Terpanas Di Jatim, Jombang Terpanggang Suhu 36,9 Derajat Celcius, Prakiraan Hujan Akhir Oktober

Kondisi tersebut juga memicu pembentukan awan konvektif yang dapat menimbulkan hujan lokal di sore atau malam hari.

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
surya/anggit puji widodo
PANAS MATAHARI - Panasnya terik matahari di Jalan KH. Hasyim Asy'ari, Plandu, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Selasa (14/10/2025). Kondisi atmosfer yang tidak stabil serta minimnya tutupan awan menjadi penyebab utama panas menyengat. 

SURYA.CO.ID, JOMBANG - Cuaca panas ekstrem masih melanda wilayah Jawa Timur. Berdasarkan data Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Timur, Senin (13/10/2025), Kabupaten Jombang tercatat sebagai daerah dengan suhu tertinggi di provinsi ini yaitu mencapai 36,9 derajat Celcius. 

Data tersebut dihimpun dari Automatic Weather Station (AWS) dan Automatic Agroclimate Weather Station (AAWS) yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur.

Selain Jombang, suhu panas juga tercatat di sejumlah daerah lain. Kediri menempati posisi kedua dengan suhu 36,7 derajat Celcius, disusul Lamongan 36,4 derajat Celcius, Mojokerto 36,1 derajat Celcius dan Surabaya 36,0 derajat Celcius. Sementara itu, suhu terendah terpantau di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, yakni 32,5 derajat Celcius.

BMKG mengimbau masyarakat untuk menghindari dehidrasi dengan memperbanyak konsumsi air putih, mengurangi aktivitas di luar ruangan, dan menghindari paparan langsung sinar matahari, terutama pukul 10.00 WIB - 15.00 WIB.

“Cuaca panas seperti ini umum terjadi pada masa peralihan dari kemarau ke musim hujan. Namun masyarakat tetap perlu waspada terhadap dampak kesehatan akibat suhu tinggi,” tulis BMKG dalam keterangannya.

Sebagai catatan, suhu tertinggi sepanjang sejarah pengamatan di Jawa Timur pernah tercatat mencapai 39,9 derajat Celsius pada 17 Oktober 2018.

Kepala BPBD Jombang, Wiku Birawa Felipe Diaz Quintas menyebut fenomena ini merupakan bagian dari masa peralihan menuju puncak kemarau.

Menurut Wiku, kondisi atmosfer yang tidak stabil serta minimnya tutupan awan menjadi penyebab utama panas menyengat beberapa hari terakhir. Situasi ini diperparah dominasi tekanan udara tinggi di lapisan atas atmosfer.

“Cuaca panas saat ini masih tergolong wajar dalam fase transisi musim. Namun karena kelembaban udara cukup tinggi, sensasi panasnya terasa lebih kuat,” ucap Wiku, Selasa (14/10/2025).

Berdasarkan koordinasi antara BPBD Jombang dan BMKG Stasiun Meteorologi Juanda, suhu harian di wilayah Jombang berkisar antara 25 hingga 34 derajat Celcius, dengan tingkat kelembaban mencapai 51-97 persen. 

Kondisi tersebut juga memicu pembentukan awan konvektif yang dapat menimbulkan hujan lokal di sore atau malam hari.

“Siang hari bisa terasa sangat panas, tetapi bukan berarti tidak ada peluang hujan. Justru dalam masa transisi seperti ini, cuaca bisa berubah cepat,” imbuhnya.

BPBD memprediksi bahwa sebagian besar wilayah Jombang baru akan memasuki musim penghujan pada akhir Oktober 2025.

Karena itu, masyarakat diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan deras disertai petir atau angin kencang.

“Wilayah seperti Kecamatan Wonosalam menjadi perhatian khusus karena rawan longsor. Kami minta masyarakat di daerah lereng dan tebing untuk tetap waspada dan tidak menempati area beresiko,” tegas Wiku.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved