Berita Surabaya

Penerimaan Guru PPPK Minim, Sekolah Masih Kekurangan Guru

Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: irwan sy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Surabaya saat menyerahkan SK pengangkatan kepada guru yang diangkat menjadi guru PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian kerja).

SURYA.co.id | SURABAYA – Posisi guru honorer di sekolah kini mulai digantikan dengan Aparatur Sipil Negara Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (ASN PPPK) yang telah melewati rangkaian seleksi sejak tahun 2021.

Berdasarkan data Bidang Guru dan Tenaga Kependidikan Dinas Pendidikan (GTK Dindik Jatim) guru ASN PPPK sejak tahun 2021 di Jawa Timur berjumlah 11. 553 guru.

Dengan Rincian PPPK tahap 1 berdasarkan pemberkasan terdapat  5.316 guru,PPPK tahap 2 berdasarkan pemberkasan 3.790 guru dan PPPK tahap 3 berdasarkan pemberkasan SSCASN sebanyak 2.447 guru, dan masih ada 6. 653 guru tidak tetap (GTT) yang belum diangkat menjadi ASN.

Padahal Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Kemendikbudristek, Nunuk Suryani, dalam webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB) pada Kamis, (9/11/2023) mengungkapkan upaya menuntaskan permasalahan kejelasan status dan kesejahteraan guru-guru honorer menjadi salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang capaiannya terus ditingkatkan.

Kemendikbud berharap hingga nanti tahun 2024, guru honorer dapat terangkat menjadi ASN semua.

Sementara itu, di tingkat lembaga pendidikan juga belum bisa melepaskan tenaga honorer karena belum banyak guru PPPK yang diterima sekolah.

Seperti yang diungkapkan Kepala SMKN 2 Surabaya, Bambang Poerwowidiantoro yang khawatir kekurangan guru karena belum menerima penambahan alokasi PPPK.

Sementara di tahun 2025 banyak guru di sekolahnya yang akan memasuki usia pensiun.

“Yang jelas 2025 banyak yang pensiun. Ada delapan guru yang akan pensiun. Takutnya ndak ada pengangkatan lagi. Solusinya ini kita belum tahu. Karena mengangkat GTT juga tidak boleh. Harus melalui SK gubernur,” ungkap Bambang.

Guru yang pensiun ini, dikatakan Bambang meliputi guru produktif maupun non produktif.

Pihak sekolah tentunya akan kesulitan mencari guru pengganti, khususnya guru produktif.

“Bulan ini, ada guru Teknik Mesin dan guru Teknik Sepeda Motor yang pensiun. Ini sulit nyarinya, jadi kami masih menambah jam-jam guru yang pensiun.

Pentingnya guru produktif ini tak lepas dari materi ketrampilan yang mereka ajarkan.

Misalkan pihak sekolah memakai guru dari industri juga harus menyesuaikan dengan jam yang disediakan industry yang kadang tidak sesuai dengan jam belajar siswa.

Hal senada diungkapkan Kepala SMAN 10 Surabaya, Budi Santoso mengungkapkan di sekolahnya juga masih menunggu penyediaan guru PPPK.

Halaman
12

Berita Terkini