Koperasi Merah Putih dan Asta Cita
Koperasi Merah Putih Digadang Jadi Tonggak Pangan Desa, Ahmad Rizki: Gerakkan Ekonomi Bottom-Up
Program Koperasi Merah Putih digadang-gadang menjadi tonggak ketahanan pangan di desa. Ketua DPW PAN Jatim, Ahmad Rizki Sadig, optimis
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Program Koperasi Merah Putih, merupakan program gagasan Presiden Prabowo Subianto, sejak masa kepemimpinannya.
Program ini digadang-gadang akan menjadi tonggak ketahanan pangan di desa sekaligus memberikan efek multiplier yang signifikan bagi masyarakat desa, terutama dalam mencegah urbanisasi pemuda.
Anggota Komisi XI DPR RI sekaligus Ketua DPW PAN Jatim, Ahmad Rizki Sadig, menyampaikan keyakinan kuatnya terhadap program yang diluncurkan sekitar lima bulan lalu ini.
Ia menyoroti peran Koperasi Merah Putih dalam memotong rantai distribusi yang panjang dan tidak tepat sasaran.
“Saya punya keyakinan karena kalau ini berjalan secara maksimal."
"Ada koperasi yang di dalamnya karena ada keberpihakan pemerintah dalam mendistribusikan subsidi-subsidi yang berhubungan dengan pupuk, benih, obat dan lain sebagainya tidak lagi dilewatkan dari jalur distribusi yang terlalu panjang tapi langsung ke koperasi Desa Merah Putih,” ujar Rizki-sapaan akrabnya, dalam podcast bersama SURYA.CO.ID.
Hal ini, menurutnya, akan membuat petani menerima subsidi dari tangan pertama dan harganya menjadi lebih murah.
Kepastian Pasar dan Pemotongan Rantai Tengkulak
Lebih lanjut, program ini juga menjamin kepastian pasar bagi petani.
Pemerintah telah menginstruksikan Bulog untuk wajib membeli berapapun stok produk beras dari petani dengan harga pokok yang telah ditentukan.
Baca juga: Raup Omzet Rp 250 M, Ini Rahasia Ponpes Sunan Drajat Lamongan Jadi Role Model Koperasi Merah Putih
Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi kepanjangan tangan yang menampung hasil panen.
“Koperasi enggak perlu takut karena wajib Bulog untuk membeli. Jadi sudah punya pembelinya,” tegasnya.
Selain itu, Koperasi Merah Putih diharapkan dapat mengatasi masalah tingginya harga barang bersubsidi di tingkat masyarakat, seperti tabung gas LPG 3 kg, yang selama ini dinikmati keuntungannya oleh tengkulak.
“Subsidi-subsidi yang diberikan pemerintah yang merasakan adalah para tengkulak-tengkulak ini bukan kepada masyarakat,” katanya. Dengan Koperasi Desa, jalur distribusi diharapkan menjadi lebih pendek.
Kredit Modal dan Tantangan Bisnis Plan

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.