Gunung Semeru Erupsi

Kisah Haru Hanik Korban Erupsi Gunung Semeru di Lumajang: Rumah Ludes, Harta Ratusan Juta Hilang

Seorang Pengungsi terdampak Erupsi Gunung Semeru Semeru kehilangan dua rumah sekaligus saat awan panas menerjang. Simak kisahnya.

youtube SURYA.co.id
HARTA LUDES - Hanik, Korban Erupsi Gunung Semeru di Lumajang saat menceritakn kisahnya menyelamatkan diri dari awan panas. 

Lahan pertanian milik keluarganya ikut rusak. Mereka menanam cabai dan sengon yang baru berusia 2–3 tahun.

“Taninya habis. Cabai umur dua bulan, sengon juga ada umur tiga tahun. Semua tertimbun,” tutur Hanik.

Pemerintah sebelumnya telah menyiapkan hunian tetap (huntap) di wilayah utara Kabupaten Lumajang untuk warga yang tinggal di zona rawan Semeru.

Namun Hanik dan keluarga belum bisa menempatinya.

“Sudah dapat huntap, tapi belum ditempati karena kerja saya di sini. Kerjanya sopir, jauh kalau pindah ke sana,” jelasnya.

Untuk saat ini, ia dan delapan anggota keluarga memilih bertahan di lokasi pengungsian sambil menunggu kondisi lebih aman.

“Masih belum ngerti kapan pindah. Nunggu aman dulu, ikut yang lain,” ujarnya.

Sejumlah pengungsi lain juga terlihat membawa barang seadanya. Banyak yang hanya membawa pakaian yang melekat di tubuh saat melarikan diri.

Kondisi cuaca saat kejadian dilaporkan mendung dan disertai hujan, memperparah banjir lahar yang turun dari puncak Semeru.

Petugas masih terus memantau aktivitas vulkanik serta mengevakuasi warga dari zona rawan. Proses asesmen kerusakan dan pendataan kerugian warga kini juga sedang berjalan.

Baca juga: Akibat Trauma, Lansia Bertahan di Pengungsian Meski Rumahnya Selamat dari Erupsi Gunung Semeru

Pengungsi di Desa Penanggal Lumajang Pulang Lebih Awal

Tempat pengungsian Gunung Semeru Erupsi di Balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, sudah sepi, Kamis (20/11/2025).

Sebanyak 40 orang pengungsi yang singgah di kantor desa ini telah pulang sejak, Rabu (19/11/2025) pukul 21.30 WIB, setelah Gunung Semeru Erupsi berhenti.

Kepala Desa Pananggal Cik Ono mengatakan, puluhan pengungsi di kantor desanya itu ada 25 orang dewasa, diantarnya 10 orang laki-laki dan 15 perempuan.

"Ada 11 anak dan empat balita, yang datang mengungsi," ujarnya.

Menurutnya, mereka tiba di kantornya dari Dusun Kajarkuning, Gunung Sawoh Desa Sumberwuluh.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved