Pengolahan Sampah di RSUD Syamrabu Bawa Keuntungan, Bupati Bangkalan Dorong Semua OPD Miliki TPS3R

Farhat mengungkapkan, urusan sampah khususnya sampah non medis produksi rumah sakit harus selesai di masing-masing OPD.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad faisol (edo)
SAMPAH BERNILAI - Bupati Bangkalan, Lukman Hakim didampingi vendor TPS3R, Satria Eko Santosa memantau paket-paket olahan sampah siap jual milik TPS3R Nompak Prao RSUD Syamrabu Bangkalan ke pabrik, Jumat (27/72025). 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – RSUD Syamrabu Bangkalan merespons program ‘Bangkalan Berse Onggu’ (sangat bersih) dengan mengoptimalkan prinsip reduce, reuse, dan recycle (3R) melalui pendirian Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Nompak Prao (Naik Perahu). 

Urusan produksi sampah nonmedis itu kini tidak lagi membebani keuangan rumah sakit, sebaliknya menjadi suntikan cuan (keuntungan) dari bagi hasil dengan pihak ketiga.

Vendor TPS3R ‘Nompak Prao’ RSUD Syamrabu Bangkalan, Satria Eko Santosa mengungkapkan, pihaknya pada tahun pertama memberikan keuntungan kepada rumah sakit sekitar 10 persen lewat pengolahan sampah non medis itu.

Sebagaimana yang telah menjadi kesepakatan awal, dengan komposisi 90 persen laba milik vendor untuk mengembalikan modal pembelian semua peralatan.   

“Untuk tahun kedua, kami memberikan RSUD Syamrabu laba 30 persen, tahun ketiga kami berikan di angka 70 persen bagi hasil keuntungan. Jadi kami hanya menerima 30 persen keuntungan dari penjualan karena untuk balik modal sudah selesai di tahun pertama dan kedua,” ungkap Satria, Minggu (27/7/2025).

TPS3R Nompak Prao diresmikan Bupati-Wakil Bupati Bangkalan, Lukman Hakim-Moch Fauzan Ja’far bersama Ketua PCNU/MUI Bangkalan, KH Makki Nasir, Jumat (25/7/2025) lalu.

Penyediaan semua peralatan mulai dari mesin chopper atau pencacah, mesin pengayak, mesin press, dan komposter memang menjadi tanggung jawab pihak vendor. Sementara untuk kegiatan pemilah sampah masih dilakukan secara manual.

Satria menjelaskan, produksi sampah nonmedis dari tiap pos di lingkungan RSUD Syamrabu Bangkalan awalnya masuk ke TPS3R untuk dilakukan pemilahan manual oleh lima petugas. 

Kegiatan awal itu untuk memisahkan sampah organik dan non organik, dilanjutkan dengan penyortiran untuk mendapatkan sampah bernilai ekonomis seperti plastik, botol plastik, dan kardus.  

“Setelah itu masuk ke mesin jumbo bag, dipilih lagi berdasarkan warna dan jenis sampah sebelum dilakukan pengepresan dan pencacahan. Ketika semua sudah rampung, barulah dijual ke pabrik, di sana kembali diolah menjadi kemasan-kemasan baru,” pungkas Satria. 

Dirut RSUD Syamrabu Bangkalan, dr Farhat Suryaningrat mengungkapkan, keberadaan TPS3R terbukti mampu memecahkan persoalan sampah di rumah sakit itu.

“Sekarang sampah non medis milik kami bernilai guna sesuai standar dari Kementerian Kesehatan, bahwa setiap rumah sakit harus mempunyai TPS3R untuk pengolahan sampah non medisnya,” ungkap Farhat.

Program ‘Bangkalan Berse Onggu’ digelorakan Lukman kepada ratusan perwakilan Pegawai Negeri Sipil (PNS) lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Bangkalan serta perwakilan dari sejumlah elemen masyarakat di alun-alun kota pada 11 Juli 2025.

‘Bangkalan Berse Onggu’ diharapkan mampu menjadi komitmen bersama, sekaligus menjadi tonggak dimulainya langkah strategis melalui terwujudnya sinergitas antara Pemkab Bangkalan selaku sektor hilir dan masyarakat di sektor hulu dalam mengatasi permasalahan sampah.  

Farhat mengungkapkan, urusan sampah khususnya sampah non medis produksi rumah sakit memang harus selesai di masing-masing OPD.

“Selama ini kami mengeluarkan anggaran untuk urusan sampah nonmedis, tapi sekarang kami menghasilkan pendapatan melalui kegiatan TPS3R. Sampah-sampah yang telah diolah di TPS3R kami, dijualkan oleh pihak ketiga. Peralatan juga tidak beli melainkan semua dari pihak ketiga,” terangnya.

Update produksi sampah harian yang dihimpun SURYA dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkalan saat ini mencapai 98,7 ton. Dengan dominasi sampah rumah tangga sekitar 70 persen, sisanya merupakan sampah dari warung-warung kuliner.

Setelah program Bangkalan Berse Onggu diluncurkan dua pekan lalu, DLH Bangkalan mencatat sebanyak dua bank sampah telah didirikan. 

Pertama Bank Sampah DLH, kedua Bank Sampah Pemda yang dikelola bersama oleh sejumlah OPD di kompleks perkantoran pemda, di antaranya Bappeda, Dispenda, PUPR, Cipta Karya, Dinas Komunikasi dan Informatika, hingga BPKAD.

Bupati Bangkalan, Lukman Hakim berharap, semua lembaga pemerintahan di lingkungan Pemkab Bangkalan bisa mendirikan TPS3R sebagai upaya mengolah sampah agar bernilai ekonomis. Sehingga di masa mendatang, tidak ada lagi OPD-OPD menjadi penyumbang sampah. 

“RSUD Syamrabu menjadi pilot project, kami harapkan nanti bisa menular ke semua lembaga di pemerintahan, semua kantor OPD ada pengolahan sampah. Sehingga komitmen bersama tentang Bangkalan Berse Onggu bisa terwujud,” ungkap Lukman. *****

 

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved