Cak Eri Bentuk 1.361 Kampung Pancasila di Surabaya : Ini Semua Kerja Bersama

Masuk ke periode kedua memimpin Kota Surabaya, Jatim, Cak Eri ingin melibatkan lebih banyak masyarakat dalam pembangunan kota. 

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
Istimewa/Dokumentasi Pemkot Surabaya
PENJELASAN - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memberikan penjelasan di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Di awal dia menjabat sebagai Wali Kota Surabaya periode kedua, Cak Eri meluncurkan program Kampung Pancasila pada Senin (11/8/2025). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mencatatkan hasil impresif dalam periode pertama memimpin Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim). 

Target pembangunan manusia, yang menjadi prioritas program dia memimpin memperlihatkan hasil optimal.

Pada 2024, ekonomi di Surabaya tumbuh 5,76 persen, capaian yang berada di atas pertumbuhan provinsi/nasional, sekaligus sukses menekan angka kemiskinan menyisakan 3,96 persen dan pengangguran berada di angka 4,91 persen. 

Di sektor kesehatan, angka stunting menyisakan 1,6 persen dan menjadi yang terendah di sepanjang sejarah Kota Surabaya.

Masuk ke periode kedua memimpin Kota Surabaya, pria yang akrab disapa Cak Eri ingin melibatkan lebih banyak masyarakat dalam pembangunan kota. 

Berulangkali dia mengatakan, bahwa membangun kota tak cukup hanya mengandalkan kerja-kerja pemimpin atau pemerintah, namun juga masyarakatnya.

Lantas bagaimana cara dia mewujudkan target tersebut? Berikut petikan wawancara Wali Kota Cak Eri beberapa waktu lalu: 

Surya:  Surabaya mencatatkan hasil positif di berbagai sektor pada periode pertama Anda memimpin. Bagaimana cara Anda menjaga tren tersebut di periode kedua saat ini?

Cak Eri: Alhamdulillah. Apabila periode pertama lalu mendapatkan hasil yang dinilai positif oleh masyarakat, tentu itu bukan kerja Wali Kota semata. Namun, semangat bersama dari warga, kader, pengusaha serta semua pihak yang ingin membangun Surabaya bersama-sama untuk menjadi lebih baik. Kata kuncinya adalah kolaborasi.

Sehingga, kalau ingin hal itu dilanjutkan, maka hal yang harus dilakukan melalui semangat kebersamaan itu harus terus dijaga dan diperluas. Kuncinya ada pada kolaborasi. Itulah komitmen yang terus kami lakukan saat ini.

Surya:  Bagaimana menerjemahkan semangat tersebut ke dalam program pemerintahan?

Cak Eri: Kami memiliki program Kampung Pancasila yang baru saja diluncurkan awal Agustus ini (11/8/2025). Hingga akhir tahun, kami targetkan bisa membentuk 1.361 Kampung Pancasila

Kami ingin membumikan semangat Pancasila yang di dalamnya ada makna gotong royong. Dengan menyematkan nama "Kampung Pancasila", kami ingin menjadikan RW sebagai basis dalam membangun Kota. Kalau seluruh RW-nya bisa maju, maka kota juga akan maju.

Surya:  Apakah pembentukan Kampung Pancasila juga merupakan bentuk evaluasi dari program sebelumnya?

Cak Eri: Kami memiliki pengalaman berharga ketika berjuang melawan pandemi. Dengan jumlah penduduk Surabaya yang mencapai lebih dari 3 juta jiwa, tentu bukan hal yang mudah mengatasi hal ini. 

Pun demikian dengan penurunan angka stunting. Prevalensi stunting turun signifikan dari 28,9 persen pada tahun 2021, menjadi 1,6 persen pada tahun 2023. Karena apa? Ini semua kerja bersama.

Saat ini, usia harapan hidup di Surabaya telah mencapai 76 tahun, dan ini akan terus ditingkatkan. 

Pemkot selama ini telah menyiapkan layanan penyediaan 1 Kelurahan 1 Ambulans dan penempatan 1 tenaga kesehatan di setiap Balai RW, Integrasi Layanan Primer (ILP), 1 Puskesmas Pembantu (Pustu) di setiap kelurahan dan 930 Posyandu Keluarga, hingga Cakupan Universal Health Coverage (UHC) mencapai 100 persen dengan anggaran Rp 500 miliar per tahun.

Sekali lagi, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, melainkan melibatkan semua elemen sampai yang di bawah. Ini akan terus diperkuat.

Surya:  Melalui Kampung Pancasila, apa indikator yang ingin dicapai?

Cak Eri: Sebenarnya, program ini bukanlah program baru, namun penyempurnaan program masing-masing OPD sebelumnya, yang kemudian disatukan dan diperkuat. 

Sebab, beberapa dinas telah memiliki beberapa capaian yang ini akan terus dilanjutkan.

Melalui Kampung Pancasila, kami dapat potret permasalahan wilayah secara konkret. Potret ini, akan mendasari penyusunan Rencana Tindak Lanjut yang bisa dilakukan secara mandiri oleh warga bersama ASN/non ASN pendamping, maupun dilakukan oleh OPD Pemkot.

Misalnya, upaya untuk mengurangi kemiskinan. Sebab, Surabaya menargetkan menurun angka kemiskinan yang saat ini menyisakan 3,96 persen. Sedangkan untuk kemiskinan ekstrem telah tuntas diselesaikan.

Pemkot memberikan berbagai intervensi seperti  peningkatan pendapatan UMKM melalui ePeken, bantuan modal usaha dan program padat karya yang melibatkan 35.638 KK (Kepala Keluarga).

Surya:  Bidang apa saja yang menjadi tolok ukur keberhasilan Kampung Pancasila?

Cak Eri: Kami membentuk satuan gugus tugas (satgas) yang terdiri dari satgas lingkungan, satgas kemasyarakatan, satgas ekonomi dan satgas sosial budaya. 

Masing-masing satgas, terdiri dari beberapa OPD yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsinya.

Satgas ekonomi misalnya, memiliki 14 program yang di antaranya terkait pelatihan kerja, indentifikasi pelaku UMKM hingga program kampung Madani. 

Lapangan pekerjaan harus terus diciptakan. Hingga saat ini, pengangguran berhasil ditekan dengan menyisakan 4,91 persen. 

Selama 5 tahun, 75 ribu orang telah mendapatkan pekerjaan. Selama itu pula, upaya peningkatan ekonomi meliputi pendampingan 31 ribu UMKM, fasilitasi 810 sertifikasi halal dan transaksi e-Peken yang menembus Rp 182 miliar. Lebih dari 10 ribu wirausahawan baru juga bermunculan.

Pemkot juga menyiapkan program pelatihan berbasis kompetensi dengan 22 jenis keahlian, bursa kerja daring dan luring melalui program ASSIK yang menempatkan 27.

595 pencari kerja serta 41 titik rumah padat karya, menunjukkan komitmen dalam menciptakan lapangan kerja.

Satgas kemasyarakatan memiliki 10 program, yang di antaranya pembinaan siskamling, mitigasi bencana hingga upaya perlindungan anak. Masing-masing satgas memiliki program berbeda.

Surya:  Bagaimana pembagian peran pemerintah dengan masyarakat dalam program ini?

Cak Eri: Melalui satgas ini, kami menerjunkan dua tim ASN, tim sosialisasi dan tim pendamping. Masing-masing pendamping akan membawahi satu hingga dua Kampung Pancasila

Nah, yang bertindak sebagai Ketua Satgas Kampung Pancasila adalah masing-masing Ketua RW. 

Ketua Kampung Pancasila ini, berperan untuk melakukan self assessment atau pendataan awal tentang masalah di masing-masing kampung. Bersama kader, mereka mengisi data melalui Aplikasi Sayang Warga. 

Hasil dari self assessment tersebut, kemudian disampaikan kepada ASN pendamping untuk dicarikan solusi bersama. 

Ada dua pendekatan sebagai solusi. Pertama, diselesaikan secara bersama oleh masyarakat, dan kedua berkolaborasi dengan pemerintah melalui sejumlah intervensi. 

Contoh paling sederhana, di sebuah kampung ada warga miskin yang belum menerima bantuan. Maka hal ini akan langsung terpotret dan kemudian mencari solusi bersama. 

Masyarakat bisa ikut memberikan bantuan melalui program kampung Madani, bisa juga dengan bantuan pemerintah melalui pemberian bantuan sosial dan lainnya.

Termasuk antisipasi soal angka putus sekolah. Sebab, Pemkot Surabaya telah menggratiskan biaya sekolah bagi lebih dari 180 ribu siswa SDN dan SMPN, serta memberikan beasiswa kepada 3.964 siswa penghafal kitab suci dari jenjang TK, SD dan SMP. 

Selain itu, lebih dari 21.000 siswa SMA/SMK/MA menerima beasiswa dengan total anggaran lebih dari Rp108 miliar.

Bahkan, 3.500 mahasiswa perguruan tinggi juga mendapatkan beasiswa. 

Program bantuan seragam gratis menjangkau 12.850 siswa SMP/MTs Negeri dan 6.389 SMP/MTs Swasta.

Surya:  Selain pemerintah dan RW, unsur apa lagi yang dilibatkan?

Cak Eri: Semua pihak kalau bisa terlibat. Kami juga berkoordinasi dengan kepolisian. Termasuk, unsur-unsur kepemudaan, Kader Surabaya Hebat dan lainnya. 

Sebab, semakin banyak pihak yang mendukung, maka akan semakin besar potensi keberhasilan program ini. 

Kami ingin anak muda terlibat. Inilah waktunya bagi anak-anak muda ikut memikirkan sekitarnya. 

Kalau sebelumnya mereka terlibat dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang), kami juga ingin melibatkan dalam program ini. 

Contohnya, memastikan tidak ada anak di bawah umur yang keluar rumah di atas jam 10 malam untuk hal yang tidak penting. Hal-hal seperti ini harus menjadi perhatian bersama.

Surya:  Bagaimana pesan kepada ASN dan masyarakat?

Cak Eri: Kami ingin mengajak masyarakat untuk mendukung program ini. Sekali lagi, keberhasilan sebuah kota bukan hanya karena peran Wali Kota atau pemimpinnya, namun karena RW dan semua stakeholder terkait. 

Karena itu, kami mengajak semua pihak bergabung menyukseskan program ini.

Kepada ASN, kami minta untuk berkerja dengan hati. Saat ini kami mengutamakan mereka agar mau turun ke bawah mendengarkan apa masalah rakyat. 

Memang tidak mudah, namun dengan ikhtiar bersama dan petunjuk Tuhan yang maha Esa, tidak ada hal yang tidak mungkin. 

Selalu laporkan setiap ada permasalahan yang ada di bawah. Kami juga siap untuk mendukung apabila ASN pendamping belum bisa menemukan solusi.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved