Berita Viral
Sosok Kader PSI yang Skakmat Dokter Tifa dan M Taufik, Ungkap Biodata Mulyono Teman Kuliah Jokowi
Sosok Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang skakmat tudingan Dokter Tifa dan M Taufiq terhadap Mulyono teman kuliah Jokowi.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Inilah sosok Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang skakmat tudingan Dokter Tifa dan M Taufiq terhadap Mulyono teman kuliah Jokowi.
Dia mengungkap biodata lengkap Mulyono. Dan ini mematahkan tudingan Dokter Tifa dan M Taufiq.
Sosok kader PSI tersebut tak lain adalah Dian Sandi Utama.
Untuk merespons kabar miring ini, Dian Sandi membagikan biodata lengkap Mulyono melalui akun X (sebelumnya Twitter) miliknya pada Rabu, 30 Juli 2025.
Dalam unggahan tersebut disebutkan bahwa:
- Mulyono lahir di Sukoharjo, 19 Juni 1961
- Merupakan lulusan SMA Negeri Sukoharjo tahun 1980
- Terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM pada tahun ajaran 1980/1981
- Nomor induk mahasiswa: 80/34419/KT/1684
- Lulus pada tahun 1987, dua tahun setelah Jokowi yang lulus pada 1985
Baca juga: Skakmat Dokter Tifa dan M Taufik, Fakta Lengkap Mulyono Teman Kuliah Jokowi Terkuak Berikut Fotonya
Dian juga menyertakan foto Mulyono dengan jas, dasi, dan latar skripsi, meskipun judul skripsinya tidak terlihat secara lengkap dalam unggahan tersebut.
Sosok Dian Sandi
Dian Sandi Utama adalah sosok politisi muda yang tengah mencuri perhatian publik Indonesia, terutama setelah aksinya yang berani mengunggah salinan ijazah Presiden Joko Widodo demi membela keaslian dokumen tersebut dari tuduhan hoaks yang santer beredar.
Lahir di Lombok Tengah pada 27 Maret 1986, Dian tumbuh dalam lingkungan yang membentuk karakternya sebagai pribadi vokal, idealis, dan berpihak pada kebenaran.
Latar belakang pendidikannya cukup unik untuk seorang politisi: ia adalah sarjana Teknik Sipil lulusan Universitas Mataram. Namun, kecintaannya terhadap isu sosial dan kebijakan publik mendorongnya untuk melanjutkan studi di bidang Ekonomi Islam di Tarakan.
Kiprahnya dalam dunia aktivisme dan politik dimulai sejak tahun 2015. Ia dikenal aktif menyuarakan berbagai isu lingkungan dan sosial di daerah asalnya, Nusa Tenggara Barat.
Pada tahun 2021, Dian resmi bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), partai yang identik dengan anak muda, transparansi, dan pembaruan politik.
Dalam waktu singkat, ia dipercaya menduduki sejumlah posisi strategis di PSI, antara lain sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI NTB, Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP), serta Koordinator Wilayah untuk PSI di Bali, NTB, dan NTT.
Jabatan-jabatan ini mencerminkan kepercayaan besar yang diberikan partai terhadap integritas dan kapasitas kepemimpinannya.
Nama Dian Sandi Utama melambung secara nasional pada pertengahan 2025, ketika ia memutuskan secara terbuka membagikan salinan ijazah Presiden Jokowi dari Universitas Gadjah Mada lewat akun media sosial pribadinya.
Baca juga: 7 Pengakuan Prof Koentjoro Soal Kasus Ijazah Jokowi: Marahi Rismon Sianipar, Kritik Keras Roy Suryo
Tindakannya ini dilakukan sebagai bentuk klarifikasi terhadap isu konspiratif yang menuduh bahwa ijazah tersebut palsu.
Dalam unggahannya, Dian menegaskan bahwa ia melakukan ini bukan karena disuruh oleh partai atau oleh Presiden sendiri, tetapi murni karena keyakinannya terhadap pentingnya melawan narasi disinformasi dengan pendekatan ilmiah dan data autentik.
Pernyataannya tegas dan argumentatif, bahkan ia bersedia menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya sebagai saksi.
Dalam wawancara media, Dian mengaku sudah mengkaji data dan konteks sejarah pendidikan Jokowi, sehingga yakin bahwa ijazah itu asli dan tak perlu diragukan.
Meski sempat memancing kontroversi, publik menilai keberanian Dian adalah cermin dari politikus muda yang tidak takut mengambil risiko demi membela apa yang ia yakini benar.
Di tengah polarisasi politik yang tajam, keberadaan tokoh seperti Dian yang berani mengambil sikap dan bertanggung jawab atas konsekuensinya, menjadi angin segar dalam dunia politik nasional.
Presiden Jokowi sendiri kemudian menyatakan bahwa ia tidak pernah menyuruh siapa pun untuk mempublikasikan ijazahnya, memperkuat klaim bahwa tindakan Dian adalah inisiatif pribadi.
Pengakuan Jokowi
Setelah tudingan Taufik dan dr Tifa ramai, Jokowi pun mengungkap sosok Mulyono.
Menurutnya, rekannya yang datang saat reuni tersebut bekerja di PT Restorasi Ekosistem Indonesia.
“Terakhir yang saya tahu beliau bekerja di Jambi. Sebuah PT untuk pelestarian dan konservasi hutan,” ungkapnya saat ditemui di kediamannya, Solo, Jawa Tengah, Kamis (31/7/2025).
Baca juga: Sosok Ade Armando yang Salah Ngomong Soal Roy Suryo di Kasus Ijazah Jokowi: Saya Pikir Tersangka
Ia pun hanya tertawa saat mendengar ada isu mengenai temannya tersebut disebut sebagai calo tiket.
“Ya coba calonya dicari,” ungkapnya.
Ia pun heran berbagai hal yang menyangkut dengannya diragukan oleh sejumlah pihak.
Mulai dari ijazah hingga rekan kuliah ikut diragukan.
“Semua kok diragukan. Ijazah diragukan, skripsi diragukan, KKN diragukan, teman diragukan terus apa lagi yang mau disampaikan,” jelasnya.
Ia pun menegaskan bahwa Mulyono merupakan rekan kuliah seangkatannya.
Namun Jokowi mengaku dia lulus lebih cepat.
“Pak Mulyono adalah teman seangkatan saya tahun 1980. Hanya lulusnya saya lebih cepat. Saya 1985 bulan November Pak Mulyono tahun 1987,” jelasnya.
Keliling Indonesia
Dalam unggahan di Instagram @dian.sandi, Mulyono menjelaskan bahwa setelah lulus kuliah, ia sempat bekerja di berbagai wilayah Indonesia.
“Saya selesai kuliah langsung ke Pulau Mentawai, lalu keliling ke Maluku, Sulawesi, Papua, dan terakhir di Jambi,” ujarnya.
Ketika ditanya apakah dirinya pernah menjadi calo tiket, Mulyono justru tertawa dan menjawab,
“Kalau beli tiket pernah, Pak,” katanya sembari tertawa.
Sebelumnya, Mulyono menyatakan bahwa dirinya adalah alumni UGM angkatan 1980 dan teman satu fakultas dengan Jokowi.
“Saya masuk Fakultas Kehutanan tahun 1980, nomor induk mahasiswa 1684. Pak Jokowi saya kenal, kuliah bareng, ngobrol bareng,” jelasnya dikutip dari Kompas TV, Sabtu (26/7/2025).
Menurut Mulyono, Jokowi memang lulus lebih dulu karena memiliki nilai yang lebih baik.
Jokowi diketahui lulus tahun 1985, sementara Mulyono baru lulus pada 1987.
Ia juga menyebut Jokowi mengambil skripsi tentang teknologi hasil hutan, sementara dirinya memilih topik ekonomi manajemen.
“Dia orang biasa saja waktu kuliah, tapi selalu menyapa. Bahkan saat sudah jadi wali kota, tetap menyapa saya jika bertemu,” ungkapnya.
Mulyono kala itu menjawab bahwa dirinya bekerja berpindah-pindah wilayah dari Sumatera, Maluku, Sulawesi hingga Papua.
Terakhir, berpindah tempat ke Jambi.
Ia mengaku sebagai pekerja swasta yang tidak pernah pensiun.
"Saya kan orang swasta jadi enggak pernah pensiun. Saya kerja di bidang kehutanan, saya di lapangan seperti survey, inventarisasi area-area," pungkasnya seperti dikutip dari Kompas TV.
berita viral
Dian Sandi Utama
Dokter Tifa
M Taufik
Mulyono
Teman Kuliah Jokowi
ijazah Jokowi
Tudingan Ijazah Palsu Jokowi
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Kekayaan Wahyudin Moridu Anggota DPRD Gorontalo yang Berucap Mau Merampok Uang Negara |
![]() |
---|
Duduk Perkara Wali Kota Prabumulih Arlan Copot Kasek Roni, Akui Salah usai Dipanggil Kemendagri |
![]() |
---|
3 Rekam Jejak Wahyudin Moridu Anggota DPRD Gorontalo yang Viral Berucap Mau Merampok Uang Negara |
![]() |
---|
Dua Orang yang Dilaporkan Hilang Usai Demo Jakarta Ditemukan, Ternyata Merantau |
![]() |
---|
Alasan Menkeu Purbaya Tolak Program Tax Amnesty Berlanjut, Singgung Kredibilitas dan Pilih Fokus Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.