Objek Dugaan Korupsi Nadiem, Ratusan Laptop Chromebook Masih Dipakai di Sekolah-Sekolah di Bangkalan

Kemarin pada ANBK masih dipakai, masih dimanfaatkan. Tetapi kalau untuk kebutuhan lain tidak bisa karena harus terhubung internet

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
Surya/Ahmad Faisol (Ahmad Faisol)
BANTUAN KEMENDIKBUD - Para siswa SDN Jaddih I, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan mengoperasikan belasan unit perangkat Chromebook dalam kegiatan Asesmen Nasional Berbasis Komputer bantuan dari Kemendikbud Ristek RI di era Menteri Nadiem Makarim. 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Penyidikan atas dugaan kasus korupsi megaproyek pengadaan laptop chromebook di era Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) RI, Nadiem Makarim bergulir di Kejaksaan Agung (Kejagung) RI. 

Distribusi bantuan perangkat sejenis laptop itu juga menyasar sejumlah lembaga pendidikan negeri dan swasta di Kabupaten Bangkalan.

Kerugian keuangan negara atas skandal kasus dugaan korupsi pengadaan Digitalisasi Pendidikan periode 2019-2023 itu mencapai Rp 1,98 triliun. Sebagaimana dipaparkan Direktur Penyidikan Jampidsus Kejagung RI, Abdul Qohar pada Selasa (15/7/2025).

Dari total 41.703 unit Laptop Chromebook yang digelontorkan oleh Kemendikbud ristek, beberapa di antaranya mengalir ke sejumlah lembaga pendidikan negeri dan swasta di Kabupaten Bangkalan.

“Ada sekitar 90 unit yang kami terima pada tahun 2019, informasi jumlahnya sebanyak itu bukan di periode saya menjadi kepala sekolah,” ungkap Kepala SMAN 1 Tanjung Bumi, Abd Wahid kepada SURYA, Kamis (17/7/2025).

Ia menjelaskan, puluhan unit laptop Chromebook itu hingga saat ini masih dimanfaatkan untuk beragam keperluan sekolah. Salah satunya untuk Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK), program evaluasi pendidikan yang diselenggarakan Kemendikbud Ristek RI.

“Sebagian layak, meski ada beberapa unit yang rusak, tetapi banyak yang layak. Hanya dipakai ketika ANBK dengan sistem online ke aplikasi kementerian, itu setiap tahun," kata Wahid.

"Kalau dalam kesehariannya tidak kami pakai karena memang tidak bisa menyimpan data seperti umumnya laptop. Itu sekelas perangkat elektronik seperti tablet, kami kesehariannya menggunakan PC komputer saat mengajari siswa,” imbuhnya.

Hal senada disampaikan Kepala SMK Ibnu Cholil, Muzakki. Lembaga pendidikan swasta yang berlokasi di Jalan Halim Perdana Kusuma itu mendapatkan 30 unit laptop Chromebook pada tahun 2012.

“Kemarin pada momen ANBK masih dipakai, masih dimanfaatkan. Tetapi kalau untuk kebutuhan lain tidak bisa karena harus terhubung dengan internet. Chromebook itu kan berbasis internet, bukan seperti Windows, kami menerima dalam bentuk baru,” kata Muzakki.

Sementara Kepala SDN Jaddih I, Kecamatan Socah, Mohammad Nur menyatakan, 15 unit Chromebook yang diterima sekolah pada tahun 2019 kondisinya baik ketika dilakukan pengecekan di awal penerimaan.

“Namun ada satu unit tidak bisa dioperasikan meski kondisinya menyala normal. Sejauh ini, 14 unit masih normal, namun beberapa di antaranya mulai tidak lancar, bermasalah  karena mungkin sering dipakai,” singkat Mohammad Nur. *****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved