruh warga NU untuk memperbanyak sholawat dan menjaga ketenangan hati. Ia memastikan dinamika internal PBNU akan diselesaikan melalui mekanisme organisasi yang sah dan penuh kehati-hatian.

“Mari tetap menjaga suasana teduh. Perbanyak selawat, jangan ikut menyebarkan kabar yang tidak pasti,” kata dia.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved