Ekonom dan Ulama Ingatkan Dampak Boikot Tanpa Data, Bisa Jadi Black Campaign
Ekonom Universitas Airlangga, Gigih Prihantono menjelaskan, aksi boikot yang tidak berbasis data akurat dapat berdampak serius pada ekonomi nasional
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
"Pemerintah harus ikut turun. Harus dipisahkan juga antara konflik Israel-Palestina ini dengan perusahaan-perusahaan yang tidak berafiliasi secara riil," ujarnya.
Gigih membandingkan fenomena boikot saat ini dengan gerakan ‘cinta rupiah’ yang pernah muncul di tengah krisis moneter.
Menurutnya, peran aktif pemerintah sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas ekonomi sosial negara, mencegah salah arah solidaritas, dan memastikan gerakan masyarakat tetap bermuara pada dampak positif.
Adapun solidaritas terhadap Palestina adalah sikap mulia.
Namun, dalam menyalurkannya, masyarakat perlu mengedepankan ketelitian, verifikasi, dan pertimbangan maslahat yang lebih luas.
Sikap kritis, bijak, dan berbasis data bukan hanya akan memperkuat posisi moral Indonesia di mata dunia, tetapi juga mencegah gerakan ini ditunggangi kepentingan lain yang justru menyakiti pihak-pihak tak bersalah di dalam negeri.
aksi boikot
black campaign
Ekonom Universitas Airlangga
Gigih Prihantono
Palestina
Israel
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Avian Brands Perkuat Kebijakan dan Sistem Sustainability untuk Dorong Bisnis Berkelanjutan |
![]() |
---|
VITA Festival 2025 Ajak Keluarga Breaking the Scroll dari Layar Gadget ke Koneksi Nyata |
![]() |
---|
Tangis Ambar Penjaga Kantin saat Lapaknya Dibakar Pendemo Kantor Gubernur Jateng: Kasihan Saya Ini |
![]() |
---|
Kapolda Jatim Sapa Ribuan Demonstran Mahasiswa yang Gelar Aksi, Beri Jaminan Ini |
![]() |
---|
Rayakan HUT Kemerdekaan RI ke- 80, Pemkab Lamongan Menggelar Gerakan Pasar Murah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.