Berita Viral

Kehidupan Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta Diungkap Tetangga, Ini Profesi Orangtuanya

Terungkap kehidupan F, terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta. Ternyata ini profesi orangtuanya menurut pengakuan tetangga.

Kolase Tribunnews dan Tribun Bogor
PELAKU LEDAKAN - (kiri) Penampakan Rumah terduga pelaku ledakan SMAN 72 Jakarta.(kanan) Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan keterangan pers usai menjenguk para korban ledakan SMAN 72 Jakarta. 
Ringkasan Berita:
  • Terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta berinisial F (17 tahun), siswa kelas XII.
  • Kapolri Listyo Sigit memastikan F masih dirawat di rumah sakit dan kondisinya membaik.
  • Orang tua F diketahui bekerja di sebuah rumah makan di kawasan Sukapura, Cilincing.

 

SURYA.co.id - Terungkap kehidupan F, terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta. Ternyata ini profesi orangtuanya menurut pengakuan tetangga.

Kasus ledakan di SMA Negeri 72 Jakarta masih menjadi perhatian publik.

Kini, muncul fakta baru mengenai sosok keluarga dari terduga pelaku yang berinisial F atau MFNH, siswa kelas XII di sekolah tersebut.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengonfirmasi bahwa remaja berusia 17 tahun itu merupakan pelajar aktif di SMAN 72 Jakarta.

“Terduga pelaku saat ini merupakan salah satu siswa di SMA tersebut,” jelasnya, melansir dari Tribun Bogor.

Menurut Listyo, hingga kini polisi baru mengidentifikasi satu orang pelaku. Namun, penyelidikan belum berhenti di situ.

“Saat ini masih satu yang kita dapati. Namun kita tidak berhenti sampai di situ, kita terus melakukan penyisiran apakah ada pihak lain. Tim sedang bekerja,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa kondisi F yang kini dirawat di rumah sakit mulai membaik.

“Terduga pelaku kondisinya semakin membaik dan mudah-mudahan itu bisa mempermudah kita pada waktunya bila kita butuh,” kata Listyo.

Keluarga Tertutup

F diketahui tinggal bersama kedua orang tuanya di Jalan Mahoni 1, Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.

Ketua RT setempat, Danny Rumondor, menyebut tempat tinggal F sekaligus menjadi lokasi usaha kuliner.

“Ini tempat usaha kuliner sekaligus tempat tinggal. Tempat tinggal dari pekerja,” jelas Danny.

Baca juga: Apa Motif Terduga Pelaku Ledakan SMAN 72 Jakarta? Muncul Dugaan Bullying, Ini Penjelasan Kapolri

Ia menuturkan bahwa orang tua F bekerja di rumah makan tersebut.

“Dia merupakan anak dari pekerja di situ,” katanya.

Menurut Danny, keluarga itu dikenal sangat tertutup dan jarang berinteraksi dengan warga sekitar.

“Untuk anaknya sendiri saya gak pernah lihat, karena informasinya di rumah itu jarang keluar, tidak pernah bersosialisasi,” ungkapnya.

Penggeledahan Polisi dan Barang Bukti yang Diamankan

Polisi telah melakukan penggeledahan di rumah tempat F tinggal.

Dari lokasi itu, sejumlah barang diamankan dan dimasukkan ke dalam kantong berwarna cokelat.

Beberapa orang di sekitar rumah juga dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.

Rumah tersebut diketahui berlantai dua dan berada di kawasan cukup elite. Salah satu kantong barang bukti yang dibawa polisi bertuliskan paket berisi serbuk.

Danny menyebut bahwa F sudah menempati rumah tersebut sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.

“Kurang tahu persis berapa lama, tapi yang saya dengar lima sampai tujuh tahun, dari masih kecil sih,” ujarnya.

Insiden mengerikan itu terjadi pada Jumat (8/11/2025), di masjid SMAN 72 Jakarta, tak lama setelah khotbah Jumat selesai.

Saat jamaah hendak berdiri untuk melaksanakan salat, suara ledakan keras mengguncang area masjid.

Ledakan diduga berasal dari bagian tengah ruangan, karena sejumlah siswa yang berada di posisi tersebut mengalami luka cukup serius.

Polisi Dalami Dugaan Bullying

Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mengonfirmasi terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Jakarta adalah seorang siswa aktif dari sekolah tersebut.

Ledakan terjadi saat salat Jumat berlangsung di masjid sekolah, Jumat (7/11/2025), dan melukai sedikitnya 54 orang, mayoritas siswa dan staf.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan penyidik masih mendalami latar belakang pelaku, termasuk identitas pribadi, lingkungan sosial, dan situasi kesehariannya di sekolah.

Dugaan perundungan (bullying) menjadi salah satu aspek yang turut ditelusuri dalam proses pengungkapan motif.

“Itu (dugaan bullying) salah satu yang kami kumpulkan juga sebagai bagian dari upaya mengungkap motif,” ujar Listyo saat meninjau korban di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (8/11/2025).

Terduga pelaku saat ini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan belum dapat dimintai keterangan.

Polisi menyebut kondisinya membaik dan berharap dapat melakukan pemeriksaan setelah proses medis selesai.

Listyo menegaskan sebelumnya bahwa informasi yang menyebut pelaku sebagai anak anggota Polri tidak benar.

“Sementara tidak ada. Ya, sedang kita dalami,” katanya di Istana Negara, Jumat (7/11/2025).

“Anggota sedang melakukan pendalaman terkait identitas pelaku, kemudian juga lingkungan pelaku, termasuk rumah dan hal-hal lain yang saat ini sedang kita dalami,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pihaknya masih dalam tahap pengumpulan informasi dan akan merilis hasil penyelidikan secara resmi setelah seluruh data terkonsolidasi.

“Mudah-mudahan kita bisa segera rilis dalam waktu tidak terlalu lama,” tutupnya.

Peristiwa ini memicu perhatian luas terhadap isu keamanan sekolah dan kesehatan mental remaja.

Sejumlah lembaga perlindungan anak dan psikolog pendidikan mulai mendorong evaluasi sistem deteksi dini terhadap potensi kekerasan berbasis psikososial di lingkungan pendidikan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) disebut telah berkoordinasi untuk memastikan pemulihan trauma bagi siswa terdampak dan memperkuat protokol keamanan sekolah.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Tribun Bogor
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved