Sadarkan Pentingnya Perencanaan, Duta GenRe Probolinggo Ingatkan Bahaya Pernikahan Dini Ke Sebayanya

"Pernikahan dini ini juga menjadi sebab dan sering menghentikan pendidikan dan karier remaja. Pada khusus bagi kaum perempuan," tambahnya

Penulis: Ahsan Faradisi | Editor: Deddy Humana
Bromo FM
PERENCANAAN NIKAH - Dua anggota Duta GenRe mengikuti podcast di Studio Bromo FM Probollinggo, Senin (13/10/2025). Keduanya menjelaskan konsep Green Flag sebagai solusi menekan pernikahan dini. 

SURYA.CO.ID, PROBOLINGGO - Sosialisasi tentang resiko pernikahan dini atau pernikahan usia anak kadang lebih bisa diterima ketika disampaikan remaja sebaya.

Karena itu, upaya menekan angka pernikahan anak disosialisasikan lewat Duta Generasi Berencana (GenRe) dalam podcast di Studio Radio Bromo FM, Senin (13/10/2025).

Kegiatan edukatif bertajuk “Red Flag Nikah Dini vs Green Flag Generasi Berencana” itu dipandu host Vey dengan menghadirkan dua perwakilan Duta GenRe, Janeta dan Nanda yang membahas secara mendalam tentang bahaya pernikahan dini.

Nanda menjelaskan, pernikahan di bawah usia 19 tahun merupakan “red flag” atau tanda bahaya serius yang perlu disadari oleh para remaja.

"Pertama yang harus disadari adalah ketidaksiapan fisik dan kesehatan reproduksi. Organ reproduksi remaja perempuan belum matang, sehingga beresiko tinggi mengalami komplikasi kehamilan. Bahkan, bisa berujung pada kasus stunting bagi anak," kata Nanda, Senin (13/10/2025).

Sementara Janeta menyebut, selain faktor kesehatan, pentingnya kesiapan mental dan emosional sebelum melangkah ke jenjang pernikahan.

"Menikah itu membutuhkan kematangan dalam mengelola emosi dan tanggung jawab. Tanpa kesiapan mental, rumah tangga rawan konflik, bahkan bisa berakhir dengan kekerasan atau perceraian," ujar Janeta.

"Pernikahan dini ini juga menjadi sebab dan sering menghentikan pendidikan dan karier remaja. Pada khusus bagi kaum perempuan," tambahnya.

Sebagai solusi, menurut Janeta, para Duta GenRe memperkenalkan konsep “Green Flag”, sebuah simbol kesiapan dan perencanaan yang matang dalam menjalani kehidupan. 

"Konsep ini menekankan pentingnya menunda usia pernikahan hingga usia ideal, yaitu minimal 21 tahun untuk perempuan dan 25 tahun untuk laki-laki," jelas Janeta.

Menurut Janeta, Green Flag bukan larangan menikah, tapi bentuk investasi waktu untuk pengembangan diri. Dengan menunda pernikahan, remaja bisa fokus menyelesaikan pendidikan dan mempersiapkan karier yang lebih stabil.

"Duta GenRe adalah agen perubahan. Kami ingin berbicara dengan bahasa yang ringan, agar pesan kami bisa menyentuh remaja Probolinggo. Tujuannya satu untuk mencetak generasi yang sehat, cerdas dan berencana, siap menyongsong Indonesia Emas 2045," pungkasnya. *****

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved