BKGN 2025 di Unair Soroti Gingivitis sebagai Silent Killer, Targetkan 750 Pasien Periksa Gigi Gratis

BKGN 2025 di Unair, Surabaya, Jati, soroti bahaya gingivitis sebagai silent killer dan targetkan 750 pasien periksa gigi dan gusi gratis.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Sulvi Sofiana
BKGN 2025 - Dari kanan, Prof. Dr. drg Agung Krismariono, drg., M.Kes., Sp.Perio (K), Direktur RSGM Universitas Airlangga ; Prof. Dr. drg. Muhammad Luthfi, M.Kes, Dekan FKG Unair dan drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Personal Care Community Lead Unilever Indonesia dalam talkshow pembukaan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2025 di ruang kuliah FKG Unair, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (18/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • BKGN 2025 di Unair, Surabaya, Jatim, fokus pada bahaya gingivitis yang disebut sebagai silent killer oleh para pakar kesehatan gigi.
  • Karang gigi menjadi kasus terbanyak yang ditemukan, termasuk pada anak-anak usia sekolah dasar.
  • BKGN targetkan 750 pasien periksa gigi gratis dengan melibatkan lebih dari 290 tenaga medis setiap hari.

 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kesehatan gusi menjadi perhatian utama pada pelaksanaan Bulan Kesehatan Gigi Nasional (BKGN) 2025 di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair) dan Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) FKG Unair, di Surabaya, Jawa Timur (Jatim). 

Penyakit gusi atau gingivitis, dinilai sebagai ancaman kesehatan yang sering diabaikan, meski dapat berdampak serius pada organ vital tubuh.

Dekan FKG Unair, Prof Dr drg Muhammad Luthfi, M.Kes., menyampaikan bahwa gejala awal seperti gusi berdarah atau bengkak sering dianggap ringan. 

Padahal, kondisi tersebut dapat menandakan adanya plak atau karang gigi yang menjadi pintu masuk bakteri ke dalam peredaran darah.

“Gingivitis sering dianggap sepele. Padahal plak atau karang gigi bisa menjadi pintu masuk bakteri ke organ vital seperti jantung, ginjal hingga otak. Ini dapat berdampak fatal, dan karena itu kami menyebutnya silent killer,” ujar Prof Luthfi.

Kasus Tertinggi: Karang Gigi

Direktur RSGM Unair, Prof Dr drg Agung Krismariono, mengungkapkan bahwa sejak BKGN digelar pada 2011, kasus terbanyak yang ditemukan adalah kalkulus atau karang gigi. 

Kondisi tersebut, menjadi tempat ideal berkembangnya bakteri yang dapat merusak jaringan gusi.

“Karang gigi adalah sumber hidupnya bakteri. Jika dibiarkan, ia merusak gusi dan menjadi pintu masuk penyakit serius,” jelasnya.

Prof Agung menegaskan, bahwa penyakit gusi dapat dialami seluruh kelompok usia, termasuk anak sekolah dasar yang kini juga mulai ditemukan memiliki kalkulus. 

Ia menyebut, gingivitis sebagai silent disease karena sering tanpa gejala pada tahap awal.

Ratusan Tenaga Medis Dikerahkan

Pelaksanaan BKGN 2025 di RSGM Unair melibatkan kekuatan penuh tenaga medis, terdiri dari sekitar 130 dokter dan tenaga RSGM, 110 dokter residen serta 50 dokter spesialis dan subspesialis setiap hari.

Ketua Panitia BKGN 2025, drg Ganendra Anugrah, Sp.BM., M.M., menjelaskan bahwa kegiatan BKGN telah berjalan sejak 2010, dengan misi pelayanan dan edukasi kesehatan gigi kepada masyarakat.

Sepanjang satu bulan terakhir, penyuluhan kesehatan gigi telah menjangkau 1.160 siswa dan masyarakat dari sekolah dasar, pesantren hingga komunitas dewasa. 

Pihaknya menargetkan 750 pasien mengikuti pemeriksaan gigi dan gusi gratis selama tiga hari BKGN 2025.

Dorong Kesadaran Gusi Sehat

Melalui pelaksanaan BKGN 2025, FKG dan RSGM Unair berharap, masyarakat semakin sadar bahwa menjaga kesehatan gusi merupakan fondasi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

“Edukasi dan pemeriksaan berkala diharapkan mampu mewujudkan target dunia bebas penyakit gigi dan mulut berat pada 2030, serta membangun fondasi Senyum Indonesia Hebat,” pungkas panitia.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved