Luas Tanam Tebu Lamongan 2025 Hanya Separuh Target, Petani Lebih Dulu Tanam Jagung

Luas tanam tebu di Lamongan, Jatim pada 2025 hanya 3.770 hektare, dari target 8.100 hektare. Petani prioritaskan jagung karena panen 3 kali setahun.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Hanif Manshuri
TRUK TEBU - Kendaraan truk bermuatan tebu menunggu antrean di PG KTM, Jalan Jombang, Kecamatan Ngimbang, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur pada Senin (17/11/2025). Luas tanam tebu di Lamongan pada tahun 2025 ini hanya mencapai 3.770 hektare, jauh dari target 8.100 hektare, 
Ringkasan Berita:
  • Luas tanam tebu di Lamongan, Jatim pada 2025 hanya mencapai 3.770 hektare, dari target 8.100 hektare.
  • Ketidaktercapaian target disebabkan petani lebih dulu menanam jagung yang memberikan panen tiga kali setahun.
  • Program bantuan bibit tebu dan pengolahan lahan tidak terserap maksimal, karena timing peluncuran program bertepatan dengan musim tanam jagung. 
 

 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Luas tanam tebu di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur (Jatim) pada tahun 2025 ini hanya mencapai 3.770 hektare, jauh dari target 8.100 hektare, atau hanya separuh dari yang ditargetkan. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Lamongan, Mugito, menyatakan ketidaktercapaian target bukan karena petani menolak menanam tebu, melainkan karena petani lebih awal menanam jagung yang memberikan panen tiga kali setahun, dibanding tebu yang hanya sekali.

Target Tebu 8.100 Hektare Hanya Tercapai 3.770 Hektare, Penyerapan Program Bantuan Terhambat

Luas tanam tebu di Lamongan tahun 2025 mengalami keterlambatan pencapaian target. 

Dari target 8.100 hektare, baru tercapai 3.770 hektare atau sekitar 46,5 persen dari target yang ditetapkan. 

Kepala DKPP Lamongan, Mugito, menjelaskan bahwa ketidaktercapaian target ini, menyebabkan program bantuan bibit tebu dan pengolahan tanah tidak terserap sepenuhnya.

"Jadi ada program bantuan bibit tebu dan pengolahan tanah tidak semuanya terserap, karena kedahuluan petani tanam jagung," kata Mugito saat dikonfirmasi, Selasa (18/11/2025).

Petani Prioritaskan Jagung karena Tiga Kali Panen Setahun, Tebu Hanya Sekali

Mugito memastikan, bahwa ketidaktercapaian target luas tanam tebu bukan karena petani menolak menanam komoditi tersebut. 

Secara umum, para petani sudah lebih awal menanam jagung, karena pertimbangan ekonomi yang lebih menguntungkan dalam jangka pendek.

Tanaman jagung bisa dipanen tiga kali setahun, sedangkan siklus tanam tebu hanya menghasilkan panen satu kali setahun. 

Hal tersebut, membuat petani cenderung memprioritaskan tanaman jagung untuk memaksimalkan hasil panen dan pendapatan.

Optimis Luas Tanam Tebu Bertambah pada Tahun 2026

Meskipun target 2025 tidak tercapai, Mugito optimis bahwa luasan tanam tebu di Lamongan akan bertambah banyak pada tahun 2026. 

Optimisme ini, didukung oleh peningkatan sosialisasi dan penyesuaian waktu implementasi program bantuan agar tidak bentrok dengan musim tanam jagung.

Pemasaran Hasil Panen Tebu Terjamin ke PG Kebun Temu Mas dan Pabrik Lainnya

Pemasaran hasil panen tebu sudah bisa dipastikan sasarannya yakni ke PG Kebun Temu Mas (KTM) yang ada di Jalan Jombang, Kecamatan Ngimbang, Lamongan

Sebelum ada KTM, petani tebu Lamongan sudah melakukan tanam mandiri dengan binaan pabrik gula, dan hasil produksinya dijual ke berbagai tempat seperti PG Jombang atau Gempolkrep Mojokerto.

Dengan adanya KTM, petani memiliki pasar yang lebih dekat dan terjamin, meningkatkan kepastian penjualan hasil panen.

Program Kemitraan Tebu Sangat Menguntungkan dan Berbasis Kelompok

Mugito menyebut, bahwa program kemitraan kepada para petani tebu di Lamongan sangat menguntungkan. 

Pada tahun depan, program ini masih akan dilanjutkan dan digalakkan dengan fokus pada petani yang mendapat bantuan secara berkelompok.

"Semua bantuan pertanian berbasis kelompok," katanya.

Bantuan berupa bibit tebu dan biaya pengolahan lahan pertanian untuk program swasembada gula, yang baru digulirkan pada pertengahan tahun 2025. 

"Yang dapat bantuan untuk seorang petani maksimal mengelolah lima hektare lahan," tutur Mugito.

Setiap Petani Dapat 60.000 Calon Tunas per Hektare untuk Rangsang Tanam Tebu

Dalam program bantuan tersebut, petani akan dibantu bibit sebanyak 60.000 calon tunas per hektarenya.

Program ini, dirancang untuk merangsang masyarakat agar menanam tebu dengan memberikan dukungan teknis dan finansial yang memadai.

"Program itu untuk merangsang masyarakat agar tanam tebu," tambah Mugito.

Swasembada Gula Jadi Alasan Utama Pengembangan Tanam Tebu di Lamongan

Mugito menyebut, alasan paling utama pengembangan tanam tebu adalah untuk menyukseskan program swasembada gula nasional. 

Program ini, merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi gula dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.

Sentra tanam tebu di Lamongan tersebar di beberapa kecamatan, antara lain Kecamatan Mantup, Tikung, Sambeng dan Ngimbang, yang merupakan kawasan potensial untuk pengembangan tanaman tebu.

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved