Berita Viral

Penampilan Beda Safitri Usai Diceraikan Suami PPPK, Bikin Pangling, Ini Sosok yang Ubah Hidupnya

Transformasi Melda Safitri usai bantu Shella Saukia bikin pangling! Dari ibu sederhana jadi tampil elegan dan siap menapaki hidup baru.

Kolase instagram Shella Saukia
BEDA PENAMPILAN - (kiri) Melda Safitri saat pertama kali datang bertemu Shella Saukia. (kanan) penampilan terbaru Melda Safitri (33) tampil cantik memukai. 

SURYA.co.id - Nama Melda Safitri (33) kembali mencuri perhatian publik.

Sosok ibu dua anak asal Aceh Singkil ini menjadi sorotan setelah mendapatkan bantuan dan dukungan dari pengusaha ternama, Shella Saukia.

Sebelumnya, kisah hidup Melda sempat viral lantaran dirinya diceraikan sang suami tepat sebelum pelantikan dan penerimaan SK Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Kala itu, ia tampil sederhana tanpa riasan, mencerminkan sosok perempuan tangguh yang sedang berjuang bangkit dari luka hati.

Namun kini, berkat tangan dingin Shella Saukia, penampilan Melda berubah total.

Dalam unggahan di media sosial, Shella memperlihatkan momen saat ia memberikan bantuan modal usaha, ponsel baru untuk jualan online, sekaligus makeover besar-besaran bagi Melda.

Perbedaan penampilannya pun mencuri perhatian. Melda yang dulu tampil polos kini terlihat lebih anggun, cerah, dan percaya diri, mengenakan busana muslimah elegan dari brand SS milik Shella Saukia.

Sentuhan makeup profesional dan tambahan tas branded dari koleksi pribadi Shella membuat transformasinya makin memesona.

Tak berhenti di situ, Shella bahkan berencana menjadikan Melda sebagai model busana muslimah dalam lini fashion-nya.

Warganet pun ramai memberikan dukungan dan pujian.

Banyak yang mengaku pangling dengan pesona baru Melda, bahkan sebagian menyindir bahwa mantan suaminya mungkin akan menyesal melihat perubahan luar biasa tersebut.

Baca juga: Imbas Nasib Safitri Diceraikan Suami Jelang Pelantikan PPPK Viral: Dapat Ancaman, Diundang Densu

Shella Saukia berharap bantuan ini tidak sekadar mengubah penampilan, tetapi juga membuka jalan baru bagi Melda untuk mandiri secara ekonomi.

“Bismillah, semoga Allah angkat derajat kakak lewat aku ya. Semoga dia bisa jadi pengusaha sukses, mandiri, dan berjaya,” tulis Shella di unggahannya.

Perubahan hidup Melda Safitri menjadi simbol kekuatan perempuan yang memilih bangkit, bukan terpuruk, ketika diuji oleh keadaan.

Transformasi Melda Safitri bukan sekadar perubahan tampilan luar, tapi simbol kekuatan perempuan yang bangkit dari keterpurukan.

Langkah Shella Saukia menunjukkan bahwa empati bisa menjadi awal perubahan besar bagi seseorang.

Di tengah dunia maya yang sering menyorot sensasi, kisah ini mengingatkan kita tentang pentingnya saling menguatkan.

Melda kini bukan hanya tampil lebih percaya diri, tapi juga membawa semangat baru untuk memulai hidup dari awal.

Perhatian publik pada kisah ini menegaskan betapa publik mencintai cerita tentang harapan dan kebangkitan.

Kecantikan sejati memang tak datang dari riasan semata, melainkan dari hati yang berani berdamai dengan masa lalu.

Semoga perjalanan Melda menjadi inspirasi bagi banyak perempuan Indonesia untuk terus melangkah, tak peduli seberapa berat ujian yang dihadapi.

Penyebab Safitri Dicerai Suami

Melda Safitri akhirnya mengungkapkan penyebab dirinya diceraikan jelang pelantikan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Saat ini, Safitri bersama dua anaknya menetap di rumah orang tuanya di Meukek, Aceh Selatan.

Wanita asal Aceh Singkil ini lantas menceritakan pemicu rumah tangganya di ambang perceraian. 

“Dia marah cuma karena tidak ada kawan nasi (lauk) di rumah,” ujar Fitri lirih, dikutip SURYA.CO.ID dari Serambinews.

Peristiwa itu terjadi pada 15 Agustus 2025, tepatnya dua hari sebelum sang suami dilantik sebagai PPPK Satpol PP di Aceh Singkil.

Sementara sehari sebelumnya, sang suami pulang kerja dalam keadaan marah-marah karena tidak ada nasi dan lauk di rumah.

"Dia tanya ke anak, ‘sudah makan belum?’ Padahal anak saya memang makan gorengan dari hasil jualan saya di depan rumah."

"Karena tidak ada bahan, saya belum sempat masak,” cerita Fitri.

Keesokan harinya, sang suami kembali marah dan memancing emosi Fitri. Pertengkaran pun tak terhindarkan.

“Saya tanya, ‘apa salah saya? Kamu kan tidak kasih uang belanja, jadi apa yang saya masak?’ Tapi dia malah makin emosi,” tutur Fitri.

Tak lama kemudian, suaminya masuk ke kamar, mengemasi pakaian, lalu pergi dengan sepeda motor.

Sebelum keluar rumah, ia justru mengucapkan kata talak kepada Fitri.

“Dia bilang, ‘kamu meledak, saya ceraikan 1, 2, 3,’” kata Fitri mengulang ucapannya.

Sejak hari itu, Fitri tidak pernah lagi bertemu dengan suaminya.

Ia mengaku diblokir dari semua kontak dan hanya mengetahui kabar suaminya dari tetangga.

"Tidak ada telepon, tidak ada kabar. Semua kontak saya diblokir. Kalau ada keperluan pun dia titip pesan lewat orang lain,” ungkap Fitri.

Fitri pun berjuang bertahan hidup dengan berjualan gorengan dan minuman seribu rupiah di depan rumah.

“Dari jualan kecil itu saya biayai anak-anak. Kadang jualan sayur dan cabai juga,” ujarnya.

Hati Fitri semakin pilu karena dalam kondisi tersebut, ia masih sempat menyiapkan baju Korpri untuk pelantikan suaminya.

Baju tersebut dibeli dari hasil jerih payahnya.

“Baju pelantikan itu saya yang belikan, dari hasil jualan cabai dan sayur di pasar."

"Saya bantu dari nol, dari dia belum kerja sampai bisa lulus PPPK. Tapi justru saya ditinggal sebelum dia menerima SK,” ucap Fitri lirih.

Fitri mengaku kecewa karena selama ini selalu mendukung sang suami, bahkan saat ekonomi sulit.

“Kalau memang mau cerai, kenapa tidak dari dulu? Kenapa pas sudah lulus dan mau dilantik baru saya ditinggal?” katanya.

Masalah Muncul Sejak Awal Menikah

Fitri juga menyebut hubungan rumah tangganya tidak pernah disukai oleh ibu mertua.

“Dari awal memang ibu kandungnya tidak merestui saya. Sampai hal kecil pun dibicarakan ke tetangga. Suami bantu cuci piring saja dibilang dibudak-budak,” cerita Fitri.

Namun, Fitri tetap berusaha bertahan demi anak-anak dan karena ingin mempertahankan rumah tangga yang sudah ia bangun sejak menikah pada tahun 2020.

“Kami dulu berjuang dari bawah. Tapi ketika Allah kasih sedikit rezeki lewat jabatan PPPK, saya justru ditinggalkan,” ujarnya.

Fitri mengatakan, proses perceraiannya kini masih di tingkat desa dan belum masuk ke Pengadilan Agama.

“Terakhir kami buat surat di Kantor Kepala Desa. Katanya berkas baru bisa dinaikkan ke pengadilan setelah masa idah saya selesai,” katanya.

Meski demikian, Fitri menegaskan tak ingin kembali.

“Kalau baru dapat pangkat saja sudah begini, bagaimana kalau nanti lebih tinggi lagi. Saya sudah kecewa,” tegasnya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved