Sosok Tengku Munirwan, Inovator Benih Padi IF8 yang Bikin Sawah Subur tapi Justru Masuk Penjara

Sekretaris Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Aceh, Al Fadhir, menyayangkan langkah hukum yang diambil pemerintah. 

Ia menegaskan benih padi IF8 sejatinya berasal dari bantuan Gubernur Aceh nonaktif, Irwandi Yusuf, pada 2017. 

“Padahal bibit padi IF8 itu awalnya diberikan oleh gubernur dan merupakan bagian dari program ketahanan pangan Pemerintah Aceh (Aceh Traue),” jelasnya. 

Ia juga menyebut, pengembangan IF8 justru sejalan dengan program pemerintah pusat yang diatur dalam UU Desa Nomor 6 Tahun 2014 dan Permendes Nomor 4 Tahun 2015. 

Bahkan pada 2018, Munirwan berhasil meraih penghargaan nasional peringkat dua dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. 

“Setelah ada bursa inovasi itu, seluruh desa di Aceh Utara mulai menanam IF8 karena terbukti meningkatkan hasil panen petani,” lanjutnya. 

Alasan Polisi Menahan Munirwan 

Pihak kepolisian menyebut penahanan dilakukan karena Munirwan diduga mengedarkan benih tanpa label resmi melalui PT Bumades Nisami Indonesia (BNI), bukan lewat BUMDes. 

“Yang kami proses hukum terhadap Tengku Munirwan bukan sebagai petani, bukan sebagai kepala desa, tapi sebagai Direktur Utama PT Bumades Nisami Indonesia,” jelas Kombes Pol Teuku Saladin, Direskrimsus Polda Aceh kala itu, Jumat (26/7/2019). 

Kasus ini menuai simpati luas. 

Banyak pihak menilai penahanan Munirwan justru mengkriminalisasi inovasi pertanian yang bermanfaat bagi rakyat. 

Wakil Bupati Aceh Utara saat itu, Fauzi Yusuf atau Sidom Peng, menegaskan dukungannya. 

“Kami akan pelajari semua kendala serta syarat sertifikasi agar benih IF8 segera diakui resmi,” ujarnya pada 30 Juli 2019. 

Sidom menambahkan, hasil panen IF8 terbukti lebih tinggi dari varietas lain, sehingga layak didukung meski proses hukum tetap harus dihormati. 

Penangguhan Penahanan