Sosok Stanggy Anak Buruh Bangunan Diterima Kuliah di Kedokteran UGM, Ingin Mengabdi di Jayapura

SURYA.CO.ID - Inilah sosok Stanggy Nirwana Putri, yang lolos seleksi masuk Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. 

Stanggy, merupakan anak dari ayah yang bekerja buruh bangunan di Abepura, Jayapura.

Sedangkan, ibunya berjualan nasi kuning dan nasi pecel untuk membantu perekonomian keluarga.

Meski terlahir dari keluarga sederhana, Stanggy berpegang teguh pada tekadnya untuk mengenyam pendidikan di bangku perkuliahan. 

Kini, ia diterima di Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM).

Ia juga terpilih sebagai salah satu penerima subsidi Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar 50 persen dari UGM.

Bukan hanya itu, gadis 18 tahun ini juga menerima bantuan program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik), yang diberikan untuk siswa dari daerah 3T (Tertinggal, Tedepan, dan Terluar).

Sejak SMP, Stanggy memang sudah memimpikan bangku kuliah di UGM.

Selama tiga tahun bersekolah di SMAN 4 Jayapura, ia konsisten meraih peringkat teratas dan aktif mengikuti berbagai kompetisi, mulai dari tilawah Al Quran hingga lomba jurnalistik, pidato, dan OSN bidang informatika.

“Aku selalu berusaha aktif di banyak kegiatan. Beberapa lomba bahkan sempat sampai ke tingkat provinsi,” kata Stanggy, dikutip SURYA.CO.ID dari laman UGM.

Ingin Mengabdi di Kampung Halaman

Cita-cita Stanggy menjadi dokter terinspirasi dari alumnus UGM, dokter Sudanto, yang dijuluki Dokter 2000.

Julukan ini diberikan karena dokter Sudanto hanya menarik biaya rendah untuk warga kurang mampu.

“Pasiennya banyak dari luar Abepura juga. Kalau anak saya bisa jadi seperti dokter Sudanto, yang bantu orang-orang miskin, saya pasti bangga,” kata sang Ibu.

Selain itu, Stanggy juga ingin menjadi dokter agar bisa kembali ke tanah kelahiran dan mengabdi pada masyarakat.