Berita Viral

3 Isi Pertemuan Gibran Rakabuming dan Try Sutrisno, Sempat Heboh Tandatangani Pemakzulan Wapres

Terungkap inilah isi pertemuan Wapres Gibran Rakabuming dengan Jenderal (Purn) Try Sutrisno, di Jakarta pada Rabu (13/08/2025).

Biro Pers Sekretariat Wakil Presiden
GIBRAN TEMUI TRY - Momen pertemua Wapres Gibran Rakabuming dan Try Sutrisno pada Rabu (13/8/2025). 

SURYA.co.id - Terungkap inilah isi pertemuan Wapres Gibran Rakabuming dengan Jenderal (Purn) Try Sutrisno, di Jakarta pada Rabu (13/08/2025).

Pertemuan Gibran dan Try ini terjadi setelah sebelumnya sempat heboh penandatanganan pemakzulan Wapres.

Dan Try Sutrisno disebut-sebut ikut menandatangani pemakzulan tersebut.

Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka melakukan kunjungan silaturahmi ke kediaman Wakil Presiden ke-6, Try Sutrisno, pada Selasa (12/8/2025).

Pertemuan ini menjadi momen khusus bagi Gibran untuk secara langsung menyampaikan undangan menghadiri Upacara Peringatan HUT ke-80 RI yang akan digelar Minggu (17/8/2025).

Undangan tersebut diterima dengan penuh perhatian oleh Try Sutrisno, yang saat ini tengah mempersiapkan diri mengikuti rangkaian acara Hari Veteran Nasional.

Baca juga: Video Gibran Tak Salami AHY Pengamat Sebut Gimik Atau Komoditas Politik

Berikut isi pertemuan mereka melansir dari Kompas.com.

  1. Sambutan Hangat di Kediaman Try Sutrisno

Setibanya di lokasi, Gibran disambut hangat oleh Try Sutrisno beserta istri, Tuti Try Sutrisno, dan putri pertama mereka, Nora Tristyana Try Sutrisno.

Foto yang dirilis Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) RI memperlihatkan Gibran mengenakan kemeja putih dan celana hitam, sementara Try Sutrisno tampil dalam seragam cokelat khas Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI).

Salah satu foto menangkap momen keduanya berjabat tangan dalam suasana akrab.

Pertemuan berlangsung penuh rasa hormat, diiringi obrolan seputar pengalaman kepemimpinan, wawasan kebangsaan, dan strategi menjaga persatuan di tengah dinamika global.

2. Wejangan untuk Pembangunan Bangsa

Dalam kesempatan tersebut, Try Sutrisno memberikan nasihat berharga mengenai pentingnya membangun sektor pendidikan dan kesehatan sebagai fondasi utama kemajuan Indonesia.

Pertemuan ini diharapkan semakin mempererat hubungan antargenerasi pemimpin bangsa, sekaligus memperkuat semangat kebersamaan dalam mengawal agenda pembangunan nasional.

3. Wujud Sinergi Antargenerasi

Kehadiran Gibran di kediaman Try Sutrisno menjadi bentuk penghormatan terhadap jasa para pendahulu.

Kunjungan ini juga mencerminkan pesan Presiden Prabowo Subianto bahwa generasi penerus harus bersinergi dengan seniornya, membangun komunikasi yang erat, dan menjaga kesinambungan kepemimpinan nasional demi Indonesia yang maju dan berdaulat.

Sempat Heboh Tandatangani Pemakzulan Wapres

Sebelumnya, sebanyak 5 jenderal purnawirawan TNI membubuhi tanda tangan pernyataan sikap Forum Purnawirawan Prajurit TNI yang salah satu usulannya adalah mendesak Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka diganti.

Kelima jenderal purnawirawan TNI tersebut adalah Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, Jenderal TNI (Purn) Tyasno Soedarto, Laksamana TNI (Purn) Slamet Soebijanto, Marsekal TNI (Purn) Hanafie Asnan, dan Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno.

Total, pernyataan sikap tersebut juga ditandatangani oleh 103 Jenderal, 73 Laksamana, 65 Marsekal, dan 91 Kolonel purnawirawan TNI.

Baca juga: Siapa Tokoh Besar di Balik Pemakzulan Gibran dan Tudingan Ijazah Palsu? Jokowi: Semua Sudah Tahu

Namun, dalam dokumen surat yang beredar di media sosial, hanya ada 5 nama jenderal purnawirawan yang tanda tangannya terlihat di dalam surat tersebut.

Dalam dokumen itu, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno merupakan selaku pihak "mengetahui".

Terdapat 8 poin usulan dalam surat dokumen tersebut, di antaranya yakni mendukung program kerja Kabinet Merah Putih yang dikenal sebagai Asta Cita kecuali untuk kelanjutan pembangunan IKN, hingga mendesak mengembalikan Polri pada fungsi Kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat) di bawah Kemendagri.

Sementara itu, usulan yang paling menggemparkan yakni mengusulkan pergantian Wapres Gibran kepada MPR karena keputusan MK terhadap Pasal 169 Huruf Q Undang-Undang Pemilu dinilai telah melanggar hukum acara MK dan Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman.

Sosok Try Sutrisno

Lantas, seperti apakah sosok dan profil Try Sutrisno purnawirawan TNI yang ikut menandatangani pernyataan sikap mendesak Gibran diganti ini?

Try Sutrisno memulai karir militernya setelah menyelesaikan pendidikan di Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD).

Try Sutrisno lahir di Surabaya, Jawa Timur pada 15 November 1935.

Ayahnya, Subandi adalah seorang sopir ambulans, sedangkan ibunya, Mardiyah adalah seorang ibu rumah tangga.

Seperti dilansir dari Tribunnews Wiki dalam artikel 'Try Sutrisno'.

Try Surtrisno menamatkan pendidikan dasar dan menengahnya di Surabaya. Setelah tamat dari SMP 2 Surabaya, ia kemudian melanjutkan ke SMA 2 Surabaya.

Pada usia 13 tahun, ketika Belanda kembali dan melakukan agresi militer, ia ingin bergabung dengan Batalyon Poncowati untuk ikut berperang.

Namun karena tidak ada yang menganggap keinginan Try serius, maka ia hanya dipekerjakan sebagai kurir.

Tugasnya adalah mencari informasi ke daerah-daerah yang diduduki oleh tentara Belanda serta mengambil obat untuk Angkatan Darat Indonesia. Hingga pada 1949, Belanda akhirnya dapat dipukul mundur.

Setelah sebelumnya harus pindah ke Mojokerto karena serangan Belanda itu, setelah mundurnya Belanda Try dan keluarganya akhirnya kembali ke Surabaya. Di sana Try melanjutkan sekolahnya dan berhasil tamat dari SMA di usianya yang ke-21.

Lulus dari SMA, Try Sutrisno kemudian melanjutkan Pendidikan ke Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad). Pendidikan militernya di Atekad selesai pada tahun 1959.

Riwayat Karier:

- Ajudan Presiden Suharto (1974)

- Kepala Staf KODAM XVI/Udayana (1978)

- Panglima KODAM IV/Sriwijaya (1979)

- Panglima KODAM V/Jaya (1982)

- Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (1985)

- Kepala Staf Angkatan Darat (1986)

- Panglima ABRI (1988)

- Wakil Presiden (1993-1998)

Pengalaman militer pertama Try Sutrisno adalah ketika ia ditugaskan dalam peperangan melawan pemberontak Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) pada 1957.

PRRI sendiri merupakan sebuah kelompok sparatis yang berbasis di Sumatera, dimana mereka ingin membentuk pemerintahan alternatif di luar pemerintahan Soekarno.

Ia kemudian dikirim ke Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat pada tahun 1972. Kemudian pada 1974, ia terpilih menjadi ajudan Presiden Suharto. Sejak saat itulah kariernya di militer terus meroket.

Pada 1978, Try diangkat sebagai Kepala Staf KODAM XVI/Udayana. Setahun beselang, Try kemudian menjadi Panglima KODAM IV/Sriwijaya.

Sebagai Pangdam, Try Sutriso aktif menekan tingkat kejahatan serta menghentikan penyelundupan timah. Ia juga aktif di kampanye lingkungan untuk mengembalikan Gajah Sumatera ke habitat asli mereka.

Pada 1982, Try kemudian dipindahkan ke Jakarta, ia diangkat menjadi Panglima KODAM V/Jaya.

Masa-masa ketika ia menjadi Pangdam V/Jaya menjadi salah satu masa kelam dalam hidupnya. Try Sutrisno bersama Panglima ABRI saat itu, Benny Moerdani adalah tokoh utama dalam tragedi Tanjung Priok 1984.

Sampai saat ini belum ada data pasti terkait jumlah korban dalam tragedi tersebut. Pemerintah mengklaim ada 28 orang yang tewas dalam kerusuhan tersebut, namun dari pihak korban tetap bersikeras bahwa jumlah korban yang tewas ada 700 orang.

Kendati demikian, kariernya terus berkembang. Pada 1985, ia diangkat menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Hanya berselang setahun, pada 1986, ia diangkat sebagai KSAD.

Try menjabat sebagai KSAD selama dua tahun.

Setelah lengser, pada 1988 ia kemudian diangkat menjadi Panglima ABRI. Jabatan ini merupakan puncak kariernya di militer.

Masa jabatannya sebagai Panglima ABRI berakhir pada 1993.

Kendati demikian, bukan berarti kariernya berhenti sepenuhnya. Di tahun yang sma, pada 1993 ia justru diangkat menjadi wakil presiden mendampingi Soeharto.

Sebagai wakil presiden yang ke-6, Tri mendampingi Suharto sampai 1998 sebelum posisinya digantikan oleh B. J. Habibie menjelang reformasi.

Setelah jabatannya sebagai wakil presiden selesai, Try tidak serta merta melepaskan perhatiannya terhadap keadaan bangsa. Ia tetap aktif menyoroti kinerja pemerintahan.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved