Prestasi pertamanya diraih saat mengikuti lomba penalaran Matematika di sebuah mal. Saat itu, ia masih duduk di bangku kelas 2 SD di SDN Mangkujayan 1.
“Ikut lomba sejak sebelum masuk SD di salah satu mal di Madiun."
"Dan dia langsung jadi juara. Sejak saat itu kadang sebulan 2 kali dia ikut lomba dan pasti membawa pulang piala maupun trofi juara,” ujar sang ibu, Umi Latifah.
Kemenangan itu yang kemudian membawanya kerap mengikuti berbagai lomba tingkat kabupaten, provinsi, hingga nasional.
Makin Aktif Ikut Lomba dan Tekun Belajar
Avan pun semakin giat belajar dan aktif mengikuti berbagai lomba.
Saat SMA, Avan fokus mengejar lomba O2SN demi bisa mendapatkan beasiswa ke ITB, kampus impiannya.
Meski sempat gagal membawa pulang trofi saat final lomba ilmu bumi di ITB, dukungan pembinanya membuat Avan kembali bangkit.
“Kelas 1 SMA ikut O2SN tapi hanya sampai di tingkat provinsi."
"Kemudian belajar keras untuk mengejar O2SN di kelas 2 karena ini kesempatan terakhir untuk mengikuti lomba."
"Kalau ikutnya kelas 12, finalnya itu kelas 13. Alhamdulillah terpilih untuk final,” cerita Eko.
Ketika masa persiapan ujian tiba, Avan belajar sepulang sekolah hingga larut malam, bahkan sampai pukul 12 malam.
“Tentu saja saya juga tidak lupa beribadah. Itu jadi kekuatan saya juga,” tambah pemuda kelahiran tahun 2006 ini.
Usaha Tak Khianati Hasil
Dalam kesehariannya, Avan tetap disiplin belajar meski tak seintensif saat menghadapi lomba.
Ia rutin melakukan review pelajaran di siang hari dan kembali belajar di malam hari, namun secukupnya.
Akhirnya, usaha tak pernah mengkhianati hasil.
Avan diterima di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB melalui jalur SNBP, membuat bangga orang tuanya yang sehari-hari berjualan es keliling.
Umi Latifah, mengaku sangat bersyukur atas pencapaian putranya.
“Saya cuma orang kecil, mbak. Tapi anak saya keterima di ITB rasanya campur aduk. Alhamdulillah banget,” ucapnya penuh haru
Berjuang dari Keluarga Sederhana
Orang tua Avan, Umi Latifah dan Eko Yudianto, menghidupi keluarga dari usaha kecil.
Umi berjualan minuman dingin di alun-alun, sementara Eko berjualan es kocok keliling.
Meski penghasilan tak seberapa, mereka selalu mendukung Avan mengikuti lomba-lomba hingga ke luar kota.
“Kadang di sekitar Madiun, kadang sampai di Kediri. Kalau yang ngantar pasti bapaknya, kalau jauh, saya tetap jualan. Kalau bapaknya kan jualan keliling di wilayah pinggiran kota jadi ya libur nggak jualan,” kata Umi.
Sayangnya, meski sudah mengoleksi lebih dari 100 piala termasuk tingkat nasional seperti OSN, Avan tak pernah menerima beasiswa dari pemerintah daerah.
“Biasanya untuk meringankan biaya sekolah saya minta keringanan biaya ke sekolah. Umpama ada biaya urunan Rp 200.000, saya minta bayar separuhnya,” ujar Eko.
Bahkan hingga sekarang, keluarga Avan tidak terdaftar sebagai penerima bantuan sosial (DTKS) maupun peserta BPJS.
“Yang kita khawatirkan adalah kesehatan Avan kalau nanti kuliah keluar kota, karena dia tidak memiliki BPJS,” kata Eko.
Akhirnya Dapat Beasiswa Paragon
Meski keluarganya tak tercatat sebagai warga miskin resmi, Avan mengajukan surat keterangan tidak mampu saat mendaftar SNBP di ITB.
Usahanya membuahkan hasil: Avan diterima di Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB serta berhasil mendapatkan beasiswa dari Paragon, penyedia beasiswa bagi siswa berprestasi dari keluarga kurang mampu.
Pihak ITB Syok
Rumah orang tua Avan sempat menjadi perbincangan.
Bukan karena kemewahan, melainkan karena ratusan piala yang memenuhi dinding ruang tamu.
Bahkan, ketika tim dari ITB datang memverifikasi langsung kondisi keluarga Avan, mereka sempat tak percaya dengan jumlah piala yang memenuhi rumahnya.
“Itu serius piala? Kirain toko piala,” kata salah satu dosen ITB yang datang berkunjung ke rumah Avan.
(SURYA.CO.ID Pramita Kusumaningrum/Kompas.com)
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung