Prada Lucky Tewas
Sosok Letkol Inf Justik Handinata yang Tolak Bersalaman dengan Ibu Prada Lucky Namo, Keluarga Kecewa
Prada Lucky Namo adalah anak buah Letkol Inf Justik Handinata di Yonif TP 834/WM yang tewas usai dianiaya para seniornya.
Ringkasan Berita:
- Letkol Inf Justik Handinata, Komandan Batalion Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM) hadir bersaksi di sidang kasus kematian Prada Lucky Namo, pada Senin (17/11/2025).
- Keluarga Prada Lucky meminta bersalaman dengan Letkol Justik Handinata, namun tak ditanggapi.
- Dalam kesaksiannya Letkol Justik mengaku sempat memeriksa Prada Lucky, namun tak sadar ada bekas penganiayaan.
SURYA.CO.ID - Ini lah sosok Letkol Inf Justik Handinata, Komandan Batalion Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM) yang menolak bersalaman dengan Ibu kandung Prada Lucky Namo, Sepriana Paulina Mirpey.
Prada Lucky Namo adalah anak buah Letkol Inf Justik Handinata di Yonif TP 834/WM yang tewas usai dianiaya para seniornya.
Senin (17/11/2025), Letkol Justik Handinata dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan kasus kematian Prada Lucky Namo di Pengadilan Militer III-15 Kupang, Senin (17/11/2025).
Namun, kehadiran Letkol Inf Justil Handinata justru membuat kecewa keluarga Prada Lucky.
Sepriana kecewa karena Justik enggan bersalaman dengannya.
Baca juga: Sosok Lettu Inf Rahmat yang Hentikan Penyiksaan Prada Lucky Namo, Bereaksi Saat Lihat Banyak Luka
Sepriana bahkan duduk di depan ruang saksi dan meminta Justik segera keluar dari ruangan yang dikunci dari dalam, hanya untuk berjabat tangan.
Sepriana menangis sambil meluapkan emosinya:
"Kami menunggu hanya untuk pegang tangan. Ternyata komandan batalion egonya seperti ini," kata Sepriana.
Sepriana pun mendesak agar Danyon keluar.
"Kasih keluar Danyon, saya hanya mau omong dengan dia. Anak saya mati di batalion yang dia pimpin, dia mau selamatkan pangkat, jabatan, dan harga diri. Dia biarkan anak saya disiksa berhari-hari. Kasih keluar dia tu. Hadapi saya di sini," ujar Sepriana.
Sepriana kesal karena sebagai pimpinan tertinggi, Letkol Justik dianggap tidak bisa menyelamatkan Lucky dari siksaan para seniornya.
Dia juga menuduh Justik mengetahui kronologi penganiayaan yang dialami putranya.
Dengan nada emosional, Sepriana menantang Justik.
"Hei komandan batalion. Hadapi saya, ibu kandungnya Lucky. Saya sudah terlalu emosi ini. Anda sudah tahu kejadian semua sampai anak saya disiksa sampai di rumah sakit. Anda punya hati dari batu kah? Anda punya ibu atau tidak Danyon?" kata Sepriana.
Karena tidak ada tanggapan dari Justik, Sepriana bersama keluarganya lalu berjalan menuju ke ruang belakang Pengadilan Militer.
Adapun Justik keluar dari dalam ruang saksi dan segera berjalan menuju mobil jenis Daihatsu Xenia yang tertutup kacanya, lalu keluar dari area pengadilan.
Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), prajurit TNI Angkatan Darat yang bertugas di Batalion TP 834 Waka Nga Mere, meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025), setelah diduga dianiaya oleh para seniornya.
Sebelum meninggal, Lucky sempat dirawat intensif di Unit Perawatan Intensif (ICU) RSUD Aeramo, Kabupaten Nagekeo.
Siapakah Letkol Inf Justik Handinata?
Letkol Infanteri Justik Handinata adalah perwira menengah TNI AD yang saat ini memimpin Batalyon Infanteri Teritorial Pembangunan 834/Wakanga Mere (Yonif TP 834/WM) di Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
Ia resmi menerima tongkat komando satuan ini dalam upacara militer yang dipimpin Pangdam IX/Udayana dan Danrem 161/Wira Sakti.
Sebelum menjabat sebagai Komandan Yonif TP 834/WM, Letkol Justik telah melalui berbagai penugasan yang membentuk rekam jejaknya, baik di medan tempur maupun di bidang pembinaan personel.
Nama Letkol Justik belakangan menjadi sorotan publik setelah kasus tragis yang menimpa Prada Lucky Chepril Saputra Namo, prajurit muda di bawah komandonya.
Pada malam 28 Juli 2025, ia dikabarkan memerintahkan bawahannya untuk menghentikan segala bentuk kekerasan terhadap Prada Lucky.
Namun, meski perintah tersebut telah diberikan, tindakan penganiayaan tetap berlanjut hingga menimbulkan korban jiwa.
Kesaksian di sidang
Dalam kesaksiannya, Letkol Inf Justik Handinata mengaku sempat memeriksa kondisi almarhum Prada Lucky sebelum korban meninggal dunia.
Namun saat pemeriksaan pada 30 Juli 2025, ia tidak menyadari adanya bekas luka atau tanda-tanda penganiayaan.
Ia menegaskan pada saat itu tidak ada satu pun laporan dari bawahannya mengenai peristiwa penganiayaan yang terjadi pada 20 Juli 2025 maupun perkembangan kondisi Prada Lucky dan Prada Richard.
Menurutnya, apabila ada kejadian menonjol, seharusnya laporan disampaikan, tetapi kenyataannya tidak ada laporan masuk.
Letkol Justik menjelaskan pada 27 Juli 2025, ia sedang dalam perjalanan dari S'oa kembali ke Aeramo dan baru tiba di batalyon sekitar pukul 22.00 Wita.
Pada saat itu pun ia tidak menerima informasi apa pun terkait adanya tindakan kekerasan terhadap kedua prajurit tersebut.
Ia menegaskan hingga keberangkatannya ke Batujajar pada 31 Juli dan selama kegiatan Jamdan, tidak ada laporan yang disampaikan kepadanya.
Ia mengaku baru mengetahui kondisi serius yang dialami Prada Lucky pada 5 Agustus 2025, ketika sedang berada di Batujajar.
Sekitar pukul 04.00 Wita, dokter batalyon menghubunginya dan melaporkan bahwa Prada Lucky masuk ICU dan membutuhkan ventilator.
Lanjut keterangannya, dokter kemudian mengirim laporan tertulis melalui pesan WhatsApp, yang memuat indikator adanya trauma tumpul dan trauma toraks.
Dari laporan tersebut, Letkol Justik menyimpulkan telah terjadi kekerasan terhadap Prada Lucky.
Setelah menerima laporan tersebut, ia memerintahkan dokter batalyon untuk memberikan penanganan penuh kepada Prada Lucky dan melaporkan masalah itu kepada Danbrig serta Kasiintel Kodam.
Ia juga menghubungi Lettu Rahman agar mengumpulkan seluruh anggota untuk mencari tahu siapa pelaku penganiayaan.
Kepada Lettu Faisal, ia menanyakan alasan terjadinya pemukulan dan bagaimana cara memastikan Prada Lucky dapat diselamatkan.
Selama penanganan medis, Letkol Justik menerima berbagai informasi perkembangan kondisi Prada Lucky dari Dantonkes Letda Herman melalui group WhatsApp.
Dari laporan tersebut ia mengetahui kondisi korban sempat lemas, mengalami anemia, gejala maag, dan pernah menjalani transfusi darah.
Ia menegaskan ia tidak mengetahui Prada Lucky sebelumnya sempat dirawat di puskesmas maupun rumah sakit akibat penganiayaan.
Setelah Prada Lucky dinyatakan meninggal dunia, Letkol Justik menerima laporan tersebut dari Lettu Faisal dan Dantonkes.
Ia kemudian memerintahkan Lettu Rahmat untuk membantu seluruh proses penanganan hingga pemakaman.
Dalam persidangan, Letkol Justik menegaskan ketika memeriksa Prada Lucky pada 30 Juli, ia memang tidak melihat adanya bekas luka atau tanda-tanda kekerasan, terlebih karena korban saat itu tengah menjalani pemeriksaan oleh Dansi Intel dan tidak mengeluhkan apa pun.
"Waktu itu saya yang periksa langsung, tapi tidak begitu perhatikan korban," ungkapnya dalam persidangan.
Sebagian artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul Sempat Periksa Prada Lucky Namo, Danyon TP 834 Waka Nga Mere Akui Tak Sadar Ada Bekas Penganiayaan
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
Letkol Justik Handinata
Prada Lucky Namo
sidang kasus Prada Lucky Namo
Prada Lucky dianiaya senior
Yonif TP 834/Wakanga Mere
SURYA.co.id
Multiangle
Meaningful
| Bikin Ibunda Prada Lucky Namo Menangis hingga ke Luar Sidang, Ini 4 Kesaksian Lettu Inf Rahmat |
|
|---|
| Sosok Lettu Inf Rahmat yang Hentikan Penyiksaan Prada Lucky Namo, Bereaksi Saat Lihat Banyak Luka |
|
|---|
| Alasan Pelda Christian Ayah Prada Lucky Namo Lapor Komnas HAM Internasional Usai Diadukan Dandim |
|
|---|
| Perlawanan Pelda Christian Ayah Prada Lucky Usai Dilaporkan Dandim: Lapor Komnas HAM, Tegur Danrem |
|
|---|
| Nasib Pelda Christian Ayah Prada Lucky Namo Terancam Pidana Usai Dilaporkan Dandim, Ini Perkaranya |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Danyon-bikin-kecewa-keluarga-Prada-Lucky.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.