Pelajar Surabaya Sabet Penghargaan Ajang Internasional, Beradu dengan Inovator Berbagai Negara

Kedua peneliti muda itu membawa pulang sejumlah penghargaan yakni Medali Emas, Platinum Award (Trophy) dan Kenyalang Grand Award (Trophy).

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa
PELAJAR SURABAYA RAIH PRESTASI - Dua pelajar asal Surabaya, Ezekiel Shawn Wondo dan Numa Fathun Nizar, mengukir prestasi di ajang Borneo International Innovation Creativity Competition (BIICC) 2025, yang diselenggarakan di Kuching, Sarawak, 26 hingga 30 Juni 2025 lalu. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Dua pelajar asal Surabaya, Ezekiel Shawn Wondo dan Numa Fathun Nizar, mengukir prestasi di ajang Borneo International Innovation Creativity Competition (BIICC) 2025, yang diselenggarakan di Kuching, Sarawak, 26 hingga 30 Juni 2025.

Mewakili Sekolah Ciputra Surabaya, kedua peneliti muda itu membawa pulang sejumlah penghargaan yakni Medali Emas, Platinum Award (Trophy) dan Kenyalang Grand Award (Trophy).

Sebelumnya kedua pelajar ini telah mengikuti ISRC (Indonesia Science Research Competition) dan berhasil meraih Gold dan Grand Award. Penelitian lanjutan kemudian dilakukan di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Ezekiel Shawn Wondo menyebut, kompetisi BIICC mempertemukan ratusan inovator dari berbagai negara, seperti Malaysia, UAE, Turkmenistan, Bangladesh, Philippines, Thailand, El Salvador hingga Romania.

Baca juga: KRONOLOGI Kecelakaan di Cerme Gresik Tewaskan Seorang Pelajar, Motor Sempat Oleng

Ia menyebut tantangan utamanya adalah menyampaikan riset secara jelas dan menarik di hadapan juri lintas disiplin dan budaya.

“BIICC memberikan pengalaman yang lebih internasional dan interaktif,” ungkapnya, Sabtu (19/7/2025).

Keduanya pun belajar untuk menyederhanakan penyampaian konsep teknis seperti Model Pemrograman Linear Integer Campuran (MILP).

Selain itu juga menjelaskan dampaknya secara global, serta menjawab pertanyaan kritis dari para juri dengan percaya diri.

“Pengalaman ini memperkuat kemampuan komunikasi ilmiah kami dan membuka wawasan bahwa inovasi tidak hanya soal ide, tapi juga soal bagaimana ide tersebut diterima dan dipahami oleh masyarakat luas,” sebutnya.

“Proyek kami menjawab tantangan krusial, merancang sistem energi berkelanjutan untuk ibu kota baru Indonesia, Nusantara,” tambah Ezekiel Shawn Wondo.

Ia menyebut penelitian dalam kategori math engineering ini berfokus pada tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB: SDG 7 (Energi Bersih) dan SDG 13 (Aksi Iklim).

“Kedua tujuan ini saling terkait, karena transisi menuju energi bersih dan terbarukan merupakan kunci untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim,” sebutnya.

Sementara itu, Numa Fathun Nizar menyebut Ibu Kota Nusantara (IKN) menawarkan konteks pengembangan yang unik bagi jaringan mikro terdesentralisasi.

“Teknologi surya dan angin telah matang, tetapi penerapannya di wilayah-wilayah berkembang masih terbatas,” ujarnya.

Pada riset ini, disebutkan bahwa keterbatasan sumber daya dan investasi merupakan tantangan dalam merancang jaringan mikro terbarukan di Nusantara.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved