Berita Viral
Pengakuan 4 Teman Kuliah Jokowi saat Reuni: Berani Sumpah Ijazah Asli, Bantah IPK di Bawah 2,0
4 teman kuliah di Fakultas Kehutanana Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat pengakuan soal keaslian ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Teman kuliah di Fakultas Kehutanana Universitas Gadjah Mada (UGM) menyinggung soal keaslian ijazah Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).
Mereka meyakini bahwa ijazah Jokowi memang asli, tidak seperti yang dituduhkan Roy Suryo Cs.
Pengakuan ini disampaikan teman kuliah Jokowi saat menghadiri reuni ke-45 angkatan 1980 Fakultas Kehutanan UGM, di Aula Integrated Forest Farming Learning Center, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (26/7/2025).
Berikut rangkuman pengakuan teman kuliah Jokowi.
Lulus Lebih Awal
Seorang peserta reuni, Mustoha Iskandar, menegaskan bahwa Jokowi memang benar pernah menjadi mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM.
“Pasti asli. Gimana nggak pasti wong teman-temannya masih ada, saksi hidup,” kata Mustoha yang menyelesaikan studinya pada 1986, dikutip SURYA.CO.ID dari TribunJogja.com.
Mustoha menyebut, Jokowi lulus setahun lebih awal darinya, yakni pada 1985.
“Namanya ijazah gimana, masa nunjukin ijazah-ijazahnya,” ujarnya.
Ia juga menyebut, sejumlah rekan alumni telah menjalani pemeriksaan oleh kepolisian terkait tuduhan pemalsuan ijazah Jokowi.
Menurutnya, pemeriksaan itu dilakukan di Polda Metro Jaya.
Baca juga: Asal Muasal Lakban Kuning yang Melilit Arya Daru Ternyata Diketahui Istri, Punya Cadangan di Yogya
“Kita sudah banyak, sudah puluhan di-BAP. Ya pasti sidang. Kalau diperlukan panggil lah. Banyak (teman di-BAP). Akan sidang sebagai saksi, termasuk saya,” tuturnya.
Berani Sumpah
Hal senada disampaikan teman seangkatan lain, Heri Tribasuki.
Ia bahkan berani bersumpah bahwa ijazah Jokowi adalah sah.
“Asli, demi Allah, demi Allah itu asli. Saya saksi hidup,” ucap Heri
Unggul Bidang Akademik
Selain Mustoha, teman seangkatan lain, Mulyono, menyebut Jokowi merupakan alumnus angkatan 1980.
“Yang jelas nama saya Mulyono, kalau Pak Jokowi kan saya tahunya Pak Joko Widodo. Pernah sama-sama kuliah, satu kampus, ngobrol gitu,” ujar Mulyono.
Pria asal Sukoharjo, Jawa Tengah tersebut juga menyatakan bahwa dari sisi akademik, Jokowi adalah mahasiswa yang lebih unggul darinya.
Menurutnya, Jokowi mampu menyelesaikan kuliah lebih cepat berkat capaian nilai yang lebih baik.
Bantah IPK Jokowi Cuma 2
Ada pula Totok Suripto, yang jauh-jauh terbang dari Samarinda, Kalimantan Timur, untuk menghadiri reuni di UGM.
Totok mengaku, ia adalah teman seangkatan sekaligus teman wisuda Jokowi pada 5 November 1985 lalu.
“Saya teman seangkatan Pak Jokowi ya. Nomor mahasiswa saya 1696, terus nomor mahasiswa Pak Jokowi 1681,” ungkap Totok Suripto setelah acara reuni.
Pria asli Semarang, Jawa Tengah ini mengaku pernah bermain ke rumah Jokowi di Solo saat masih kuliah.
Ketika itu dirinya tidak sendirian karena ada beberapa teman fakultas yang ke Solo. Setelah dari rumah Jokowi mereka ke tempat wisata.
“Namanya juga masih muda saat itu,” ucap Totok.
Sebagai teman seangkatan sekaligus teman wisuda Jokowi, Totok banyak ditanya orang melalui sambungan telepon, aplikasi, dan sosial media.
“Mereka banyak yang tanya apa bener Pak Jokowi itu lulus."
"Katanya dia DO karena Indeks Prestasi (IP) hanya 2 begitu."
"Ya saya jawab Pak Jokowi lulus, malah Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)-nya itu 3 koma ya. Saya 3,05 dan Pak Jokowi itu malah lebih besar dari punya saya,” jelas Totok Suripto.
IPK adalah nilai rata-rata dari semua mata kuliah yang diambil mahasiswa selama masa studi di perguruan tinggi dari semester awal hingga akhir.
Nilai maksimal dari IPK adalah 4,00.
Ketika wisuda pada 1985 silam, Totok juga sempat berkomunikasi dengan Jokowi. Saat itu, hanya 17 orang dari Fakultas Kehutanan yang mengikuti wisuda.
“Saat itu ya sempat foto-foto, terus kumpul keluarga. Pak Jokowi sepertinya juga diantar orang tuanya,” kenangnya.
Awal Mula IPK Jokowi Disorot
Dugaan nilai IPK Jokowi turut diperkarakan oleh Roy Suryo, karena Jokowi sempat menyinggung nilainya semasa kuliah di UGM di bawah 2.
Pengakuan Jokowi tersebut dilontarkan pada 2023 saat Mahfud MD masih menjabat sebagai Menkopolhukam.
Roy Suryo menganggap pengakuan Jokowi itu perlu diselidiki karena dirasa janggal, pasalnya mahasiswa dengan IPK 2,0 bisa lulus dari UGM.
Diketahui pengakuan Jokowi soal nilai IPK tersebut juga memicu kasus ijazah palsu itu mencuat.
"Yang memicu (kasus ijazah) sebenarnya Pak Jokowi sendiri ketika tahun 2013, dia bercanda dengan Prof. Mahfud MD tentang IP atau Indeks Prestasi."
"Singkat kata, waktu itu Pak Mahfud cerita IP-nya 3,8, Pak Jokowi cerita di bawah 2. Nah, publik lalu bertanya, kok IP di bawah 2 bisa lulus dari UGM, padahal lulusnya lima tahun," ujar Roy Suryo dikutip dari YouTube Cumi-cumi, Minggu (18/5/2025).
Dari sanalah Roy Suryo Cs jadi penasaran hingga akhirnya melakukan penelusuran dan mengulik soal skripsi hingga ijazah Jokowi.
Keraguan Roy Suryo Cs soal ijazah Jokowi itu ditambah sebelumnya ijazah SD - SMA milik mantan presiden itu juga pernah dilaporkan Bambang Tri yang hingga kini kasusnya pun masih bergulir di Pengadilan.
Namun, belakangan ini fakta nilai IPK Jokowi itu terungkap setelah sejumlah dokumen bukti sang presiden pernah kuliah di UGM, ditampilkan ke publik oleh Bareskrim Polri beberapa waktu lalu.
Adapun nilai IPK Jokowi tersebut terlampir pada transkrip nilainya saat kuliah di UGM.
Adanya bukti transkrip nilai tersebut sekaligus menjawab fakta pengakuan Jokowi soal IPK-nya di bawah 2.
Bareskrim Polri dalam konferensi pers pada 22 Mei 2025 lalu, menampilkan daftar nilai dari dokumen kelulusan Jokowi termasuk ijazah dan skripsi.
Terlihat IP Jokowi untuk kredit wajib di Fakultas Kehutanan UGM adalah 3,25
IP untuk kredit pilihan, Jokowi mendapatkan IP 2,61 sehingga total IPK untuk kredit wajib + pilihan adalah 3,05.
Dari penayangan daftar nilai Jokowi semasa kuliah di UGM, terkuak bahwa IPK Jokowi adalah 3,05, bukan di bawah 2.
Sebenarnya daftar nilai dan IPK Jokowi juga pernah diungkap oleh dosen pembimbingnya yakni Kasmudjo.
Pada 2019 lalu, Kasmudjo sempat menceritakan sosok Jokowi semasa kuliah di UGM seperti apa.
Kasmudjo menyebut Jokowi memiliki prestasi gemilang yakni IPK mencapai 3,2.
"Prestasinya (Jokowi) di atas rata-rata, sangat bagus tidak, jelek atau kurang juga tidak," ungkap Kasmudjo, dalam artikel Tribun Jogja tayang pada 20 Oktober 2019.
Lebih lanjut, diungkap Kasmudjo, ia dulunya tidak banyak membimbing Jokowi saat skripsi.
Karena yang paling banyak berkontribusi untuk kelulusan Jokowi adalah dosen pembimbing skripsinya yakni Achmad Sumitro.
"Waktu Pak Jokowi ambil skripsi itu saya termasuk masih menjadi dosen muda. Hubungannya dengan skripsi, saya hanya membantu saja, pembimbing utama Prof Ahmad Sumitro," kenang Kasmudjo.
"Jokowi termasuk salah satu yang kita pilih untuk berpartisipasi, sehingga boleh mengajukan judul yang berkaitan dengan pengerjaan penelitian itu."
"Skripsinya tentang situasi kondisi mebel di Surakarta. Kadang-kadang (Jokowi) memerlukan saya untuk membantu (skripsi), tapi resminya dengan Prof Ahmad Sumitro," sambungnya.
===
Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.
Klik di sini untuk untuk bergabung
berita viral
Teman Kuliah Jokowi
Kasus ijazah palsu jokowi
SURYA.co.id
Universitas Gadjah Mada (UGM)
ijazah Jokowi
surabaya.tribunnews.com
Tudingan Ijazah Palsu Jokowi
Tabiat Farel Prayoga Bikin Kagum, Enggan Terima Hadiah Mewah untuk Konten, Pilih Usaha Beli Sendiri |
![]() |
---|
Sosok Pengemudi Rantis Brimob yang Resmi Tersangka Kasus Kematian Driver Ojol Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Sosok Asli Affan Driver Ojol yang Tewas Dilindas Rantis Brimob, Tak Neko-neko, Kebaikan Terkuak |
![]() |
---|
Jabatan Baru Ahmad Sahroni Usai Dicopot dari Komisi III DPR RI, Diduga Karena Ucapan Tolol |
![]() |
---|
Nasib 7 Anggota Brimob Terduga Penabrak Driver Ojol Affan Kurniawan, Terbukti Langgar Kode Etik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.