Berita Viral
Rekam Jejak Riyoso Plt Sekda Pati yang Dibentak Pendemo Kenaikan PBB 250 Persen, Dipicu Perintah Ini
Riyoso, Plt Sekda Pati yang saling tantang dengan pendemo yang menolak kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2).
SURYA.CO.ID - Inilah rekam jejak Riyoso, Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pati yang saling tantang dengan pendemo yang menolak kenaikan tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) hingga 250 persen.
Kejadian itu berlangsung di posko penghimpunan donasi yang berada di luar pagar sebelah barat Kantor Bupati Pati, tepatnya di bawah proyek pembuatan videotron baru, kawasan Alun-Alun Pati.
Posko ini menggalang donasi untuk persiapan demonstrasi 13 Agustus 2025.
Pada Selasa (5/8/2025) tiba-tiba posko didatangi personil Satpol PP Pati.
Mereka hendak meminta massa aksi memindahkan posko tersebut ke lokasi lain, mengingat memasuki Agustus ini area alun-alun akan digunakan untuk rangkaian acara perayaan Hari Jadi ke-702 Kabupaten Pati dan HUT ke-80 RI.
Baca juga: Sosok Bupati Pati Sudewo yang Kirim Dinsos Beri Bantuan ke Siswa SMA Pencuri Pisang Demi Hidupi Adik
Namun, permintaan itu ditolak mentah-mentah pendemo.
"Kenapa sudah kami beri pemberitahuan (terkait aksi penggalangan donasi-red.), kami masih mau diusir? Kalau kami tidak boleh di sini, Sudewo suruh pulang saja. Saya di sini sudah izin," teriak Husein kepada Kepala Satpol PP Pati, Sriyatun saat personel berjalan mendekat ke posko donasi, pukul 10.35 WIB.
Menurut Husein, Masyarakat Pati Bersatu mendirikan posko donasi di depan Kantor Bupati Pati demi menjawab tantangan Bupati Sudewo.
"Kemarin masyarakat ditantang sama Sudewo, katanya tidak takut didemo 50 ribu orang sekalipun. Makanya saya berani bikin posko donasi di sini, biar dia melihat bahwa masyarakat benar-benar mendukung! Sumbangan segini banyaknya ini dari masyarakat semua," tegas Husein di hadapan Sriyatun.
Husein menegaskan, entah untuk alasan Hari Jadi Pati atau apa pun, pihaknya tidak akan memindahkan posko sampai terselenggaranya aksi demo 13 Agustus 2025 mendatang.
Menurutnya, pihaknya tidak melanggar aturan apa pun di sini.
Sementara, Plt. Kasatpol PP Pati Sriyatun mengatakan bahwa Husein dkk telah melanggar peraturan tentang ketertiban umum.
"Langsung di bawah videotron itu tidak boleh. Di Kabupaten Pati ada aturannya," kata dia.
Nada bicara Sriyatun meninggi ketika Husein terus menyela penjelasannya.
Dia ingin Husein mendengarkan dulu penjelasannya sebelum membantah.
"Dengarkan saya! Bisa nggak dengarkan saya! Bisa nggak saya ngomong dulu?! Saya sudah baik-baik ngomong sama kamu! Ini peruntukannya tidak sesuai! Menurut aturan yang sudah ada, di bawah videotron tidak boleh. Apalagi mau ada kegiatan kirab boyongan (Hari Jadi Pati 7 Agustus)," teriak dia.
Sriyatun menegaskan, dirinya juga orang Pati, apa yang terjadi di masyarakat dirinya juga ikut merasakan.
Namun, menurutnya menyampaikan aspirasi pun harus dilakukan sesuai aturan.
"Kita manusia Pancasila. Kita bisa ngomong baik-baik, kok. Ini persiapan untuk 17-an. Kamu orang Indonesia, bukan? Jiwamu itu lo," kata Sriyatun.
Dia sempat memberikan tawaran kompromi bahwa pemindahan posko hanya dilakukan sementara selama rangkaian kegiatan Hari Jadi Pati berlangsung. Namun, Husein menolaknya mentah-mentah.
"Tidak bisa! Saya juga orang Indonesia. Jiwa saya cinta Indonesia. Makanya saya bikin aksi ini untuk membela rakyat!" tegas Husein.
Dia mengatakan hanya bersedia pindah jika lokasinya digeser ke dalam Kantor Bupati Pati.
"Saya cuma mau pindah kalau ke dalam kantor bupati. Karena itu milik rakyat, dibangun dari uang rakyat," tegas dia.
Husein bahkan mengancam bahwa massa bakal menduduki Gedung DPRD Pati jika aparat Satpol PP Pati tetap nekat memindahkan hasil donasi masyarakat yang ditumpuk di posko.
Ketegangan memuncak ketika Plt. Sekda Pati, Riyoso, datang ke lokasi dan langsung memerintahkan personel Satpol PP Pati mengangkut tumpukan air mineral ke atas truk.
"Ini mengganggu ketertiban umum! Masyarakat terganggu. Kata-katamu itu provokator!" kata Riyoso sambil menunjuk tumpukan dus air mineral yang dicoret-coret menggunakan cat semprot dengan kata-kata "Bupati Penipu" dan "Bupati Pembohong".
"Semuanya masukkan! Masukkan! Biar tertib!" perintah Riyoso kepada personel Satpol PP, meminta mereka mengangkut semua dus air mineral donasi masyarakat.
Di tengah perdebatan antara Riyoso dan Husein, salah satu pentolan massa aksi, Supriyono alias "Botok", merangsek masuk ke truk Satpol PP Pati dan melempar keluar dus-dus air mineral dari dalamnya.
Dari atas truk, dia juga membentak-bentak Riyoso. "Riyoso, apa salah kami, hei?!"
"Suruh Sudewo keluar. Jangankan 50 ribu orang, sama saya saja!" tambah Supriyono.
"Terserah! Tertibkan, Pak Polisi!" teriak Riyoso menjawab.
Massa bersikukuh bahwa polisi tidak berhak ikut campur dalam urusan ini.
Petugas Satpol PP Pati tampak kewalahan menahan Supriyono yang terus melempar keluar dus-dus air mineral keluar dari bak truk petugas. Beberapa gelas dan botol air mineral sampai pecah di jalan.
Ketika akhirnya Supriyono berhasil didorong keluar, truk Satpol PP langsung tancap gas membawa muatan air mineral ke markas mereka.
Supriyono sempat mengejar truk dan memukuli badan truk bagian luar, sebelum dia menghampiri Riyoso.
Dengan posisi badan saling berimpitan, Riyoso dan Supriyono saling mendorong badan tanpa "main tangan".
"Kamu seenakmu sendiri! Tahu nggak kalau kebijakan Sudewo melanggar Perda! Karaoke ilegal melanggar Perda kamu biarkan! Hancurkan! Malah wong cilik kamu injak-injak! Pengecut kamu Riyoso," teriak Supriyono.
"Terserah! Tertibkan!" jawab Riyoso.
Setelah itu Riyoso melangkah masuk ke Kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Pati.
Husein, Supriyono, dan massa aksi sempat mengejar Riyoso hingga ke halaman Kantor Setda.
Mereka terus mengkonfrontasi Riyoso.
Namun, petugas Satpol PP dan polisi melerai hingga Riyoso masuk ke Kantor Bupati Pati untuk melanjutkan kegiatan ke rapat paripurna di DPRD Pati.
Setelah itu, Husein dan rombongan massa aksi mendatangi Markas Satpol PP Pati untuk meminta kembali air mineral donasi masyarakat yang mereka sita.
Siapakah Riyoso?
Berdasarkan penelusuran Tribunnews.com, Riyoso pernah menjabat sejumlah posisi di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Pati.
Ia sebelum menjadi Plt Sekda menjadi Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP).
Jabatan tersebut ia emban dari 2021 hingga 2025.
Bupati Pati Sudewo melantik Riyoso Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Pati di Pendopo Kabupaten Pati, Rabu (2/7/2025).
Riyoso juga rangkap jabatan sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati.
Dirinya sendiri memiliki dua gelar akademis, yakni Sarjana Sosial (S.Sos.) dan Magister Manajemen (M.M).
Untuk harta kekayaan Riyoso, berjumlah Rp 4.560.967.387.
Angkat di atas dia laporkan pada 31 Desember 2024 saat masih menjadi Kepala DPMPTSP Pati.
Viral
Nama Riyoso bukan pertama kali ini menjadi bahan perbincangan publik.
Ia pernah viral setelah rekaman video call dengan wanita tanpa busana tersebar, pada April 2025 lalu.
Riyoso dalam video klarifikasinya mengakui bahwa sosok pria dalam rekaman adalah dirinya.
Meskipun demikian, dirinya menegaskan tidak kenal dengan sosok wanita tersebut.
Wanita yang mengaku bernama Dewi pertama kali yang menghubungi Riyoso lewat pesan WhatsApp.
Dewi tiba-tiba melakukan video call dan secara spontan diangkat oleh Riyoso.
"Saat kejadian itu saya di toilet untuk buang air besar (BAB). Kebiasaan saya kalau BAB selalu bawa HP.
"Kejadiannya orang itu ngebel (telepon) saya, reflek saya angkat ternyata video call, dia sudah telanjang."
"Saya tersentak kaget melihat adegan itu, tapi hanya sekejap langsung saya matikan,” katanya, dikutip dari TribunJateng.com.
Riyoso dalam klasifikasinya berani bersumpah tidak pernah mengenal Dewi.
Ia mengaku berulang kali Dewi mengirim pesan kepada dirinya.
Dewi juga memancing Riyoso agar berbuat tak senonoh dengan melakukan video call.
“Demi Allah, saya bersumpah, Wallahi, saya tidak pernah bertemu apalagi janjian."
"Dia selalu mengirimi WA untuk menghubungi saya, dengan segala cara agar saya khilaf dan terpancing, Pelaku WA saya mengajak terus menerus," urai Riyoso.
Dalam sambungan video call itu, Riyoso mengakui melihat Dewi dalam kondisi tanpa busana.
Ia mengaku menahan diri agar tidak melakukan hal tidak senonoh serupa.
Riyoso kemudian memberikan nasehat kepada Dewi.
"Saya sadarkan untuk taubat, saya suruh bershalawat. Dan dijawab ‘halah’."
"Saya sadar ini pasti bukan orang baik-baik, sehingga hari itu juga saya blokir," ujar Riyoso.
Riyoso yakin motif Dewi melakukan video call tak senonoh karena ingin memfitnah dirinya.
Pelaku berniat mempermalukan Riyoso.
Ditambah lagi Dewi sempat melakukan pemerasan kepada Riyoso.
Terakhir, ia berharap agar tidak ada korban-korban lain dari aksi Dewi.
“Pelaku memfitnah dengan cara kejam, sengaja mempermalukan saya dan keluarga saya, anak dan cucu saya kelak sampai tujuh turunan."
"Semoga tidak ada korban lagi dan Allah menyelamatkan kita dari fitnah biadab terhadap keluarga kita,” tandasnya, kala itu.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kontroversi Penyitaan Air Mineral Donasi Demo PBB Naik 250 Persen, Plt. Sekda Pati: 'Demi Kirab!'
Bupati Pati Sudewo
Plt Sekda Pati
Satpol PP Pati
Kenaikan PBB-P2 250 Persen
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Jejak Kasus Gus Nur: Hina Pemuda NU, Divonis 4 Tahun Kasus Ijazah Jokowi, Kini Dapat Amnesti Prabowo |
![]() |
---|
Sosok Hamid Awaluddin yang Bantah Klaim Silfester Matutina Bertemu Jusuf Kalla, Pesan JK: Eksekusi! |
![]() |
---|
Nasib Silfester Matutina Usai Getol Bela Jokowi di Kasus Ijazah, Kini Mau Dijebloskan Bui Karena Ini |
![]() |
---|
Terkuak Berita Acara Penyitaan Ijazah Jokowi di Polda Metro, Rismon Sianipar Kekeuh Tak Percaya Asli |
![]() |
---|
Duduk Perkara Bocah SD ke Sekolah Lewat Sungai Imbas Jalan Ditutup Tetangga, Kini Malah Diusir Warga |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.