Luas Tanam Tebu Lamongan 2025 Hanya Separuh Target, Petani Lebih Dulu Tanam Jagung
Luas tanam tebu di Lamongan, Jatim pada 2025 hanya 3.770 hektare, dari target 8.100 hektare. Petani prioritaskan jagung karena panen 3 kali setahun.
Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Cak Sur
Ringkasan Berita:
- Luas tanam tebu di Lamongan, Jatim pada 2025 hanya mencapai 3.770 hektare, dari target 8.100 hektare.
- Ketidaktercapaian target disebabkan petani lebih dulu menanam jagung yang memberikan panen tiga kali setahun.
- Program bantuan bibit tebu dan pengolahan lahan tidak terserap maksimal, karena timing peluncuran program bertepatan dengan musim tanam jagung.
SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Luas tanam tebu di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur (Jatim) pada tahun 2025 ini hanya mencapai 3.770 hektare, jauh dari target 8.100 hektare, atau hanya separuh dari yang ditargetkan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lamongan, Mugito, menyatakan ketidaktercapaian target bukan karena petani menolak menanam tebu, melainkan karena petani lebih awal menanam jagung yang memberikan panen tiga kali setahun, dibanding tebu yang hanya sekali.
Target Tebu 8.100 Hektare Hanya Tercapai 3.770 Hektare, Penyerapan Program Bantuan Terhambat
Luas tanam tebu di Lamongan tahun 2025 mengalami keterlambatan pencapaian target.
Dari target 8.100 hektare, baru tercapai 3.770 hektare atau sekitar 46,5 persen dari target yang ditetapkan.
Kepala DKPP Lamongan, Mugito, menjelaskan bahwa ketidaktercapaian target ini, menyebabkan program bantuan bibit tebu dan pengolahan tanah tidak terserap sepenuhnya.
"Jadi ada program bantuan bibit tebu dan pengolahan tanah tidak semuanya terserap, karena kedahuluan petani tanam jagung," kata Mugito saat dikonfirmasi, Selasa (18/11/2025).
Petani Prioritaskan Jagung karena Tiga Kali Panen Setahun, Tebu Hanya Sekali
Mugito memastikan, bahwa ketidaktercapaian target luas tanam tebu bukan karena petani menolak menanam komoditi tersebut.
Secara umum, para petani sudah lebih awal menanam jagung, karena pertimbangan ekonomi yang lebih menguntungkan dalam jangka pendek.
Tanaman jagung bisa dipanen tiga kali setahun, sedangkan siklus tanam tebu hanya menghasilkan panen satu kali setahun.
Hal tersebut, membuat petani cenderung memprioritaskan tanaman jagung untuk memaksimalkan hasil panen dan pendapatan.
Optimis Luas Tanam Tebu Bertambah pada Tahun 2026
Meskipun target 2025 tidak tercapai, Mugito optimis bahwa luasan tanam tebu di Lamongan akan bertambah banyak pada tahun 2026.
Optimisme ini, didukung oleh peningkatan sosialisasi dan penyesuaian waktu implementasi program bantuan agar tidak bentrok dengan musim tanam jagung.
Pemasaran Hasil Panen Tebu Terjamin ke PG Kebun Temu Mas dan Pabrik Lainnya
Pemasaran hasil panen tebu sudah bisa dipastikan sasarannya yakni ke PG Kebun Temu Mas (KTM) yang ada di Jalan Jombang, Kecamatan Ngimbang, Lamongan.
Sebelum ada KTM, petani tebu Lamongan sudah melakukan tanam mandiri dengan binaan pabrik gula, dan hasil produksinya dijual ke berbagai tempat seperti PG Jombang atau Gempolkrep Mojokerto.
Dengan adanya KTM, petani memiliki pasar yang lebih dekat dan terjamin, meningkatkan kepastian penjualan hasil panen.
Program Kemitraan Tebu Sangat Menguntungkan dan Berbasis Kelompok
Mugito menyebut, bahwa program kemitraan kepada para petani tebu di Lamongan sangat menguntungkan.
Pada tahun depan, program ini masih akan dilanjutkan dan digalakkan dengan fokus pada petani yang mendapat bantuan secara berkelompok.
"Semua bantuan pertanian berbasis kelompok," katanya.
Bantuan berupa bibit tebu dan biaya pengolahan lahan pertanian untuk program swasembada gula, yang baru digulirkan pada pertengahan tahun 2025.
"Yang dapat bantuan untuk seorang petani maksimal mengelolah lima hektare lahan," tutur Mugito.
Setiap Petani Dapat 60.000 Calon Tunas per Hektare untuk Rangsang Tanam Tebu
Dalam program bantuan tersebut, petani akan dibantu bibit sebanyak 60.000 calon tunas per hektarenya.
Program ini, dirancang untuk merangsang masyarakat agar menanam tebu dengan memberikan dukungan teknis dan finansial yang memadai.
"Program itu untuk merangsang masyarakat agar tanam tebu," tambah Mugito.
Swasembada Gula Jadi Alasan Utama Pengembangan Tanam Tebu di Lamongan
Mugito menyebut, alasan paling utama pengembangan tanam tebu adalah untuk menyukseskan program swasembada gula nasional.
Program ini, merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi gula dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.
Sentra tanam tebu di Lamongan tersebar di beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Mantup, Tikung, Sambeng dan Ngimbang, yang merupakan kawasan potensial untuk pengembangan tanaman tebu.
| Sosok Serah Nuban Mahasiswi NTT yang Bayar Kuliah dengan Jualan Hasil Tenun, 1 Kain Selesai 2 Bulan |
|
|---|
| Sosok Lukas Luwarso yang Ragukan Pengakuan Polda Metro Soal Keberadaan Ijazah Asli Jokowi Sekarang |
|
|---|
| Sosok 3 Tersangka Baru Kasus Penculikan Berujung Pembunuhan Bos Bank Plat Merah, Ini Perannya |
|
|---|
| KRONOLOGI Kapolsek Arjasa Situbondo Alami Laka dan Meninggal Dunia, Mobil Sempat Hilang Kendali |
|
|---|
| Sosok KGPA Dipokusumo yang Dapat Gelar Tertinggi 'Panembahan' Usai Jumenengan Pakubuwono XIV |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/Kendaraan-truk-bermuatan-tebu-di-Lamongan-Jatimjpg.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.