PIM Bondowoso Menjadi Museum Terbuka, Koleksi Tersebar Sampai Permukiman Sebagai Bagian Budaya
“Jadi keunikannya di situ. Koleksi kita tidak hanya di dalam pagar, tetapi juga di luar hidup berdampingan dengan masyarakat,” terangnya
Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, BONDOWOSO - Pusat Informasi Megalitikum (PIM) Bondowoso di Desa Pekauman, Kecamatan Grujugan, resmi naik status menjadi Museum Terbuka Megalitik (MTM) Bondowoso.
Status ini didapat setelah Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) RI mengeluarkan surat yang menyatakan usulan peningkatan status memenuhi syarat, serta berhak ditetapkan sebagai museum.
Menurut Kabid Kebudayaan Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Bondowoso, Gede Budiawan, dengan status baru ini maka museum membuka banyak peluang.
Yakni memperkuat fungsi edukasi dan wisata budaya. Sekaligus Bondowoso bisa mengakses Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat melalui aplikasi SiKrisna.
“Kalau sudah diakui sebagai museum, pengelolaannya akan lebih profesional, dan operasionalnya bisa terbantu dari DAK, jadi tidak sepenuhnya membebani APBD,” jelas Gede, Selasa (14/10/2025).
Ia menjelaskan, penggunaan kata "Museum Terbuka" memiliki alasan. Karena koleksi megalit yang dimiliki Bondowoso tersebar, tidak hanya di dalam kompleks PIM.
Namun ada juga di halaman rumah warga, kebun, hingga area belakang pabrik. Semua situs itu masih terawat dan menjadi bagian dari warisan budaya hidup.
“Jadi keunikannya di situ. Koleksi kita tidak hanya di dalam pagar, tetapi juga di luar hidup berdampingan dengan masyarakat,” terangnya.
Menurutnya, pengajuan ke Kemenbud RI melalui proses yang tidak sebentar. Berawal dari konsultasi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur, dan Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah XI Trowulan.
Kemudian pada 14 Agustus 2025, Bupati Bondowoso menetapkan Pusat Informasi Megalitikum menjadi museum daerah. Selanjutnya pemkab bersurat resmi ke Disbudpar Jatim dan BPK Wilayah XI untuk dilakukan verifikasi dan validasi.
Tim dari dua lembaga tersebut kemudian turun langsung ke Bondowoso. Hasilnya, ada beberapa catatan teknis yang harus dipenuhi.
Seperti penyediaan ruang penyusuan, fasilitas perpustakaan, serta sarana akses bagi penyandang disabilitas. “Itu bukan syarat pembatalan, tetapi arahan agar kita terus meningkatkan kualitas museum,” imbuhnya.
Ia berharap keberadaan Museum Terbuka Megalit Bondowoso dapat menjadi pusat edukasi dan wisata sejarah bagi pelajar maupun wisatawan, sekaligus memperkuat identitas Bondowoso sebagai kota megalit tertua di Jawa Timur. *****
Pusat Informasi Megalitikum (PIM)
PIM Bondowoso
museum terbuka
museum megalitikum
Kementrian Kebudayaan RI
Bondowoso
SURYA.co.id
Pemkab Ngajukan Usulkan Marsinah Sebagai Pahlawan, Ilhami Generasi Muda Untuk Perjuangkan Keadilan |
![]() |
---|
Lirik Qosidah Tawasul Masyayikh Lirboyo, Lengkap Teks Arab, Latin dan Artinya |
![]() |
---|
Laga Terakhir di DBL Surabaya 2025, Yeirah Yael Sampaikan Pesan Haru untuk Tim dan Thirteenrangers |
![]() |
---|
MMT Body Contest 2 Jadikan Kota Pasuruan Makin Disegani, Diikuti 150 Binaragawan Seluruh Indonesia |
![]() |
---|
Hasil Lengkap DBL Surabaya 2025: AZA 3X3 Competition, Junior Exhibition Games, Hingga 5ON5 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.