Dengan banyaknya sampah di hutan, selain memunculkan bau tak sedap, juga membuat lingkungan sekitar masyarakat tidak nyaman.
Sepengetahuannya, oknum yang membuahkan sampah adalah masyarakat luar Dusun Notorejo.
"Saya tahunya itu orang liat buang sampah itu pagi sama sore hari. Sampah-sampah nya beragam mulai dari pampers, bekas makanan, botol minuman, kardus sampai sampah kantong kresek," ungkapnya.
Sampah yang termasuk limbah umum ini diketahui dibuang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.
Mengingat lokasi hutan tempat membuang sampah dengan pemukiman warga berjarak 100 meter.
"Karena tanah ini merupakan milik Perhutani, harapan saya semoga ada program tempat pembuangan sampah di Wonosalam, khususnya bagi warga Dusun Notorejo," bebernya.
Harapan itu sejatinya bukan omongan belaka.
Sudah ada pembicaraan terkait pembuangan sampah, di mana nantinya warga akan dikenakan tarif setiap bulannya Rp 10.000 untuk biaya mengangkut sampah, namun sampai saat ini belum berjalan.
"Kalau bisa di kasih plakat atau papan informasi, jangan buang sampah di hutan, karena itu bisa mencemari lingkungan sekitar," pungkasnya.
Saat berita ini ditayangkan, belum ada klarifikasi dari Perhutani maupun Pemkab Jombang mengenai tumpukan sampah di hutan di Dusun Notorejo, Desa/Kecamatan Wonosalam, Jombang, tersebut.