Hanya 12 Dari 1.200 Siswa SMAN 2 Lamongan Keracunan, Pengelola SPPG Menduga Juga Dipicu Faktor Lain

"Kalau kita memang kita salah, ya kita siap dievaluasi. Tetapi kalau dari pihak luar yang salah maka juga harus ikut disalahkan," tandasnya.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri
TEMUI KORBAN - Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi menemui sejumlah korban keracunan di RSI Nasrul Ummah, Rabu (17/9/2025). 


SURYA.CO.ID, LAMONGAN  - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jetis yang menjadi penyedia menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMAN 2 Lamongan menghentikan sementara operasionalnya setelah terjadi keracunan pada belasan siswa, Kamis (18/9/2025).

Pengelola SPPG Jetis Lamongan, Frangky Irawan menegaskan,  begitu mendapatkan informasi siswa SMA Negeri 2 Lamongan keracunan, pihaknya mengambil langkah cepat dengan melakukan sterilisasi dapur.

"Terkait permasalahan di SMAN  2 itu, kemarin langsung saya tindaklanjuti dengan mengosongkan dapur. Kami mencari tahu sumber (masalahnya) seperti apa," kata Frangky kepada SURYA, Kamis (18/9/2025).

Selama proses sterilisasi, masih kata Frangky, pihaknya juga memutuskan untuk memberhentikan sementara aktivitas di dapur MBG yang menjadi tanggung jawabnya.

"Saya sudah bersurat ke pusat untuk pemberhentian sementara (MBG) dengan mensterilisasi dapur dulu. Dan uji lab juga sudah saya luncurkan ke sana. Supaya sama-sama terang,"  ujarnya.

Ia menilai menu MBG bukan satu-satunya penyebab terjadinya keracunan yang dialami belasan siswa SMA Negeri 2 Lamongan, tetapi bisa juga disebabkan faktor lain.

"Karena kalau semisal itu keracunan, kan tidak mungkin cuma 12 orang (yang keracunan). Dan itu jumlah siswa yang mendapat MBG di SMAN 2 mencapai 1.200-an orang," imbuhnya.

Ia berharap pengkajian dalam kasus ini bisa dilakukan secara menyeluruh, mulai kondisi siswa, makanan MBG serta pengujian terhadap makanan yang dikonsumsi siswa selain MBG.

"Itu nanti bisa dievaluasi dulu, dari siswanya atau makanan dari luar, atau seperti apa. Kan kita juga tidak tahu. Kalau untuk memasak dan lain-lain, kita sudah sesuai prosedur," ujarnya.

Frangky menegaskan, jika memang penyebab utama keracunan berasal dari menu MBG dari SPPG maka pihaknya siap dievaluasi dan menerima konsekuensinya.

"Kalau kita memang kita salah, ya kita siap dievaluasi. Tetapi kalau dari pihak luar yang salah maka juga harus ikut disalahkan," tandasnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan, Chaidir Annas telah menerjunkan tim untuk mengambil sampel makanan dan air di kantin SMA Negeri 2 Lamongan.

"Kami mencari data perkembangan dari kasus keracunan, dengan memeriksa lingkungan sekolah, serta pengambilan sampel air dan makanan," kata Annas.

Sementara Kepala SMA Negeri 2 Lamongan, Sofyan Hadi menyampaikan, pendistribusian MBG di sekolahnya diberhentikan untuk sementara waktu sambil menunggu uji laboratorium untuk mengetahui penyebab keracunan.

"Kepada anak-anak diimbau menjaga kesehatan masing-masing, misalnya sebelumm makan harus cuci tangan pakai sabun," ujar Sofyan.

Saat ini masih ada 6 siswa korban keracunan masih dirawat di RSI Nasrul Ummah dan 3 lainnya di RS Permata hati dan 1 di Puskesmas Deket.  *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved