Program Biodiesel B50, IKA ISMEI Ingatkan Pemerintah Antisipasi Tekanan Fiskal

Program biodiesel B50 diharapkan mendukung transformasi energi ramah lingkungan, menguntungkan petani kecil dan perusahaan perkebunan Indonesia.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
Istimewa/Dokumentasi IKA ISMEI
DIALOG PROGRAM B50 - Ikatan Keluarga Alumni Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia (IKA ISMEI) baru saja menggelar Dialog Energi pertengahan pekan lalu. Bertajuk “Inovasi dan Masa Depan Sawit Menuju Swasembada Energi Nasional”, program ini bentuk komitmen untuk mendukung transisi energi terbarukan dan memastikan penguatan ketahanan energi di Indonesia. 

Pihaknya, lanjut Ahmad Bahtiar Sebayang, akan menyerahkan beberapa catatan akademis dan rekomendasi kebijakan dalam menyongsong B50 pada tahun 2026 dalam jangka pendek. Serta, Net-Zero Emmision pada 2060. 

"Isunya akan terkonsentrasi pada stabilitas fiskal dan pasar perdagangan domestik," tuturnya.

Menyambut hal tersebut, IKA ISMEI baru saja menggelar Dialog Energi pertengahan pekan lalu. Bertajuk “Inovasi dan Masa Depan Sawit Menuju Swasembada Energi Nasional”, program ini bentuk komitmen untuk mendukung transisi energi terbarukan dan memastikan penguatan ketahanan energi di Indonesia. 

Acara ini menghadirkan Prof. Dr. Eng. Eniya Listiani Dewi, B.Eng., M.Eng., IPU selaku Dirjen EBTKE Kementerian ESD sebagai pembicara utama. Selain itu, hadir pula sejumlah narasumber penting, yakni Jatmiko Santosa, Direktur Utama PTPN IV PalmCo; Ernest Gunawan, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI); Sabarudin, Ketua Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS); Eddy Martono, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI); Mahmuddin Muslim, Praktisi Ekonomi/Alumni ISMEI; Dr. Prayudi Syamsuri, Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Konektivitas pada Kementerian Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia.

Eddy Martono menyampaikan, bahwa transisi menuju B50 harus memperhatikan berbagai pertimbangan logis, sebelum di implementasikan. Mengingat, tahun ini produksi CPO masih dalam kapasitas yang stagnan. 

"Jika dipaksakan, ada kemungkinan akan menciptakan instabilitas dalam tata kelola CPO negara, khususnya berkaitan dengan kuotasi ekspor CPO. Jika kuotasi ekspor terganggu, hal ini bisa menciptakan instabilitas fiskal dalam tata kelola keuangan negara," jelasnya.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Ernest Gunawan, mengatakan bahwa produsen terus mendukung penuh upaya Uji Kinerja dan Uji Jalan untuk Biodiesel. Termasuk, rencana uji B50 beserta implementasinya.

"Kami mendukung sepanjang kajian strategis telah dilakukan secara komprehensif, dengan mempertimbangkan berbagai faktor," katanya melalui forum tersebut. 

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved