Berita Viral

Kisah Kakek Jafar Sebatang Kara Tinggal di Makam Rangkah Surabaya, Bertahun-tahun Hidup Tanpa Rumah

Seorang kakek tinggal sebatang kara di makam Rangkah, Jalan Raya Kenjaran, Surabaya, Jawa Timur. Begini kisahnya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase TikTok Arief Camra
EVAKUASI - Tangkap layar kakek Jafar tinggal di makam Rangkah, Surabaya 

SURYA.CO.ID - Pemilik Griya Lansia Malang, Arief Camra, membagikan video mengenai seorang kakek tinggal sebatang kara di makam Rangkah, Jalan Raya Kenjaran, Surabaya, Jawa Timur. 

Kakek bernama Jafar itu bertahun-tahun tinggal di kawasan pemakaman Rangkah.

Mirisnya, Kakek Jafar tinggal tanpa rumah atau gubuk. Ia hanya mengandalkan alas seadanya yang diletakkan di sela-sela makam.

Dia pun tidur beratapkan langit. Tak ada atap yang melindungi tubuhnya dari terik matahari maupun hujan. 

Arief Camra berkesempatan mendatangi Kakek Jafar yang sedang tidur. Ia lalu membujuk Kakek Jafar, agar mau dievakuasi ke Griya Lansia Malang

“Pada Minggu, 31 Agustus 2025, saya berada di makam Rangkah Surabaya. Di sini ada satu lansia telantar yang tidurnya itu di pemakaman sudah lama sekali," kata Arief Camra dalam video di akun TikTok pribadinya, @ariefcamra. 

"Beliau ini usianya 71 tahun, hidup siang malam di area pemakaman,” kata tambahnya. 

Namun, Arief Camra tak mengetahui apakah Kakek Jafar masih memiliki keluarga. 

Baca juga: Beda Hukuman Kompol Cosmas dan Bripka Rohmat di Kasus Tewasnya Affan Buat Susno Duadji Heran, Adil?

Setelah dibujuk, Kakek Jafar pun bersedia ikut ke Malang.

“Karena sudah terbukti telantar di makam, maka kami mengajak beliau, mengevakuasi ke Griya Lansia Malang,” katanya.

Ia berkomitmen untuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup Kakek Jafar secara menyeluruh.

“Beliau akan kami fasilitasi gratis 100 persen sampai tutup usia,” sambungnya.

Bahkan untuk urusan spiritual, pemilik Griya Lansia Malang itu pun memberikan perhatian khusus.

“Dan InsyaAllah kami akan memfasilitasi tidak hanya dari sisi jasmani, tapi insyaAllah dari sisi rohani."

"Beliau akan fasilitas untuk ibadahnya, insyaAllah akan kami bimbing supaya bisa salat, bisa berzikir, dan supaya bisa mengaji,” sambungnya.

Sesampainya di Griya Lansia Malang, Kakek Jafar langsung dirawat oleh tim pendamping. 

Rambut dan berewoknya dicukur.

Penampilan Kakek Jafar pun terlihat lebih bersih dan rapi.

Pihak Griya Lansia Malang juga memberi pakaian baru untuk Kakek Jafar

Di tengah proses itu, Kakek Jafar tampak tersenyum.

Ia juga tampak langsung mengikuti salat berjamaah bersama lansia lainnya.

Sosok Arief Camra

Arief Camra adalah penggagas Griya Lansia Husnul Khotimah, yang terletak di Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Saat ini ia menjadi Ketua Yayasan Griya Lansia.

Arief juga merupakan aktivis sosial yang menangani anak yatim, orang dalam gangguan jiwa  (ODGJ), dan bayi terlantar.

Ia memberikan pelayanan gratis 100 persen sampai wafat kepada seluruh lansia terlantar binaannya.

Profil Griya Lansia

Arief Camra perintis panti jompo tersebut sejak tahun 2019 dan baru dibangun pada Januari 2021.

Pembangunan Griya Lansia berasal dari donasi masyarakat yang dikumpulkan tiga lembaga yakni Nurul Hayat, Sahabat Yatim Dhuafa dan Galena.

Sejak Juli 2021, panti tersebut mulai merawat lansia.

Empat bulan berjalan, ada 60 lansia yang dirawat di panti tersebut.

Arief menegaskan, panti jompo itu dibangun untuk membantu pemerintah menyelesaikan masalah lansia yang ditelantarkan.

"Griya Lansia membantu pemerintah menyelesaikan problem Lansia terlantar agar mereka mendapat kehidupan yang lebih baik," kata Arief, dikutip dari Kompas.com yang tayang Rabu (3/11/2021).

Arief tidak menampik unggahan tentang Griya Lansia di Facebook-nya untuk menarik donasi.

Menurutnya, yayasannya adalah lembaga amal yang beroperasi dari dana hasil donasi.

Ia mengatakan dalam sebulan, setiap lansia bisa menghabiskan dana Rp 1 juta. Jika ada 60 orang, maka kebutuhan merawat lansia mencapai Rp 60 juta dalam sebulan.

Besaran biaya tersebut masih belum termasuk biaya perawatan fasilitas Griya Lansia yang memiliki 18 kamar, tiga bangsal, area taman dan honor bagi empat perawat yang bertugas.

“Sebab Griya Lansia ini ladang amal bersama, bukan milik perorangan. Siapa saja boleh ikut beramal, membantu lansia," kata Arief.

"Merawat lansia itu pekerjaan terberat diantara yang berat. Maka butuh support publik agar tidak ada manusia yang tinggal di sampah, di kolong jembatan dan lain-lain," tambahnya.

Mayoritas Lansia Terlantar

Para lansia yang menjalani kehidupan di tempat tersebut sebagian besar adalah lansia yang terlantar dan tak memiliki keluarga. Namun ada juga lansia yang diserahkan oleh pihak keluarga seperti Trimah, Marti’in dan Soetiyo. 

Nurhadi, penanggung jawab Griya Lansia mengatakan lansia yang dirawat di fasilitas tersebut harus memenuhi sejumlah persyaratan.

Pertama, lansia tersebut benar-benar dalam kondisi terlantar dan tidak ada yang merawat.

Selain itu, para lansia yang sebagian besar dibawa oleh para relawan bukan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). 

Saat pertama kali masuk juga harus ada penanggung jawab yang melakukan serah terima kepada pengelola.

"Untuk yang diserahkan pihak keluarga juga ada. Alasannya karena kesibukan atau juga tidak mampu. Kami tetap menerima dan gratis, tidak ada biaya apapun," ujarnya.

“Banyak lansia yang terlantar dan tidak terurus. Kemudian kami memiliki inisiatif untuk membangun griya lansia ini,” tambah Nurhadi dikutip dari Antara.

Ia sangat berharap tidak ada lagi kasus serupa yang dialami para lansia, khususnya yang memiliki keluarga.

Griya Lansia Husnul Khatimah juga memberikan kesempatan kepada pihak keluarga jika ingin kembali merawat orang tua tersebut.

Para lansia yang berada di Griya Lansia Husnul Khatimah tersebut tidak sekadar dirawat oleh pengelola, namun juga dibimbing dan diarahkan untuk menjadi lebih baik di masa tua mereka.

Pengelola griya lansia memberikan bimbingan keagamaan bagi para lansia tersebut agar lebih siap jika sewaktu-waktu ajal datang menjemput mereka. Keseharian para lansia itu diisi dengan mengaji, shalat berjamaah dan istighatsah rutin setiap pagi. 

"Kami membimbing untuk berdoa. Para lansia, rata-rata teringat keluarga dan masa lalu mereka."

"Untuk keluarga, kami persilahkan untuk mengunjungi, tidak ada syarat khusus," kata dia.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved