SURYA.CO.ID, MOJOKERTO - Jaringan transportasi massal di Kabupaten Mojokerto akan semakin ramai. Setelah adanya bus Trans Jatim, Pemkab Mojokerto akan kembali menghidupkan 'trayek lawas' menggunakan angkutan feeder dengan tujuan akhir Sub Terminal Trawas.
Pemulihan trayek lama itu direncanakan melalui Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Perhubungan (DPRKP2).
Dengan rencana itu, nantinya masyarakat dibuat bernostalgia dengan rencana kehadiran angkutan feeder berupa Elf, yang melewati hutan pinus dan finish di Sub Terminal Trawas, tepat di depan pusat wisata Taman Ghanjaran, Desa Ketapanrame.
Trayek Mojosari-Trawas sebenarnya sudah beroperasi sejak lama, yang dilalui angkot (Lyn) namun Sub Terminal Trawas tidak digunakan sekitar 2018 silam.
Angkutan feeder ini memperbarui trayek dengan menambah rute dari Terminal Kertajaya Mojokerto-Mojosari-Trawas.
"Masih terus kita mematangkan terkait beberapa hal, karena rencananya Agustus 2025 ini akan dilakukan uji coba," kata Rachmat Suharyono, Kepala DPRKP2 Mojokerto kepada wartawan, Kamis (7/8/2025).
Rachmat mengungkapkan, rencananya rute angkutan feeder akan berangkat dari Terminal Kertajaya Mojokerto menuju Mojosari, transit di Terminal Pungging dan tempat pemberhentian terakhir di Sub Terminal Trawas.
"Sub Terminal Trawas tepat di depan Taman Ghanjaran, ini masih rencana masih dimatangkan dulu. Rencananya, nanti ada dua armada dari Mojokerto dan Trawas," beber Rachmat.
Keberadaan angkutan feeder Mojokerto-Trawas ini sekaligus dapat mendukung program pemerintah dalam layanan transportasi publik, apalagi ke depannya Pemprov Jatim akan membuka trayek Pandaan-Juanda.
Dengan harapan, trayek dari Pandaan dapat tersambung ke Sub Terminal Trawas yang berada persis di wilayah perbatasan antara Kabupaten Mojokerto-Kabupaten Pasuruan.
Sub Terminal Trawas ini, juga akan mendapat sentuhan renovasi sembari menunggu progress lebih lanjut. Dishub akan menggandeng Pemdes setempat untuk ikut serta menggeliatkan kawasan tersebut.
"Dulu ada trayek di sana angkutan Lyn yang sudah lama tidak beroperasi, itu yang akan kita hidupkan lagi. Semoga nanti dapat dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dalam layanan transportasi publik," ucap Rachmat.
Rachmat menyebut, progress saat ini masih menyusun terkait penyesuaian tarif jauh-dekat per kilometer (non subsidi).
Rencananya, tarif per segmen misalnya Rp 8000-10.000 untuk tarif dekat (Mojosari- Trawas) hingga terjauh sekitar Rp 25.000.
Angkutan feeder dari operator swasta ini, nantinya akan beroperasi layaknya angkutan umum seperti biasanya dengan kapasitas 17-28 penumpang.