TransJatim Ekspansi ke Lamongan, Konektivitas Lintas Wilayah di Jawa Timur Semakin Luas

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Perhubungan terus memperluas jangkauan layanan angkutan massal TransJatim. 

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Cak Sur
Istimewa
EKSPANSI TRANSJATIM - Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Nyono, menegaskan bahwa ekspansi TransJatim terbaru akan menjangkau wilayah Lamongan dan Gresik, demi menutup kekosongan layanan transportasi umum yang selama ini belum terlayani secara memadai. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) melalui Dinas Perhubungan (Dishub) terus memperluas jangkauan layanan angkutan massal TransJatim

Kepala Dishub Jatim, Nyono, menegaskan bahwa ekspansi terbaru akan menjangkau wilayah Lamongan dan Gresik, demi menutup kekosongan layanan transportasi umum yang selama ini belum terlayani secara memadai.

“Rute ke Lamongan ini bukan sekadar perluasan, tapi menjawab kebutuhan masyarakat di wilayah tanpa akses transportasi memadai,” tegas Nyono saat ditemui, Sabtu (19/7/2025).

Menurutnya, selama ini koridor yang dilalui TransJatim sengaja diarahkan ke rute-rute baru agar tidak berbenturan dengan trayek yang sudah ada. 

"Kalau kami langsung masuk ke trayek yang sudah ada, pasti ada gesekan sosial dengan pengusaha angkutan lama. Maka kita pilih masuk ke wilayah yang belum tersentuh layanan angkutan. Salah satunya Lamongan," paparnya.

Trayek baru ini akan menghubungkan Terminal Tipe B Lamongan ke Paciran, kemudian ke wilayah Dukun di Gresik, dan kembali ke Lamongan utara. 

Rute tersebut akan terkoneksi dengan Koridor 5 TransJatim yang telah lebih dahulu beroperasi. 

"Lamongan itu terpecah antara selatan dan utara. Dengan masuk lewat Dukun (Gresik),konektivitas dua wilayah ini bisa terwujud. Ini solusi transportasi yang luar biasa," katanya.

Rencana peluncuran koridor baru ini dijadwalkan pada Oktober 2025, bertepatan dengan bulan ulang tahun Pemerintah Provinsi Jawa Timur

“Kanu jadikan ini hadiah ulang tahun untuk Jatim. Masyarakat butuh layanan yang aman, murah dan nyaman,” ujarnya.

Sementara itu, Nyono juga menyinggung tantangan konektivitas antarmoda di wilayah Surabaya. Ia mengakui bahwa integrasi tiket antara TransJatim dan Surabaya Bus masih belum menemukan titik temu.

“Kami sudah lakukan rapat dua kali, dan dari sisi TransJatim kami siap sistem tiket terusan, bahkan siap berbagai skenario pembagian pendapatan. Tapi dari Surabaya Bus sampai sekarang belum ada keputusan,” ungkapnya.

Meski begitu, Nyono tetap berharap koordinasi antarlembaga bisa menghasilkan solusi terbaik.

“Kami ini sama-sama pemerintah. Mau dilayani Surabaya Bus, TransJatim, Wirawiri, yang penting masyarakat terlayani. Tidak perlu ada sekat,” tegasnya.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved