Bayi Dikubur di Tulungagung, Sang Ibu Sempat Memasukkannya ke Ember, Memeluknya dan Meminta Maaf

Penulis: David Yohanes
Editor: Deddy Humana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PETI MATI BAYI - Petugas Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKF) RSUD dr Iskak Tulungagung menata peti jenazah bayi yang dibunuh ibunya, Minggu (3/8/2025).

 
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Polres Tulungagung telah melakukan autopsi pada jenazah bayi laki-laki yang dilahirkan MA (23), warga Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Minggu (3/8/2025). 

Bayi itu sebelumnya dikuburkan oleh MA di samping rumahnya, dengan kedalaman sekitar 50 cm.  

Autopsi dipimpin dokter forensik dari Polda Jatim, dr Tutik Purwanti, SpFM di Instalasi Kedokteran Forensik dan Medikolegal (IKF) RSUD dr Iskak Tulungagung. 

Dalam autopsi ini tim dokter mengambil sampel tulang paha kiri bayi untuk sampel tes DNA. Sementara sebagai pembanding, Unit Inafis Satreskrim Polres Tulungagung mengambil sampel darah dan urine MA. 

Menurut Kanit Reskrim Polsek Boyolangu, Aiptu Wahyudi, dari hasil autopsi ada dua bekas luka seperti bekas cekikan di leher bayi. 

“Luka itu bisa karena cekikan atau karena ditarik saat proses melahirkan,” jelas Wahyudi, mewakili Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Ryo Pradana.  

Namun untuk memastikan apakah bayi meninggal karena tenggelam, masih menunggu proses destruksi asam. Kemungkinan bayi tewas tenggelam ini juga berdasar pengakuan terbaru MA kepada polisi.

“Dia mengaku sempat memasukkan kepala bayi ke dalam ember selama beberapa detik. Karena itu masih butuh proses selanjutnya untuk memastikan, apakah benar meninggalnya karena tenggelam,” sambung Wahyudi.

Wahyudi memaparkan, bayi ini lahir, Selasa (29/7/2025) siang dengan panjang 53 cm dan berat 2,8 KG. Karena tidak bisa memberikan air susu ibu, MA akhirnya memesan susu UHT dan minuman elektrolit lewat layanan Alfa Gift.

Bayi itu kemudian diberikan susu UHT itu dan minuman elektrolit. Setiap kali bayi itu menangis, MA memberikan susu itu sampai akhirnya habis. 

“Hari Rabu (30/7/2025) susunya habis, sementara MA sudah tidak punya uang. Setiap bayinya nangis, ia memasukkan jari ke mulut bayi,” papar Wahyudi.

Pada Rabu malam, bayi ini batuk sehingga membuat MA panik karena takut ketahuan tetangga. Ia kemudian memegang kaki anaknya dengan posisi kepala di bawah, kemudian memasukkan dalam ember berisi air.

Sekitar 3-4 detik anak itu bergerak-gerak, MA buru-buru mengangkatnya kemudian memeluknya. MA menangis dan meminta maaf karena merasa sudah berbuat kejam.

Saat itu si bayi masih bernafas, namun sekitar pukul 22.00 WIB bayi ini sudah tidak bernafas. MA kemudian membuat lubang untuk menguburkan bayinya, Kamis (31/7/2025) sekitar pukul 04.00 WIB.

“MA memakai pecok (cangkul) kecil untuk menggali dan gayung untuk mengeruk tanahnya. Lubang yang dibuat sedalam sekitar 50 cm,” ungkap Wahyudi.

Halaman
12

Berita Terkini