Banjir Madiun

Petakan Wilayah Berisiko Terkena Banjir, BPBD Kabupaten Madiun: Dibagi Jadi 4 Zona

BPBD Kabupaten Madiun telah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana alam sampai ke tingkat desa.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: irwan sy
febrianto ramadani/surya.co.id
PETAKAN WILAYAH RAWAN - Banjir merendam Desa Ngadirejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis malam (5/12/2024).BPBD telah menetapkan empat zona risiko banjir, guna memudahkan pemantauan saat hujan intensitas tinggi terjadi. 
Ringkasan Berita:
  • BPBD Madiun telah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana hingga tingkat desa untuk memperkuat mitigasi.
  • Pemetaan berdasarkan dokumen kajian risiko terbaru, mencakup potensi banjir, longsor, hingga angin kencang.
  • Ditetapkan 4 zona risiko banjir utama untuk pemantauan intensif saat hujan deras (contoh: aliran sungai Wungu-Madiun, Waduk Dawuhan).
  • BPBD mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem, pohon tumbang, dan memilih tempat berteduh yang aman saat hujan.

 

SURYA.co.id | MADIUN - BPBD Kabupaten Madiun telah melakukan pemetaan wilayah rawan bencana alam sampai ke tingkat desa.

Plt Kalaksa BPBD Kabupaten Madiun, Boby Saktia Putra Lubis, mengatakan pemetaan dilakukan demi memperkuat langkah mitigasi menghadapi potensi bencana alam.

Baca juga: Gelar Simulasi Mitigasi Bencana di Desa Ngale, Pemkab Madiun Bentuk Kampung Siaga Bencana

“Kami telah memulai mitigasi sejak awal, untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi cuaca ekstrem,” ujar Boby, di Desa Ngale, Kecamatan Pilangkenceng, Sabtu (22/11/2025).

Melalui dokumen kajian risiko terbaru, lanjut Boby, setiap desa dipetakan berdasarkan potensi bencana alam, mulai dari banjir, longsor hingga angin kencang.

4 Zona Risiko

Ia menambahkan untuk peristiwa banjir, BPBD telah menetapkan empat zona risiko guna memudahkan pemantauan saat hujan intensitas tinggi terjadi.

“Zona pertama berada di aliran sungai wilayah Wungu hingga Madiun, sementara zona kedua meliputi Gemarang, Saradan, Sugihwaras hingga Mejayan. Zona ketiga berada di lintasan Waduk Dawuhan menuju Kecamatan Wonoasri dan Desa Ngadirejo, sedangkan zona keempat merupakan aliran Sungai Jeroan menuju Bengawan Madiun,” jelas Boby.

Boby menegaskan empat zona ini menjadi fokus utama saat curah hujan tinggi.

Terlebih lagi, dalam beberapa pekan terakhir, pihaknya juga mencatat kejadian pohon tumbang dan tanah longsor di sejumlah titik.

“Kami terus memberikan imbauan melalui media sosial dan surat edaran kepada desa untuk meningkatkan kewaspadaan warga. Kepada masyarakat perhatikan lingkungan sekitar saat hujan deras, terutama bagi pengguna jalan. Kami mengimbau pengendara tidak berteduh di bawah pohon dan memilih bangunan yang lebih aman,” tutup Boby.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved