Citizen Reporter

Tingkatkan Omzet Bank Sampah di Sampang, Ubhara Surabaya Beri Bantuan Mesin Pemotong Ring AMDK

Bank Sampah Sakera dengan usaha komposting sampah organik, jasa simpanan sampah, dan pengepul sampah nonorganik awalnya beromzet  kecil

Editor: Musahadah
istimewa
PEMBERDAYAAN - Foto kiri: mesin pemotong ring gelas plastik air minum dalam kemasan karya Ubhara Surabaya. Foto kanan: Ketua Tim Pelaksana Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya Agus Kiswantono, MT bersama dengan Mitra Bank Sampah dan Peserta Pelatihan. 

Sebelumnya pisau didesain beroperasi fleksibel dengan operasi penekanan oleh operator secara lebih kuat ketika memotong ring gelas secara bersamaan (lebih dari 5 gelas plastik)

“Sementara pada inovasi TTG ini  menggunakan motor dengan kecepatan putaran yang dapat diatur (variable speed drives) dengan posisi pisau pemotong tetap (tanpa ditekan),” terangnya. 

Diterangkan Agus, jika ingin memotong ring gelas air minum dalam kemasan kurang dari 5 gelas, maka kecepatan putaran motor diatur dalam mode normal. 

Kecepatan putaran ini akan ditambah ke mode maksimum supaya ring gelas terpisah dari plastik gelas AMDK. 

“Dengan mode motor, kecepatan dapat diatur. Operator pemotong kerja tidak perlu terlalu kuat ketika menekan gelas plastik ke dalam lubang pisau pemotong ring,” tambah Dewi Cahya Febrina, anggota tim lainnya. 

Selain menerapkan teknologi tepat guna pada mesin pemotong ring gelas plastik, tim juga melakukan hal serupa pada alat timbang digital agar hasilnya lebih presisi. 

Hal ini sangat membantu menimbang sampah plastik yang selama ini masih menggunakan timbangan manual. 

Spesifikasi alat timbang digital yang dibuat, berukuran tinggi 80 cm, panjang dan lebar dudukan 50 cm x 20 cm, dan kapasitas maksimum barang (sampah) yang dapat ditimbang 150 kg. 

Alat timbang ini dapat beroperasi dengan sumber tegangan PLN 220 Volt frekuensi 50 Hz.

‘Kami juga melakukan pelatihan dan pendampingan kepada mitra mengenai manfaat usaha bank sampah dari aspek lingkungan dan ekonomi, peningkatan omzet usaha transaksi sampah non-organik, mengidentifikasi ragam jenis sampah rumah tangga dan memisahkan sampah organik dan non-organik,” ungkap Dewi. 

Terakhir, lanjut Dewi, pihaknya juga mengelar pelatihan dan pendampingan pembuatan kerajinan rumah tangga (handycraft) ramah-lingkungan berkualitas tinggi, dan pemasaran hasilnya di media sosial dengan narasumber Nurul Rofiqoh dari Komunitas Go-Green Kabupaten Sampang. 

“Diharapkan dengan pelatihan kerajinan berbahan sampah, masyarakat sadar bahwa ternyata sampah yang bagi sementara pihak dinilai tidak berguna-ternyata dapat dimanfaatkan dengan mengolahnya menjadi produk kerajinan bernilai ekonomis tinggi,” jelas Nurul Rofikoh.

Penulis: 

Dr. Amirullah, ST, MT 

Dosen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Bhayangkara Surabaya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Publikasikan Karya di Media Digital

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved