Faqih mengaku dalam waktu satu bulan ia bisa menjual 2.500 basreng.
Targetnya, dalam waktu satu bulan ia bisa menjual sekitar 10 ribu basreng dengan varian 15 rasa.
“Sekarang sudah punya tempat usaha sendiri.
Ya meskipun tidak besar sekali, tapi di sana ada tiga pegawai mulai proses produksi, packaging, dan sejenisnya,” katanya.
Selain memiliki usaha basreng, Faqih telah memiliki beragam usaha lainnya seperti bimbingan belajar, koperasi, hingga catering.
“Dari semua itu semuanya masih berjalan lancar, cuma yang paling lancar adalah basreng,” kata Faqih.
Faqih menyebut, jiwa pengusaha muncul dari ibunya yang memiliki bisnis konveksi.
Ketertarikannya dengan dunia usaha sudah dimulai sejak Faqih duduk di bangku SD.
Kala itu, ia sering membawa jajan yang dijual kepada teman-temannya.
Saat ditanya mengenai tips menjadi usaha Faqih menjawab kuncinya ada tiga hal.
Pertama, kenali target pasar sebelum berwirausaha. Kedua, kenali produk yang ingin dijual. Ketiga, perbanyak relasi agar bisnis bergerak lebih cepat.
Sebagai anak yang ditempa di pondok pesantren selama enam tahun, Faqih mengaku perjalanan hidupnya menjadi santri di Tebu Ireng mengajarkannya banyak hal.
“Lebih baik jatuh berkali-kali dan berusaha bangkit daripada tidak pernah jatuh sama sekali," ujarnya.
Mantan TKI Asal Blitar Sukses Dirikan 4 Cabang Bisnis Jajanan Anak SD
Ada juga sosok Mas Puguh, mantan TKI asal Blitar baru-baru ini disorot karena kisah inspiratifnya.