Bikin Melongo, Ratusan Kasus HIV Baru di Ponorogo Ribuan Orang Diskrining, Ini Penyebabnya

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ponorogo, akan melakukan skrining kesehatan khusus HIV yang ditargetkan kepada 14.888 orang.

ist
ilustrasi HIV 

 

SURYA.CO.ID – Kasus baru HIV di temukan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur sebanyak 114 kasus selama periode Januai – Agustus 2025.

Merespon ini Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ponorogo, akan melakukan skrining kesehatan khusus HIV yang ditargetkan kepada 14.888 orang.

Hasilnya, hingga akhir Agustus 2025, setidaknya Dinkes Ponorogo telah melakukan skrining terhadap 7.829 orang, dan ada 114 temuan kasus HIV baru.

“Dari Januari sampai Agustus ada 114 kasus HIV baru. Penyebabnya bermacam-macam. Ada LSL (Lelaki Suka Lelaki),” ungkap Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Ponorogo, Anik Setyarini, Senin (15/9/2025).

Dari 114 temuan kasus itu, yang paling banyak adalah pelanggaran seks sebanyak 25 kasus, disusul pekerja seks komersial (PSK) atau WPS 23 kasus.

Baca juga: Razia Warung Remang-remang di Madiun, Ditemukan Kupu-kupu Malam Terjangkit Raja Singa dan HIV

“Kemudian LSL (Lelaki Suka Lelaki) sebanyak 13 kasus,” kata Anik di kantor Dinkes, Gedung Terpadu Jalan Basuki Rahmat, Kelurahan Tonatan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim.

Dia menjelaskan, bahwa setiap tahun petugas menemukan kasus baru HIV. Lantaran perilaku masyarakat yang tidak sesuai dengan kesehatan, maupun hubungan seksual yang menyimpang. 

“Untuk tahun ini, 114 yang tercatat usianya bervariasi. Ada pelajar usia 15-19 tahun satu orang,” ungkap Anik saat dikonfirmasi

Selain pelajar, ada juga yang berusia 20-25 tahun berjumlah 3 orang. Selebihnya pengindap HIV adalah usia produktif di atas 25 tahun.

“Dari 114 kasus itu, ada 5 catin (calon pengantin) yang juga terkonfirmasi positif HIV. Juga 4 kasus dari pasangan Odhiv,” paparnya.

Baca juga: Setelah 10 Pekerja Warkop Terindikasi HIV, Ratusan Pekerja di 10 Dugem di Ponorogo Terbukti Bersih

Kemudian yang berisiko tinggi (risti) adalah 2 orang ibu hamil (bumil). Lalu 20 orang dengan kasus tuberkulosis (TB-HIV).

Juga ada satu kasus dari infeksi menular seksual (IMS), juga ditemukan 1 warga binaan pemasyarakatan (WBP). 

“Kami melakukan berbagai upaya. Seperti melakukan skrining wajib dan rutin pada populasi kunci,” tegasnya.

Skrining dilakukan terhadap  bumil, calon pengantin (catin), warga binaan pemasyarakatan (WBP), WPS dan lainnya. 

Menurut Anik, jika kasus HIV itu ditemukan sejak dini, maka penanganan pengobatan bisa segera dilakukan. 

“Termasuk mencegah 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved