OJK Jatim Pacu Pertumbuhan Ekonomi Inklusif dengan Adanya Peningkatan Kredit UMKM 37 Persen
Kinerja sektor keuangan tahun 2025 di Jawa Timur (Jatim), hingga kuartal ketiga menunjukkan kondisi yang kuat.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
Ringkasan Berita:
- Perbankan Jatim menunjukkan fundamental yang terjaga dengan DPK tumbuh 4,81 persen (yoy) dan penyaluran kredit ekspansi 3,58 % (yoy) hingga September 2025.
- Sektor UMKM menjadi pilar utama dengan kontribusi kredit mencapai 37,75?ri total, didukung implementasi POJK 19/2025 untuk perluasan pembiayaan.
- Investor Jatim mencatatkan net buy Rp 7,75 triliun di pasar modal, dan pendanaan SCF melesat 63,56 % (yoy), menandakan partisipasi tinggi.
- OJK Jatim gencar melaksanakan edukasi keuangan (3.192 kegiatan).
SURYA.co.id | SURABAYA - Kinerja sektor keuangan tahun 2025 di Jawa Timur (Jatim), hingga kuartal ketiga menunjukkan kondisi yang kuat.
Fundamental perbankan yang kuat ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga dan penyaluran kredit, dengan sektor UMKM tetap menjadi pilar utama penggerak ekonomi.
Baca juga: Bank Jatim dan OJK Dorong Inovasi Keuangan Syariah Lewat Indonesia Islamic Finance Summit 2025
"Kondisi fundamental perbankan tetap terjaga, tercermin dari rasio kecukupan modal yang tinggi, likuiditas yang memadai, dan kualitas aset yang stabil,” kata Yunita Linda Sari, Kepala OJK Jatim, dalam acara Temu Media yang digelar secara kolaboratif dengan LPS, Bank Indonesia, dan Kementerian Keuangan, Rabu (19/11/2025).
OJK Jatim mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,81 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) hingga September 2025. Di sisi yang lain, penyaluran kredit juga mengalami ekspansi sebesar 3,58 persen (yoy).
Yunita menyebutkan, penyaluran kredit masih didominasi oleh sektor Rumah Tangga, Perdagangan Besar dan Eceran, serta Industri Pengolahan.
Kontribusi Besar UMKM
Namun, yang patut disoroti adalah kontribusi besar sektor UMKM, dengan porsi kredit yang disalurkan mencapai 37,75 persen dari total.
“Pemerataan pembiayaan menjadi perhatian utama. Kami melihat perbaikan akses di sejumlah wilayah dengan kontribusi PDRB rendah, yang diharapkan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” jelas Yunita.
Dia juga mengungkapkan, meski penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) mengalami perlambatan, kualitas kredit secara keseluruhan tetap terkendali.
Implementasi Peraturan OJK (POJK) Nomor 19 Tahun 2025 tentang Kemudahan Akses Pembiayaan bagi UMKM diharapkan menjadi instrumen kunci untuk memperluas akses pembiayaan yang mudah, cepat, dan terjangkau.
Tidak hanya perbankan, gairah masyarakat Jatim di pasar modal juga menunjukkan peningkatan signifikan.
Hingga akhir September 2025, investor dari Jatim mencatatkan pembelian bersih (net buy) senilai Rp 7,75 triliun.
Pendanaan melalui Securities Crowdfunding (SCF) bahkan melesat 63,56 persen (yoy), dengan jumlah investor yang bertambah 22 persen.
“Meningkatnya partisipasi masyarakat ini merupakan sinyal positif bagi pendalaman pasar keuangan daerah,” tambah Yunita.
Di subsektor lain, layanan pendanaan berbasis teknologi (LPBBTI) atau fintech lending juga tumbuh pesat 16,41 persen (yoy), mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap opsi pendanaan digital.
Dalam upaya meningkatkan inklusi keuangan, OJK Jatim gencar melaksanakan edukasi.
Pada periode 2024 hingga Oktober 2025, tercatat 3.192 kegiatan edukasi yang menjangkau lebih dari 803 ribu peserta.
Program seperti LAKU PANDAI, SIMPEL/KEJAR, dan Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (KPMR) terus diperluas jangkauannya.
“Kegiatan ‘Pojok Keuangan Rakyat’ dalam Jatim Fest 2025 berhasil menarik lebih dari 45 ribu pengunjung dan mencatatkan transaksi senilai Rp20,1 miliar,” terang Yunita.
Di bidang perlindungan konsumen, OJK Jatim menerima 169 pengaduan melalui Aplikasi Perlindungan Konsumen dan Pemodal (APPK), serta memberikan ribuan layanan langsung dan fasilitas akses SLIK.
Yunita juga menyoroti peran OJK dalam Indonesia Anti Scam Center (IASC) yang berhasil memblokir 93.819 rekukan terduga penipuan dan membekukan dana senilai Rp 376,5 miliar.
Yunita juga menyampaikan bahwa penguatan sektor riil melalui Program Pengembangan Ekonomi Daerah (PED) terus berjalan.
Pada 2025, fokus program berada pada pengembangan komoditas Pisang Mas Kirana di Lumajang serta melon di Blitar dan Lamongan.
Hingga September, program ini telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 3,04 miliar.
Kolaborasi antar lembaga keuangan ini diharapkan dapat terus menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pemerataan pembangunan di Jatim di tengah momentum penguatan kebijakan ekonomi nasional.
| SMPN 2 Ploso Jombang Terendam Banjir, Siswa Ikuti Pembelajaran Daring |
|
|---|
| Panduan Yasin Tahlil Lengkap untuk Amalan Kamis Malam Jumat dengan Teks Arab dan Artinya |
|
|---|
| Gandeng Koarmada II TNI AL, KidZania Surabaya Ajak Anak Binaan Diskusi Kedaulatan Laut Indonesia |
|
|---|
| Utang Proyek Pembangunan ke Bank Jatim Belum Direaliasi, Ini Kata Wakil Ketua DPRD Surabaya |
|
|---|
| Upaya Banding Razman Ditolak, Hukuman Tetap 1,5 Tahun Penjara |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/FUNDAMENTAL-PERBANKAN-TERJAGA-Yunita-Linda-Sari-Kepala-OJK-Pro.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.