Berita Viral

Daftar Barang Mewah Milik Uya Kuya yang Dikembalikan Setelah Dijarah, Ada AC hingga Kucing

Proses pengembalian barang hasil penjarahan di rumah mertua Uya Kuya masih terus berlangsung, Ada AC hingga Kucing.

Kolase Warta Kota dan Tribunnews
DIKEMBALIKAN - Kolase foto Uya Kuya dan rumahnya yang dijarah. Beberapa barang ikembalikan Setelah Dijarah. 

SURYA.co.id - Proses pengembalian barang hasil penjarahan di rumah mertua anggota DPR nonaktif, Surya Utama atau Uya Kuya, di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, terus berlangsung.

Satu per satu benda yang sempat dibawa kabur mulai diserahkan kembali oleh warga, baik melalui perangkat RT maupun penjaga rumah.

Saat ini, bangunan tersebut sudah ditutup menggunakan seng, namun tetap menjadi pusat perhatian warga sekitar.

Tidak sedikit orang yang melintas berhenti untuk melihat bahkan memotret kondisi rumah itu.

Berikut daftar barang milik Sahroni yang dikembalikan.

  1. Seorang Ibu Serahkan AC

Pada Rabu (3/9/2025), seorang perempuan paruh baya mengembalikan pendingin udara (AC) yang sempat hilang dari rumah mertua Uya.

Barang tersebut pertama kali diterima oleh ketua RT sebelum akhirnya dilaporkan ke kepolisian.

Baca juga: Kala Rumah Uya Kuya dan Eko Patrio Ludes Dijarah Massa, Sosok Ini Sibuk Selamatkan Kucing Mereka

Heri (56), petugas keamanan lingkungan, membenarkan peristiwa itu.

"Itu tadi ngembaliin barang milik rumah itu (mertua Uya), terus diamankan Polres," ujarnya, melansir dari Kompas.com.

Heri menambahkan bahwa sosok perempuan itu bukan warga setempat.

"Bukan orang sekitar sini karena enggak pernah lihat, enggak kenal juga saya. Itu ngembaliin ke RT, terus RT lapor ke RW baru ke polisi," jelasnya.

Uya Kuya sendiri memilih jalur restorative justice terhadap perempuan tersebut. Ia yang pertama kali mengajukan permohonan tersebut ke pihak kepolisian.

"Saya mengambil inisiatif, saya yang mengajukan restorative justice. Jadi saya tanya apakah bisa ada metode restorative justice, dia (Polisi) bilang bisa," ungkap Uya.

Menurut Uya, keputusan ini lahir dari sikap ikhlas serta pertimbangan kondisi pelaku.

Diketahui, perempuan itu bekerja sebagai tukang parkir dan merawat cucu dengan disabilitas. 

"Saya kan bilang sudah ikhlas. Ibu itu juga bilang dia cuma datang, bilang, dengar-dengar ada yang lihat rumah saya, terus ke sana, melihat ada AC tergeletak. Dia sendiri tadi bilang enggak tahu ini barang apa," tambahnya.

2. Kasur Dikembalikan oleh Seorang Pemuda

Selain AC, sebuah kasur juga kembali ke rumah mertua Uya.

Barang ini dikembalikan oleh Rio (22), seorang pemuda yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian. 

Rio mengaku menemukan kasur tersebut sudah tergeletak di depan gang, bukan mengambil langsung dari dalam rumah.

"Itu di depan gang, bukan dari dalam rumah, sudah disenderin ke pohon dan enggak diambil-ambil gitu. Saya enggak tahu siapa yang naruh di depan gang," kata Rio.

Ia bercerita bahwa pada malam penjarahan, dirinya ikut berjaga agar suasana tidak semakin ricuh.

Namun, setelah situasi mereda, ada warga yang menyuruhnya mengambil kasur itu. 

"Setelah melandai, saya bertanya ke orang-orang yang di situ, 'Pak, emang itu boleh diambil ya (barang di depan gang)?'.

Lalu dijawab sama warga, 'Kamu bayar pajak kan? Ambil saja'," ucapnya.

Meski awalnya menolak, Rio akhirnya membawa kasur tersebut ke kontrakan karena didesak orang lain.

"Tadinya saya enggak mau bawa, tetapi ada yang komporin, 'Bawa saja, Pak, bawa!'. Akhirnya saya bawa sama teman saya ke kontrakan, digotong," lanjutnya.

Belakangan, Rio memilih mengembalikan kasur tersebut karena khawatir berurusan dengan hukum.

"Ya, takut saja kalau dipidana. Saya sudah diingetin sama teman saya yang lain untuk minta dikembalikan saja, takutnya itu jadi masalah ke mana-mana. Akhirnya ya saya balikin," jelasnya.

Pada Rabu malam, kasur itu ia kembalikan dengan cara dipanggul bersama seorang temannya.

3. Kucing Peliharaan Juga Pulang

Tak hanya barang, hewan peliharaan Uya Kuya juga kembali. Lewat unggahan di Insta Story, Uya memperlihatkan tiga kucing kesayangannya yang sempat hilang kini sudah kembali. Salah satunya, Dery, berusia lebih dari 11 tahun.

“Alhamdulillah, Dery sudah sama kita juga, ditemukan di sekitar sini juga. Dia ini sudah 11 tahun lebih umurnya. Alhamdulillah sudah enggak stres,” kata Uya pada Kamis (4/9/2025).

Ia juga bersyukur dua kucing lainnya kembali dengan selamat. “Alhamdulillah, Ara juga sudah bersama kita. Oreo juga sudah kembali ya,” tambahnya.

Uya Kuya berharap para pelaku penjarahan lainnya segera menyerahkan barang-barang yang masih dikuasai, terutama yang memiliki nilai personal.

"Menghimbau bahwa seperti ada kesadaran dari pihak pelaku yang mengambil, terutama kucing, foto-foto, surat-surat berharga segera bisa dikumpulkan ke ketua RW," ungkapnya.

Menurut Uya, prioritas utamanya kini adalah memperbaiki rumah mertuanya yang rusak sekaligus mencari barang-barang lain yang hilang.

Fenomena pengembalian barang hasil penjarahan di rumah mertua Uya Kuya di Duren Sawit bukan sekadar cerita tentang kehilangan dan kembalinya benda-benda.

Lebih dari itu, peristiwa ini mencerminkan dinamika sosial di tengah masyarakat urban: bagaimana massa bisa larut dalam situasi chaos, lalu perlahan muncul kesadaran individu untuk memperbaiki kesalahan.

Dari seorang ibu paruh baya yang mengembalikan AC, seorang pemuda bernama Rio yang mengembalikan kasur, hingga kucing-kucing peliharaan Uya yang kembali ke rumah, semuanya menunjukkan sisi lain dari tragedi sosial: ada rasa bersalah, ada tekanan moral, dan ada pula jalan damai yang dipilih korban.

Keputusan Uya Kuya untuk menempuh restorative justice menjadi titik menarik. Di saat publik cenderung menginginkan hukuman, ia justru memilih memaafkan dengan alasan kemanusiaan. Pertimbangannya sederhana tapi kuat: pelaku hanyalah seorang tukang parkir yang menanggung cucu dengan disabilitas. Di sini, Uya menunjukkan bahwa hukum tidak melulu soal pidana, tetapi juga ruang bagi empati.

Peristiwa ini sekaligus menjadi cermin tentang betapa tipisnya batas antara solidaritas dan oportunisme dalam sebuah kerumunan.

Rio, misalnya, bercerita bahwa ia awalnya enggan membawa kasur, tetapi desakan orang-orang membuatnya tergoda. Namun, ketakutan terhadap konsekuensi hukum akhirnya mengembalikan akal sehat.

Dari kasus ini, ada pesan penting bagi masyarakat: kejujuran dan keberanian mengakui kesalahan akan selalu lebih bermakna dibanding sekadar bersembunyi di balik keramaian.

Bagi aparat, peristiwa ini juga bisa menjadi pelajaran bahwa penyelesaian masalah sosial tidak cukup hanya lewat hukuman, melainkan juga dengan membuka ruang pemulihan.

Singkatnya, rumah mertua Uya Kuya mungkin kini ditutup dengan seng, tetapi cerita di baliknya membuka kembali diskusi tentang moralitas, hukum, dan kemanusiaan di tengah kehidupan perkotaan yang serba cepat.

Sikap Mulia Uya Kuya

Uya Kuya menunjukkan sikap mulia usai rumahnya dijarah. 

Ia memilih memaafkan salah satu terduga pelaku yang diamankan polisi. 

Pelaku diduga membawa AC dari rumah Uya Kuya, saat terjadi insiden penjarahan, Sabtu (30/8/2025). 

Uya Kuya mendatangi Polres Metro Jakarta Timur setelah mendapat kabar dari polisi, tentang penangkapan tersebut. 

Terungkap, diduga pelaku yang membawa AC adalah seorang nenek-nenek. 

“Tadi saya ngecek, ternyata ada terduga pelaku, ibu-ibu umurnya lebih tua dari saya,” kata Uya dikutip dari Intens Investigasi, Kamis (4/9/2025).

Setelah mendengar penjelasan polisi dan keterangan dari ibu tersebut, Uya memutuskan menggunakan jalur restorative justice. 

“Apakah bisa restorative justice? Polisi bilang bisa. Saya langsung sebagai korban yang mengajukan untuk ibu ini,” jelasnya. 

Uya tidak ingin kasus ibu itu berlanjut ke pengadilan. Ia juga mendengar bahwa ibu tersebut hanya ikut-ikutan tanpa benar-benar tahu soal penjarahan. 

“Saya bilang sudah ikhlas. Ibu itu cerita hanya lihat AC tergeletak di depan pintu, lalu dibawa,” tambahnya. 

"Dia juga enggak tahu yang diambil apa," lanjutnya. 

Namun, terkait 10 pelaku lain yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, Uya mengaku belum tahu banyak. 

Namun saat bicara tentang 10 pelaku lain yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, Uya mengaku tidak tahu apa-apa. 

Karena memang sejauh ini belum membuat laporan terkait penjarahan di rumahnya pada Sabtu (30/8/2025). 

"Kalau 10 tersangka ini saya enggak tahu," kata Uya. 

"Karena saya juga sampai sekarang enggak buat laporan apa-apa," imbuhnya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved