Penyebab Wanita 51 Tahun Tewas Usai Ngamar Bareng Brondong Di Banyuwangi

Petugas kesehatan memastikan tak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Dugaan terkuat, korban meninggal karena serangan jantung.

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
Istimewa
Ilustrasi jenazah wanita. 

Dalam kebanyakan kasus, ini disebabkan oleh ketegangan fisik akibat aktivitas seksual, obat-obatan resep (misalnya obat untuk mengatasi disfungsi ereksi), atau obat-obatan terlarang.

Risiko kematian jantung mendadak semakin tinggi seiring bertambahnya usia. Sebuah studi forensik postmortem dari Jerman terhadap 32.000 kematian mendadak selama periode 33 tahun menemukan bahwa 0,2 persen kasus terjadi selama aktivitas seksual.

Kematian mendadak sebagian besar terjadi pada laki-laki (rata-rata usia 59 tahun) dan penyebab paling banyak adalah serangan jantung atau infark miokard. 

Studi mengenai kematian jantung mendadak dan aktivitas seksual di AS, Prancis , dan Korea Selatan menunjukkan temuan serupa.

Baru-baru ini, para peneliti di St George's, London University, menemukan bahwa fenomena kematian mendadak saat atau setelah berhubungan seks tidak hanya terbatas pada pria paruh baya.

Studi yang dipublikasikan di JAMA Cardiology ini menyelidiki kematian jantung mendadak pada 6.847 kasus yang dirujuk ke pusat patologi jantung di St George's antara Januari 1994 hingga Agustus 2020.

Dari jumlah tersebut, 0,2 persen kasus kemarian terjadi selama atau satu jam setelah aktivitas seksual. 

Rata-rata usia kematian adalah 38 tahun, dan 35 persen kasus terjadi pada wanita, lebih tinggi dibandingkan penelitian sebelumnya.

Kematian ini biasanya bukan disebabkan oleh serangan jantung, seperti yang terjadi pada pria lanjut usia. 

Pada separuh kasus (53 persen), struktur jantung ditemukan normal dan ritme jantung abnormal mendadak yang disebut sindrom kematian aritmia mendadak atau SADS menjadi penyebab kematiannya.

Diseksi aorta merupakan penyebab terbesar kedua (12 persen). Kondisi tersebut terjadi ketika lapisan di dinding arteri besar dari jantung yang memasok darah ke seluruh tubuh robek dan darah mengalir di antara lapisan-lapisan tersebut, sehingga menyebabkannya bengkak dan pecah.

Kasus-kasus lainnya disebabkan oleh kelainan struktural, seperti kardiomiopati (penyakit otot jantung yang membuat jantung lebih sulit memompa darah ke seluruh tubuh) atau dari kelompok kondisi genetik langka, yang dikenal sebagai channelopathies.

Dengan demikian, studi baru ini menunjukkan bahwa kematian jantung mendadak pada orang di bawah usia 50 tahun, utamanya, disebabkan oleh sindrom kematian aritmia mendadak atau kardiomiopati.

Orang dewasa muda yang telah didiagnosis dengan kondisi ini harus meminta saran kesehatan dari ahli jantung mengenai risiko yang terkait dengan aktivitas seksual.

Namun, rendahnya insiden kematian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa risikonya sangat rendah, bahkan pada orang yang sudah memiliki penyakit jantung.

 

 

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved