Satu di antara jajaran piala tersebut adalah piala dari Mahkamah Konstitusi (MK) saat Dea Juara Debat Nasional.
Diketahui, Dea diterima di Fakultas Teknologi Industri (FTI).
Di tengah keterbatasan ekonomi, Dea menceritakan motivasinya untuk berjuang meraih pendidikan tinggi tak leas dari kondisi keluarganya.
Selain itu, Dea juga termotivasi berkuliah di TB dari sosok senior di SMA-nya.
Sosok senior Dea itu adalah Nyoman Adi Arsana, ITB angkatan 1999.
Dea mengatakan, Nyoman Adi kerap memberikan motivasi dan kiat-kiat agar masuk ITB.
Hal tersebut memompa semangat Dea untuk meraih cita-citanya.
Selain itu, Dea juga termotivasi karena melihat orang tuanya yang bertaruh nyawa di laut.
Dalam lubuk hati yang terdalam, Dea selalu mengkhawatirkan kondisi ayahnya ketika melaut.
Dengan kondisi itu, Dea berpikir bahwa pendidikan menjadi harapan dan pembuka jalan dirinya untuk mengubah nasib keluarganya.
Kisah Lain : Avan, Anak Penjual Es
Baca juga: Rekam Jejak Soenarko, Eks Danjen Kopassus yang Minta Prabowo Turun Tangan Usut Kasus Ijazah Jokowi
Sebelumnya, seorang anak penjual es keliling di Ponorogo, Jawa Timur, juga berhasil diterima di ITB.
Ia adalah Avan Ferdiansyah Hilmi.
SURYA.CO.ID berkesempatan mengunjungi kediaman Avan di Jalan Bali, Kelurahan Mangkujayan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.
Avan, yang saat itu mengenakan kaus dan celana pendek, memberikan sambutan hangat.