SURYA.CO.ID - Kisah memilukan dialami Ahmad Nurdin, guru sekolah menengah atas (SMA) di Pamekasan, Madura, Jawa Timur (Jatim).
Sejak mendapat ancaman dengan pedang hingga motornya dibakar pada Senin (13/1/2025), Ahmad sudah tidak mengajar lagi.
Pria berusia 50 tahun ini tidak memiliki kendaraan untuk mengajar di SMA Putra Bangsa, yang jaraknya sekitar tiga kilometer dari rumahnya.
Nurdin menceritakan, motor yang dibakar pemuda bernama Ahmad Qurtubi (19) itu bukanlah miliknya sendiri.
Motor tersebut milik Haji Moh Sulton, mantan kepala desa yang dipinjamkan kepadanya agar maksimal mengabdi sebagai tenaga pendidik.
"Sebelum itu saya jalan kaki ke sekolah, kadang bonceng ke siswa ketika berpapasan di jalan," kenangnya.
Alasan lain Nurdin tidak mengajar karena sedang menyembuhkan trauma.
Kondisi kesehatan Nurdin pun tidak seperti dulu karena sakit.
Baca juga: Perjuangan Guru Supriyani hingga Lulus PPPK, 16 Tahun Honorer dan Dijanjikan Lolos Jalur Khusus
Nurdin terserang batuk, demam dan meriang.
"Saya hanya bisa beraktivitas di dalam rumah (gubuk) Mas," kata Nurdin di rumahnya , dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com, Jumat (17/1/2025).
Nurdin kemudian menceritakan kehidupannya sebagai guru.
Ia mengaku, selama ini menerima upah yang tak seberapa.
"Tidak sampai 1 juta per bulan Mas," ujarnya.
Bertahun-tahun Nurdin hanya mendiami gubuk di desa Pajanannger, Kecamatan Arjasa pulau Kangean, Kabupaten Sumenep.
Baca juga: Sosok Istri Nanang Gimbal Tersangka Pembunuh Sandy Permana, Nangis Bersimbuh ke Ibu Korban
Kondisi gubuk yang terbuat dari gedek (bambu) berukuran dua meter persegi itu sudah tak layak huni karena nyaris reot dan terancam ambruk secara tiba-tiba.