Bangunan Ponpes di Sidoarjo Ambruk

Cegah Tragedi Sidoarjo Terulang, Kang Giri Perintahkan Cek Kualitas Bangunan Pesantren Di Ponorogo

Ke depan, Bupati Sugiri bakal melakukan sejumlah langkah yaitu berencana memeriksa kualitas bangunan pesantren di seluruh Ponorogo

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Deddy Humana
surya/Pramita Kusumaningrum (Pramita)
MITIGASI BENCANA - Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko mendorong mitigasi untuk pembangunan pesantren untuk mencegah terulangnya insiden runtuhnya Ponpes Al Khoziny Buduran Kabupaten Sidoarjo. 


SURYA.CO.ID, PONOROGO - Runtuhnya bangunan lantai tiga di Ponpes Al Khoziny Buduran Sidoarjo,Senin (29/8/2025) lalu, mencuatkan sorotan pada kualitas bangunan yang diduga kurang kuat.

Hal ini menjadi perhatian Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko yang menyiapkan mitigasi agar kejadian serupa tidak terjadi di ponpes-ponpes di daerahnya.

Ke depan, Bupati Sugiri bakal melakukan sejumlah langkah yaitu berencana memeriksa kualitas bangunan pesantren di seluruh Ponorogo.

“Kami melakukan beberapa langkah, karena tidak ingin seperti Ponpes Al Khoziny ini terulang di Ponorogo,” ungkap Kang Giri - sapaan Bupati Ponorogo, Senin (6/10/2025).

Kang Giri menjelaskan bahwa Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) akan memanggil pengurus atau pengasuh ponpes-ponpes di Bumi Reog.

“Ada ratusan ponpes berdiri di Kabupaten Ponorogo. Sekitar 112 ponpes bahkan lebih, termasuk ponpes yang kecil-kecil,” kata bupati dua periode ini.

DPUPKP bersama pihak ponpes akan mengecek bagaimana kualitas bangunannya. Nantinya dari pemeriksaan akan diketahui berapa usia bangunan masing-masing ponpes.

“Juga diketahui kalau kena guncangan bagaimana, nanti didampingi pihak DPUPKP agar ada kajian teknis yang bagus dengan detail yang bisa dipertanggungjawabkan. Sehingga masyarakat bisa menitipkan putra-putrinya tanpa khawatir terjadi sesuatu. Ini harus dimulai dulu di Ponorogo,” tambahnya.

Kang Giri berharap, dengan langkah itu maka citra baik ponpes di Ponorogo bukan sekadar slogan. Maka Pemkab Ponorogo harus hadir bersama dengan para kiai untuk setiap pesantren.

“Ponpes yang mau membangun maupun (merenovasi) bangunan lama, akan kami telaah. Jika di perguruan tinggi ada akreditasi, maka ponpes juga ada,” urainya.

Ia menambahkan, mungkin tidak semua ponpes punya mitigasi bencana misalnya untuk kebakaran belum punya Apar atau hydran, dan detailnya akan disampaikan bersama-sama. 

Ia juga memaparkan rencana mengumpulkan semua kiai atau pengasuh pesantren di seluruh Ponorogo untuk membahas hal ini. “Tadi saat coffe morning sudah saya sampaikan, Kepala DPUPKP segera melakukan pertemuan dalam pekan ini,” tegasnya.

Dalam pertemuan nanti, para pengasuh dari ratusan ponpes itu akan didampingi dan DPUPKP akan melakukan assessment satu per satu. 

Misalnya bagian mana dari ponpes yang sedang dibangun, berapa usia bangunan dan ada tingkat berapa dan apakah bangunan baru atau lama. "Kalau membangun itu butuh didampingi tim teknik yang  paham sekali tentang struktur dan arsitek," pungkasnya.

Sementara sampai pekan kedua sejak runtuhnya bangunan Pesantren Al Khoziny, diduga masih belasan santri terjebak di bawah reruntuhan. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved