Lepas Pekerjaan Di Bank, Ketua HIPMI Bondowoso Sukses Berjualan Susu Kedelai 15 Ribu Botol Per Hari

Untuk berada di posisi saat ini, Budi harus berjuang selama 8 tahun untuk menjual produk dari pintu ke pintu.

Penulis: Sinca Ari Pangistu | Editor: Deddy Humana
surya/Sinca Ari Pangistu (Sinca)
INSPIRASI USAHA - Budi Haryanto (35) menunjukkan produk susu kedelai D-Soy Milk yang sekarang sudah terjual 10.000 botol dalam sepekan. Susu kedelai produknya dijual di rumahnya di Desa/Kecamatan Prajekan, Kabupaten Bondowoso. 

Perkembangan usaha ini cukup bagus, karena Budi telah bekerjasama dengan beberapa stackholder, salah satunya dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk makan bergizi gratis (MBG) di Bondowoso

Karena itulah, Budi menambah karyawan hingga mencapai 18 orang. "Alhamdulillah, karyawan saya hari ini sudah ada 18 orang," ungkapnya.

Meski telah mengantongi izin BPOM dan halal, Budi enggan menjual produknya ke toko modern. Karena potensi kerugiannya besar dan kuantitas retur cukup besar.

Budi mengklaim produk D-SOYMILK miliknya tanpa bahan pengawet, karena itu harus berada di suhu 4-2 derajat Celcius agar bertahan selama 7 – 15 hari. 

Jika suhu penyimpanan di bawah itu atau kurang dari 4-2 derajat Celcius, maka hanya mampu bertahan 3 - 4 hari. "Sementara ini D-SOYMILK bisa awet dengan bergantung suhu. Bukan bergantung pengawet," jelasnya.

Dalam kerjasamanya dengan dapur SPPG, Budi rela mengantarkan dengan mengikuti jadwal pengiriman mobil MBG. Alasannya, Budi sudah mempersiapkan boks dengan suhu terjaga. Sehingga jika dikonsumsi siswa, susu kedelainya tetap segar dan terjaga kualitasnya. 

Ketatnya pemeliharaan suhu ini memang bertujuan mengantisipasi penanganan yang kurang tepat sehingga sangat berpengaruh terhadap kualitas D-SOYMILK. Terutama soal suhu yang akan berdampak pada kualitas.

Dan D-SOYMILK tidak hanya jago kandang, karena Budi juga menjualnya sampai ke Surabaya, Malang, Bangkalan, Mojokerto, dan daerah lainnya.

"Saya pakai jejaring untuk bisa kirim D-SOYMILK ke beberapa kabupaten/kota. Jadi, kalau ke luar kota saya kirimnya pakai es batu dengan kondisi D-SOYMILK setengah beku," terangnya.

Selain itu Budi memanfaatkan media sosial, dan ikut serta di event-event di tingkat kabupaten dan provinsi.

Selamet Jaelani, warga Desa Kembang,mengaku pertama kali coba susu D-SOYMILK saat putrinya membeli di pameran. Ia menilai rasa D-SOYMILK tidak seperti susu kedelai pada umumnya.

"Ini saya pikir bukan susu kedelai, karena rasanya seperti susu Sapi. Tak ada aroma kedelainya sama sekali," pungkasnya. ****

 

Sumber: Surya
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved