Goddess of Chaos Karya Lintas Generasi Lisa-Bianca, Busana dengan Bordir Handmade Benang Emas

Tema tersebut interpretasi dari mitologi Yunani tentang Dewi Athena yang menyimbolkan sebuah kebijaksanaan dan kekuatan perempuan. 

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.co.id/Ahmad Zaimul Haq
GODDESS OF CHAOS - Sejumlah peragawati memperagakan busana karya desainer Lisa Drupadi & Bianca Drupadi bertajuk Goddess of Chaos saat perhelatan Surabaya Fashion Parade 2025 di Convention Hall Tunjungan Plaza (TP) 3, Surabaya, Jumat (14/11/2025) malam. Sebanyak 11 desain interpretasi modern dari mitologi Yunani tentang dewi Athena, simbol perebutan, kebijaksanaan, dan kekuatan perempuan yang memadukan etnik dan kemegahan modern, diwujudkan melalui proses handmade yang dikerjakan secara teliti dari bordir hingga detail payet pada setiap busana dengan warna yang mendominasi emas,hitam dan merah sehingga mampu memancarkan aura royal, berani, dan elegan. 

Ringkasan Berita:
  • Desainer asal Surabaya Lisa Drupadi gandeng sang putri kenalkan 11 karya couture eksklusif bertema Goddess of Chaos. Busana dari pemikiran dua desainer lintas generasi, menghasilkan perpaduan etnik dan kemegahan modern
  • Hasilnya, busana perpaduan kreasi anak muda yang simpel simpel dan ide Lisa yang mengutamakan detail pada motif, pola dan model. Karya ini tampil di panggung runway Surabaya Fashion Parade 2025
  • Melalui Goddes of Chaos, Drupadi Batik Couture menegaskan sinergi baru penuh keberanian

 

SURYA.COID, SURABAYA- Setelah 10 tahun absen dari dunia mode, desainer asal Surabaya Lisa Drupadi menggandeng sang putri menghadirkan 11 karya couture eksklusifnya bertema “Goddess of Chaos”.

Tema tersebut interpretasi dari mitologi Yunani tentang Dewi Athena yang menyimbolkan sebuah kebijaksanaan dan kekuatan perempuan. 

Sebuah karya busana dari pemikiran dua desainer Surabaya lintas generasi, menghasilkan perpaduan etnik dan kemegahan modern.

Baca juga: Jadi Muse Busana Desainer Sumenep, Arumi Bachsin : Fesyen Muslim Jawa Timur Tumbuh Pesat

“10 tahun lalu saya single desainer, lalu dia (Bianca) kemudian memahami dunia fashion kekinian. Busana yang bisa digunakan anak-anak muda,” ungkap Lisa Drupadi dikonfirmasi, Selasa (18/11/2025).

Kolaborasi Lintas Generasi

Menurut Lisa, kolaborasi lintas generasi ini justru menemukan sudut pandang mode yang berbeda.

Keinginan anak muda pada pilihan busana disebut jauh lebih simpel, sedangkan dirinya mengutamakan detail pada motif, pola, dan model.

Setiap karya, lanjut Lisa, dibuat dengan proses handmade dari bordir hingga detail payet. Ia ingin menggambarkan keunikan manusia, ketekunan tangan dan dedikasi terhadap keindahan.

“Kami mengutamakan sentuhan personal dan autentik. Karena karya couture itu bukan sekadar pakaian, tetapi representasi karakter,” ucapnya.

Baca juga: Goresan Warna Blood dari Migi Rihasalay Tampilkan Pesona Glamour di Surabaya Fashion Parade 2025

Kesan glamour terwujud dalam motif bunga yang didesain lalu dibuat dengan benang emas.

Semua proses handmade dan diaplikasikan pada kebaya janggan perpaduan etnik.

“Detail dan beratnya ini lima kilogram dengan benang emas. Semua detail bordir ini dari kreasi Bianca, karena dia juga mendesain,” sebutnya.

Tampil di Panggung Runway Surabaya Fashion Parade 2025

Karya yang tampil di panggung runway Surabaya Fashion Parade 2025 ini didominasi warna-warna hitam, merah dan emas, untuk memancarkan aura royal, berani dan elegan. Beberapa model tampil dengan mahkota yang melambangkan kekuasaan.

Bahan yang digunakan adalah suede dan velvet impor, dipadu dengan cutting slinfit yang menonjolkan lekuk tubuh oerempuan secara anggun.

“Tantangannya waktu singkat itu lah bagaimana selesai tepat waktu dan sesuai konsep. Butuh empat bulan membuat koleksi ini,” sebut Bianca disamping sang ibu.

Keberanian Perempuan Tampil Autentik

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved