SURYA.CO.ID, KEDIRI - Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menghadiri acara tasyakuran 1.092 jemaah haji tahun 2025, yang berlangsung penuh khidmat di Convention Hall Simpang Lima Gumul, Kabupaten Kediri, Jawa Timur (Jatim), Rabu (6/8/2025).
Momen tersebut, menjadi ajang silaturahmi sekaligus sarana evaluasi penyelenggaraan ibadah haji, khususnya dari sisi teknis pelayanan kepada jemaah asal Kabupaten Kediri.
Dalam sambutannya, Bupati yang akrab disapa Mas Dhito itu, menekankan pentingnya menjaga hubungan emosional antara pemerintah dan para jemaah haji sebagai bagian dari ikhtiar membangun komunikasi yang baik.
"Jadi acara syukuran haji ini tujuannya menyambung silaturahmi, menyambung roso (rasa) dengan para jemaah haji tahun 2025," kata Mas Dhito.
Mas Dhito juga menyampaikan, bahwa ada sejumlah catatan penting dari pelaksanaan haji tahun ini, terutama soal penempatan jemaah.
Salah satunya, adalah pembagian layanan oleh syarikah yang menyebabkan anggota keluarga tidak bisa berada di lokasi yang sama.
"Yang tentunya di tahun 2025 ini ada beberapa catatan. Terutama terkait syarikah, yang jumlahnya kemarin kalau saya tidak salah ada delapan syarikah yang ditetapkan oleh Indonesia," terangnya.
Menurut Mas Dhito, banyaknya jumlah syarikah berdampak pada penempatan jemaah yang kurang ideal. Bahkan, ada keluarga yang harus terpisah, karena ditempatkan di tenda berbeda.
"Dan akhirnya karena banyak jumlah itu, berdampak kepada satu keluarga bisa terpisah. Antara ibu dengan anak, suami dengan istri itu terpisah tempatnya," tambah Mas Dhito.
Dia berharap, melalui kegiatan tasyakuran ini, para jemaah dapat saling berbagi cerita dan pengalaman selama berada di Tanah Suci, sehingga bisa menjadi bahan evaluasi bersama ke depannya.
"Jadi semoga tadi silaturahmi ini bisa saling bercerita antara satu dengan yang lain, tentang apa yang terjadi kemarin," tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, Mas Dhito juga mengajak semua pihak untuk mendoakan dua jemaah haji asal Kabupaten Kediri, yang meninggal dunia saat menjalankan ibadah di Tanah Suci.
"Lalu yang kedua, kami juga mendoakan kedua jemaah haji yang lebih dulu meninggalkan kita di Tanah Suci. Ada dua, satu dari Purwoasri, satu dari Gurah. Kurang lebih itu," ungkapnya.