Fortinet Dorong Indonesia Menuju Masa Depan Keamanan Siber Berbasis Platform

Fortinet terus memperkuat komitmennya terhadap ekosistem keamanan siber Indonesia lewat berbagai inisiatif

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Cak Sur
Istimewa/Dokumentasi Fortinet
KEAMANAN SIBER - Edwin Lim, Country Director di Fortinet Indonesia, saat berbicara dalam kegiatan Fortinet Accelerate Asia 2025–Surabaya Edition di Sheraton Surabaya Hotel & Towers pada Kamis (21/8/2025). Dalam kesempatan itu, Edwin menyebut hasil survei IDC terbaru menunjukkan hampir 54 persen organisasi di Indonesia telah menghadapi ancaman siber berbasis AI, termasuk deepfake, automated credential stuffing dan adversarial AI. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Fortinet, pemimpin global dalam keamanan siber yang mendorong konvergensi antara jaringan dan keamanan, menyelenggarakan Fortinet Accelerate Asia 2025–Surabaya Edition, di Sheraton Surabaya Hotel & Towers pada Kamis (21/8/2025). 

Kegiatan ini, sebagai bagian dari rangkaian roadshow regional di Asia.

Edwin Lim, Country Director di Fortinet Indonesia, mengatakan bahwa ada temuan survei IDC terbaru yang ditugaskan oleh Fortinet

"Hasil survei menunjukkan hampir 54 persen organisasi di Indonesia telah menghadapi ancaman siber berbasis AI, termasuk deepfake, automated credential stuffing dan adversarial AI," kata Edwin di sela pembukaan acara. 

Temuan utama dari studi IDC, juga menemukan bahwa 62 persen organisasi di Indonesia, melaporkan adanya peningkatan dua kali lipat dalam hal ancaman berbasis AI sepanjang tahun lalu. 

Namun, hanya 13 persen yang merasa percaya diri dengan pertahanannya.

Sementara, 18 persen belum memiliki kemampuan mendeteksi ancaman berbasis AI sama sekali. 

"Kesenjangan ini menunjukkan kebutuhan mendesak akan solusi terintegrasi dan cerdas seperti Fortinet Security Fabric, yang menyediakan visibilitas end-to-end, deteksi ancaman berbasis AI dari FortiGuard Labs serta perlindungan otomatis di seluruh jaringan, cloud dan endpoint," terang Edwin.

Seiring semakin tersamar dan terkoordinasinya ancaman siber, strategi keamanan siber organisasi di Indonesia tengah berevolusi. Dari yang tadinya mengadopsi pendekatan yang bertumpu pada infrastruktur, kini beralih ke model keamanan yang berpusat pada akses dan berorientasi pada ketahanan. 

Banyak bisnis yang kini memprioritaskan keamanan identitas, arsitektur Zero Trust dan perlindungan aplikasi berbasis cloud-native. 

Pergeseran tersebut, mencerminkan kesadaran yang lebih luas bahwa keamanan siber bukan lagi sekadar lini pertahanan, melainkan penggerak bisnis jangka panjang. 

Pendekatan berbasis platform dengan kemampuannya mengonsolidasikan alat, mempercepat deteksi dan menyederhanakan manajemen, menjadi krusial bagi organisasi yang ingin beradaptasi dan berkembang di lanskap ancaman saat ini.

"Fortinet terus memperkuat komitmennya terhadap ekosistem keamanan siber Indonesia lewat berbagai inisiatif," ujar Edwin.

Termasuk di antaranya adalah kolaborasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk mendukung strategi keamanan siber nasional, serta kemitraan dengan sederet universitas ternama seperti Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) dan Universitas Multimedia Nusantara dalam mengembangkan talenta keamanan siber lokal yang kompeten.

Kompleksitas kini menjadi medan tempur baru dalam keamanan siber, dan AI berperan sebagai tantangan sekaligus garis depan pertahanan. 

"Seiring ancaman yang semakin senyap dan terkoordinasi, Fortinet membantu organisasi di seluruh Indonesia untuk tetap selangkah di depan dengan pendekatan keamanan terpadu berbasis platform yang memberikan visibilitas, otomatisasi, dan ketahanan,” jelas Edwin.

Acara ini, juga mempertemukan para pemimpin pemerintahan, pakar industri dan pelaku professional keamanan siber untuk membahas gelombang ancaman siber berbasis AI yang terus meningkat. 

Sekaligus menyoroti kebutuhan mendesak akan pendekatan keamanan terpadu berbasis platform.

Mengusung tema “Fortify Your Tomorrow,” acara ini menekankan komitmen jangka panjang Fortinet terhadap inovasi, dedikasi kepada pelanggan serta visinya untuk masa depan yang lebih aman dan saling terhubung. 

Peserta memperoleh wawasan eksklusif mengenai kemajuan keamanan siber terkini, intelijen ancaman real-time, dan strategi infrastruktur tangguh yang menjadi fondasi platform unggulan Fortinet.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Muhammad Fikser, Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surabaya, yang juga menjabat sebagai Asisten Pemerintah dan Kesejahteraan Rakyat Pemkot Surabaya

Fikser menyatakan, Surabaya berkomitmen dalam mewujudkan kota dunia yang humanis dan berkelanjutan melalui transformasi digital.

"Dengan penyederhanaan lebih dari 400 aplikasi menjadi Wargaku dan Kantorku, penguatan infrastruktur data serta partisipasi aktif masyarakat lewat program Kader Surabaya Hebat, kami terus menghadirkan layanan publik yang transparan dan efisien," terang Fikser.

Namun, seiring meningkatnya ancaman siber terhadap layanan pemerintahan, pihaknya menyadari pentingnya kolaborasi dengan mitra strategis seperti Fortinet yang sejak lama mendukung Surabaya.

"Kemitraan ini memastikan perlindungan digital yang lebih kuat, menjaga keberlangsungan pelayanan, dan memperkuat kepercayaan warga," imbuh Fikser.

Fortinet Accelerate Asia 2025–Surabaya Edition, menjadi titik temu strategis dalam keterlibatan regional Fortinet, yang memungkinkan bisnis dan institusi publik bertukar gagasan, mengeksplorasi solusi baru serta mengembangkan strategi bersama untuk mengamankan masa depan digital Indonesia di era transformasi yang kian cepat.

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved