Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk
Sosok 2 Santri Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo yang Ditemukan Tewas dalam Kondisi Sujud
Dua orang santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ditemukan meninggal dunia dalam posisi sujud.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Dua orang santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, ditemukan meninggal dunia dalam posisi sujud.
Bangunan musala di Ponpes Al Khoziny itu ambruk, Senin (29/9/2025) sekira pukul 15.00 WIB.
Saat kejadian, para santri Al Khoziny sedang melaksanakan salat Ashar.
Basarnas turun untuk melakukan evakuasi secara manual.
Namun, pada hari ke-4, Basarnas mulai menggunakan alat berat seperti crane untuk mengangkat puing-puing bangunan.
Dari hasil pencarian tim gabungan, ada dua orang santri yang ditemukan dengan kondisi bersujud.
Berikut ini dua sosok santri yang ditemukan sujud.
Agus Ubaidillah
Muhammad Agus Ubaidillah (14) ditemukan oleh tim SAR gabungan pada urutan kelima pada pencarian hari Selasa.
Menariknya, santri kelas 3 SMP ini ditemukan meninggal dunia dalam sujud, karena tengah menunaikan ibadah salat Ashar saat peristiwa terjadi, Senin (29/9/2025).
Hal ini diungkap ayahnya, Ahmad Faiz, berdasarkan temuan luka pada jenazah putranya.
"Yang memar itu ya yang bagian mulut sama hidung. Itu yang menandakan Mas Agus dalam keadaan sujud terakhir kali ini," ujar Ahmad saat wawancara dengan SURYA.CO.ID.
Baca juga: Sosok Dokter Larona Hydravianto yang Amputasi Lengan Nur Ahmad di Celah Reruntuhan Ponpes Al Khoziny
Ahmad lantas menceritakan sosok putranya. Agus Ubaidillah merupakan anak keempat dari lima bersaudara.
Di mata keluarga, Agus dikenal sebagai sosok periang, jenaka, dan suka bercanda.
Bahkan, di akhir-akhir hidupnya, sifat Agus cenderung lebih tenang.
"Kalau dibilang hanya senyum. Kalau disuru-suruh, kalau dimarahi, kalau keliru, kalau di (marahi) tahu-tahu senyum," kenang sang ayah.
Ia juga dikenal lebih sering senyum ketika dilarang bermain atau ditegur.
Sebagai santri, remaja yang hobi makan ayam goreng ini dikenal sebagai sosok yang menjunjung tinggi kebersamaan.
"Katanya kalau sudah dikirim itu sudah dimakan bersama," tutur Ahmad Faiz.
Ahmad juga menunjukkan kebiasaan putranya yang suka berbagi makanan kepada teman-temannya.
Ahmad pun menepis adanya isu yang menyebutkan adanya metode hukuman berupa kegiatan mengecor (konstruksi) bagi santri yang terlambat atau melanggar.
Ia menegaskan, tugas utama para santri adalah belajar, mengaji, salat rutin, dan beribadah.
Daul Milal
Selain Agus, santri bernama Daul Milal (18) juga ditemukan meninggal dunia dengan posisi sujud.
Hal ini disampaikan ayahnya, Ahmad Rofiq (49).
Ahmad Rofiq mengaku ikhlas atas kepergian putranya itu karena dalam kondisi tengah menuntut ilmu di pesantren.
"Kami ikhlas. Karena Daul Milal lagi menuntut ilmu. Cari ilmu. Terus saya dengar dari teman-temannya, (meninggal) waktu sholat. InsyaAllah sahid," ujarnya kepada SURYA.CO.ID.
Ia lantas menceritakan momen terakhir pertemua dengan sang anak.
Daul Milal sempat menghabiskan momen liburan Maulid Nabi Muhammad SAW di rumah.
Selama di rumah, Milal tak menunjukkan gelagat aneh dan beraktivitas seperti laiknya pemuda seusianya.
Ia bermain bersama teman-teman di sekitar rumah.
"Saat maulid bulan lalu ketemu terakhir, dia pulang ke rumah ketemu kami dan temannya. Milal, anaknya. Dia senang main 'terbangan' Hadroh. Akhirnya ikut hadrah itu," katanya.
Hobi bermain hadroh kemudian dilanjutkan Milal ketika menempuh pendidikan di Ponpes Al Khoziny.
Rofiq menyebutkan, anaknya itu juga tergabung dalam kelompok pegiat kesenian musik Hadroh di dalam atau di luar lingkungan ponpes.
Bahkan, Minggu (28/9/2025) atau sehari sebelum kejadian runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny, Milal bersama kelompok kesenian Hadroh sempat menghadiri undangan penampilan di luar area ponpes.
"Kemarinnya, katanya masih tampil, besoknya pas sholat ashar itu kejadian. Jadi hari Minggu sempat tampil. Hari Minggunya sempat tampil, kata teman-teman yang masih hidup. Di acara Mauludan, tapi ikut hadrahnya pondok," ungkapnya.
Sementara sebagai anak, Milal dikenal sebagai sosok penurut, pendiam dan cekatan. Dia bahkan tak pernah membantah perintah orang tua.
"Milal gak banyak ngomong. Memang apapun yang diperintahkan orang tua itu menurut. Gak neko beko. Gak ngomong," terangnya.
Rofiq kemudian menceritakan momen putranya memilih sekolah di pesantren.
"Saya sudah pernah tanya; mau sekolah negeri atau swasta. Dia Jawab; wes aku mondok saja. Iya kalau di rumah dia nurut, tapi kalau di pondok aktif kegiatan, dia," pungkasnya. (Luhur Pambudi)
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
Ponpes Al Khoziny Ambruk
Multiangle
Eksklusif
SaksiKata
Meaningful
Ponpes Al Khoziny
Daul Milal
Agus Ubaidillah
Running News
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Daul Milal Tewas Dalam Posisi Sujud saat Ponpes Al Khoziny Ambruk, Rofiq Mengaku Legawa dan Ikhlas |
![]() |
---|
Tubuh Siti Nyaris Ambruk Lihat Peti Mati Jenazah Anaknya yang Jadi Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny |
![]() |
---|
Sosok Dokter Larona Hydravianto yang Amputasi Lengan Nur Ahmad di Celah Reruntuhan Ponpes Al Khoziny |
![]() |
---|
UPDATE - 5 Ditemukan, Total 26 Korban Meninggal Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo |
![]() |
---|
UPDATE - Korban Meninggal Tragedi Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Bertambah Jadi 21 Orang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.