Mereka memohon maaf karena menempelkan stiker tanpa izin dengan sejumlah alasan.
"Pihak timses WA saya, memohon maaf karena menempelkan stiker tanpa izin. Dengan alasan tidak ada orang dan mau hujan jam 3 sore," cerita Agos.
Beberapa saat kemudian, video Agos Gemoy semakin viral.
Ia pun mendapatkan pesan dari timses agar menghapus videonya tersebut. Agos dianggap memberitakan hal tidak benar dan hoax.
Namun Agos menolak hal itu. Menurutnya video yang dibuatnya adalah bertujuan untuk edukasi semua times agar tidak sembarangan menempel stiker caleg di rumah warga.
"Dihubungi timses lagi, minta agar video di take down, dianggal memberitakan hal yang tidak benar," kata Agos.
"Saya jawab ke timses, saya mau take down video itu jika memang ada unsur saya menyebutkan nama orang, nama partai, dan saya menjelek-jelekkan nama caleg partai tersebut. Pada faktanya video itu isinya hanya edukasi," tegas Agos.
Mendapat Somasi
Karena menolak menghapus videonya, Agos pun mendapatkan surat somasi.
Dalam surat somasi tersebut, Agos Gemoy diminta untuk melakukan permohonan maaf dan klarifikasi.
Agos mengaku merasa takut dengan adanya surat somasi tersebutn
Ia pun hanya bisa mengikuti permintaan di dalam somasi tanpa perlawanan, karena merasa tidak memiliki kenalan yang mengerti hukum.
"Saya mengikuti saja, saya tidak mau melakukan tindakan apa-apa. Banyak yang memberikan saran, menuntut balik karena mereka (timses) masuk pekarangan rumah (berpagar) tanpa izin. Tapi saya nggak punya kenalan orang atas, saya takut, ngikuti aja," kata Agos Gemoy.
"Perasaannya, awalnya takut. Apalagi somasi datang itu waktu saya masih di kota. Hanya mengikuti arahan di surat itu untuk membuat video minta maaf dan klarifikasi," tutupnya.