RSUD Jombang Tetap Di Pusat Kota, Bupati Warsubi Tegaskan Pembatalan Relokasi Hasil Kajian Mendalam

Dengan penegasan itu maka Pemkab Jombang resmi membatalkan rencana relokasi rumah sakit yang bakal menguras keuangan daerah

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Deddy Humana
surya/anggit Puji Widodo
PRIORITAS ANGGARAN - Bupati Jombang, Warsubi menyampaikan alasan batalnya relokasi RSUD Jombang karena mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. 

SURYA.CO.ID, JOMBANG - Batalnya relokasi RSUD Jombang dibenarkan Bupati Jombang, Warsubi dengan menegaskan bahwa fasilitas kesehatan utama itu akan tetap berada di pusat kota dan dicanangkan untuk pengembangan. 

Dengan penegasan itu maka Pemkab Jombang resmi membatalkan rencana relokasi rumah sakit yang bakal menguras keuangan daerah.

Setelah melalui kajian mendalam, pemda memilih untuk mengoptimalkan pengembangan fasilitas di lokasi yang ada, tepatnya di pusat kota Jombang.

Menjawab wartawan usai rapat paripurna di Gedung DPRD Kabupaten Jombang, Senin (6/10/2025), Warsubi menegaskan bahwa keberadaan RSUD di jantung kota masih sangat strategis, baik dari sisi pelayanan publik maupun aksesibilitas bagi masyarakat.

“Intinya, RSUD Jombang tetap berada di Kecamatan Jombang, pusat kota. Kami akan melakukan pengembangan di lokasi tersebut agar lebih maksimal,” ucap Warsubi.

Menurutnya, langkah pengembangan akan dilakukan secara bertahap. Pemkab telah menyiapkan rencana relokasi dua instansi, yakni Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) serta Dinas Kesehatan (Dinkes) yang saat ini berdampingan dengan kompleks rumah sakit. 

Nantinya kedua kantor tersebut akan dibangun ulang di kawasan Simpang Tiga, sehingga lahan eksistingnya bisa dimanfaatkan untuk perluasan RSUD.

“Kalau nanti anggaran dari pemerintah pusat sudah turun, kami akan bangunkan gedung baru untuk Dispendukcapil dan Dinkes di Simpang Tiga. Lahan lama akan digunakan untuk memperluas RSUD,” jelasnya.

Selain pengembangan di pusat kota, Warsubi juga membuka peluang pembangunan rumah sakit baru di wilayah Selatan Jombang sebagai bentuk pemerataan layanan kesehatan. 

Ia menilai, daerah seperti Kecamatan Ngoro cukup potensial karena lokasinya berdekatan dengan Kecamatan Bareng dan Wonosalam.

“Untuk jangka panjang, kami juga akan pikirkan rumah sakit baru di kawasan Selatan. Tujuannya agar masyarakat di pelosok punya akses kesehatan yang lebih mudah,” tambahnya.

Sementara Direktur RSUD Jombang, dr Pudji Umbaran menyampaikan bahwa keputusan tidak melakukan relokasi merupakan langkah realistis karena melihat kemampuan keuangan daerah.

Menurutnya, relokasi rumah sakit memerlukan biaya besar dan beresiko menekan anggaran pembangunan di sektor lain.

“Total aset RSUD saat ini sudah mencapai sekitar Rp 1 triliun. Jika dilakukan relokasi, biayanya bisa sangat besar dan memberatkan APBD,” ungkap Pudji.

Ia menuturkan, jika anggaran tersedot untuk satu proyek besar seperti relokasi, maka program pembangunan lain berpotensi terhambat. Karena itu, strategi terbaik adalah memperkuat infrastruktur dan pelayanan di lokasi saat ini.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved